Demokrasi Liberal tahun 1950-an adalah era paling kontroversial dalam perjalanan Republik Indonesia. Ada yang bilang ini sistem impor dari Barat dan bukan keinginan mayoritas rakyat. Banyak pula yang mengenangnya sebagai masa paling demokratis. Mahkamah Agung masih berwibawa. Jaksa dan hakim amat dihormati. Atas dasar apa Soekarno membubarkannya? (Majalah Tempo, edisi Agustus 2007) Catatan sejarah masa demokrasi liberal 1950’an nampaknya masih sangat relevan untuk menjadi pelajaran perjalanan berbangsa dan bernegara. Dari multi partai, persaingan antar partai, remuknya supremasi hukum, gerakan anti korupsi, kuasa militer, hingga nasionalisasi, adalah beberapa aspek menarik yang bisa kita catat dan pelajari. Untuk meneruskan pembacaan kita, tentunya tetap dengan sikap kritis berikut dihimpun link-link laporan khusus Tempo plus kolom Taufik Abdullah, Rocky Gerung, Ignas Kleden, Nono Anwar Makarim, Sebastiaan Pompe, Andi Widjajanto, Thung Ju Land an Benedict R.O.G. Anderson. Semoga bemanfaat. Silah kunjung http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/pergulatan-demokrasi-liberal-sepenggal.html