Pemilu Palestina Abbas 28 Januari 2010
                                          
Niat Abbas menyelenggarakan pemilu pada 28 Januari 2010 adalah untuk 
melegalisir pemerintahannya yang sudah kadaluwarsa sejak bulan Febuary 2009 
yang lalu.  Baik United Nation maupun dunia Internasional tidak bisa lagi 
memberi pengakuan kepada Abbas sebagai kepala negara, otomatis negara Palestina 
batal diakui meskipun belum lagi secara resmi pembatalan ini diumumkan oleh UN.

Palestina Hamas menolak rencana pemilu oleh pemerintahan Palestina Abbas ini 
karena pihak Hamas menganggap mereka masih syah sebagai legislatif yang 
terpilih.  Tentu saja tidak benar, karena kalo presiden-nya sudah kadaluwarsa 
maka badan legislatif nya juga sama2 kadaluwarsa karena pemilu presiden 
berlangsung bersama dengan pemilu legislatifnya.

Betul, dulunya Hamas terpilih untuk menguasai badan legislatif, tapi juga 
dulunya Abbas terpilih sebagai presiden Palestina atau sebagai kepala 
executive-nya.  Dan yang paling betul adalah sekarang setelah 5 tahun baik 
presidennya dan legislatifnya sudah kadaluwarsa tidak lagi bisa mewakili rakyat 
Palestina ataupun negara Palestina.

Niat Abbas untuk menyelenggarakan Pemilu ini ditentang dan ditolak oleh Hamas, 
namun Abbas tidak peduli dengan sikap Hamas mau tidak setuju atau mau setuju 
tetap pemilu akan dilangsungkan sepihak oleh Abbas.

Jelas, tujuan Abbas untuk melegitimasi kekuasaannya melalui rekayasa pemilu 
yang ditentang Hamas ini tidak akan memungkinkan untuk mendapatkan pengakuan 
Internasional dan pengakuan UN.

UN dan dunia Internasional hanya akan mengakui negara Palestina keseluruhannya 
karena cuma satu negara Palestina saja yang akan diakui.  Dengan demikian 
perpecahan antara Hamas dan Fatah akan berlangsung secara abadi, bahkan niat 
negara2 Arab untuk mendamaikan kedua pihak sudah tertutup tidak memungkinkan 
lagi sehingga segala bantuan juga otomatis terhenti.

Artinya segala omong kosong tentang negara Palestina menjadi mubazir, termasuk 
niat Hamas dan Abbas untuk meminta dukungan dunia agar Israel dinyatakan 
sebagai penjahat perang hanya menjadi kontroversi koran saja yang tidak mungkin 
bisa menjadi kekuatan hukum Internasional.  Justru, tuduhan pelanggaran HAM ke 
alamat Hamas makin ber-tumpuk2 sementara Israel secara rutin melakukan 
pemboman2 berkala terhadap berbagai terowongan2 yang baru dibuat untuk 
menyelundupkan bomb, senjata, makanan dan obat2an yang digunakan untuk 
menembaki perbatasan Israel.

Sekarang ini, baik Hamas maupun Fatah sudah kehabisan amunisi dan mereka hanya 
mampu untuk saling membunuh sesamanya dan sudah kehilangan kemampuan untuk 
menyerang pasukan Israel.

Tekanan2 ekonomi yang makin berat terhadap Gaza dan Westbank tidak menambah 
beban Israel karena tidak meningkatkan serangan roket2 keperbatasan Israel.  
Tekanan2 ekonomi ini lebih bermanfaat meningkatkan saling bunuh antara Hamas 
dan Fatah sehingga korban2nya makin meningkat drastis tanpa perlu menyebabkan 
Israel dituduh menjadi penjahat perang yang dikutuk.

Betul juga khan, Islam yang saling membunuh tidaklah memungkinkan menuduh 
Yahudi sebagai pembunuhnya.  Orang Yahudi tak perlu membunuh karena orang Islam 
lebih mampu dalam saling membunuh.

Kita sebagai umat Islam hanya bisa menyaksikan bagaimana praktek agama Islam 
kenyataannya dilapangan, tentu bukan salah orangnya melainkan salah ajaran itu 
yang meracuni orangnya.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




Kirim email ke