Jawa Pos [ Sabtu, 18 Oktober 2008 ]
Pengungsi Ahmadiyah di Mataram Minta Suaka ke AS MATARAM - Ratusan warga Ahmadiyah yang saat ini mendiami lokasi pengungsian di Jalan Transito, Mataram, mulai jenuh hidup tanpa kejelasan. Kepada perwakilan Konsulat Jenderal Amerika Serikat (AS) Surabaya yang mengunjungi pada Kamis (16/8), mereka meminta suaka agar dapat hidup normal di negara Paman Sam itu. Ketua Pengungsi Ahmadiyah Mursidin mengatakan, warga Ahmadiyah di pengungsian saat ini telah jenuh hidup sebagai pengungsi. Selama dua tahun sembilan bulan mereka hidup dengan penuh kekurangan. Sebagai manusia normal, mereka ingin dapat hidup bermasyarakat di mana saja. Bahkan, jika tidak diterima di negaranya, mereka bersedia hidup di negara lain. ''Dalam pikiran kami, seolah sudah tidak ada lagi tempat untuk hidup di negara sendiri. Karena itu, kami minta agar kami mendapatkan suaka ke AS,'' kata pria paruh baya itu di hadapan Wakil Konsulat Jenderal AS di Surabaya Jeffri M. Loore dan sejumlah staf konsulat yang lain. Kunjungan wakil Konsulat Jenderal AS itu memang bertujuan mengetahui kondisi pengungsi Ahmadiyah. Dalam kunjungan selama dua jam lebih itu, selain melihat kondisi pengungsian, mereka berdialog dengan sejumlah pengungsi. Sejumlah hal ditanyakan, seperti kondisi kesehatan, ketersediaan makanan, hingga pendidikan anak-anak pengungsi. Sejumlah pengungsi mengungkapkan, kondisi mereka saat ini cukup memprihatinkan. Selain kekurangan sandang dan pangan, mereka harus hidup dalam ketakutan. Perwakilan Konsulat AS itu tidak banyak berkomentar soal keadaan pengungsi, termasuk soal permintaan suaka ke AS. Mereka hanya berjanji akan menyampaikan keinginan para pengungsi tersebut kepada pemerintah AS. ''Nanti kami sampaikan semua ke negara kami,'' kata salah seorang staf konsulat Carissa Adamson kepada para pengungsi. (ms/jpnn/ru