http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=news&detail=true&id=6638

2009-04-03 
Persaingan Dua Calon Dinasti Politik


George Junus Aditjondro



Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarnoputeri boleh saja berdebat soal 
bantuan langsung tunai (BLT). Atau soal kebijakan harga BBM. Sebab sebenarnya, 
kebijakan energi kedua capres itu tidak banyak berbeda. Waktu Megawati jadi 
presiden, harga BBM dinaikkan. Sedangkan pada era SBY-JK, harga BBM dinaikkan 
dengan sekali genjot, lalu diturunkan secara berangsur tiga kali, dengan nilai 
total sebesar kenaikannya. Jadi impas. 

Bantuan langsung tunai diadakan untuk membantu rakyat kecil menghadapi kenaikan 
harga sembako dan ongkos angkutan umum. Namun, walaupun harga BBM sudah tiga 
kali turun, ongkos angkutan umum tidak juga turun. Jadi, sebenarnya perdebatan 
SBY dan Megawati soal BLT hanya menyentuh hal-hal di permukaan. Termasuk 
sewaktu memantau pembagian BLT di Kantor Pos Rawamangun, 25 Maret lalu, Puan 
Maharani menegaskan, partainya akan mengawasi pembagian BLT. 

Puan Maharani? Ya, putri Megawati dan Taufiq Kiemas, juga caleg PDI-P dari 
Dapil V Jateng yang meliputi Klaten, Sukoharjo, Boyolali, dan Solo. Ini 
menunjukkan bahwa di balik perdebatan soal BLT, ada kesamaan dalam kampanye SBY 
dan Megawati: keduanya melibatkan keluarga besar untuk merebut kursi di 
Senayan. 

Dari keluarga besar Megawati, bukan hanya putri bungsunya yang terlibat dalam 
kampanye itu. Taufiq Kiemas, suaminya, caleg untuk Dapil Jabar II. Adik kandung 
Taufiq, Nazaruddin Kiemas, maju lewat Dapil Sumsel I, tanah kelahiran Kiemas 
Bersaudara. Adik kandung Megawati, Guruh Soekarnoputra, maju dari Dapil Jatim 
I. Keponakan Megawati dan anak Guruh Soekarnoputra, Putri Guntur Soekarnoputra, 
maju dari Dapil X Jabar. 

Gejala serupa tampak pada keluarga besar SBY. Anak bungsu SBY, Edi Baskoro 
Yudhoyono, menjadi caleg Partai Demokrat dari Dapil Jatim VII yang meliputi, 
Pacitan. Edi Baskoro sering berkampanye mendampingi ayah-ibunya. Adik ipar SBY, 
Hartanto Edhie Wibowo, pengusaha, maju dari Dapil Banten III. 

Munculnya kerabat politisi senior sebagai caleg tidak terbatas pada SBY dan 
Megawati. Masih di lingkungan PDI-P, Sabam Sirait, deklarator partai itu, maju 
bersama anaknya, Maruarar Sirait. Sang ayah dari Kalteng, sang putra dari Jabar 
XI. Sekjen PDI-P, Pramono Anung, maju bersama adiknya, Ariabima. Abangnya maju 
lewat Jatim V, adiknya lewat Jateng V. 

Gejala 'regenerasi politik' ini juga tampak pada partai-partai lain. Setelah 
pecahan PKB yang dipimpinnya gagal ikut pemilu, Yenny Wahid, anak Gus Dur, 
mendorong anggota partainya untuk mendukung Gerindra. Dari Golkar, Ketua DPR 
Agung Laksono maju dari Jakarta, sementara anaknya, Dave Laksono, dari Jabar. 
Dari Gerindra, dua keponakan Prabowo Subianto -Tommy dan Budi Djiwandono- maju 
sebagai caleg mewakili Kalimantan serta Jakarta Selatan dan Luar Negeri. 


Dinasti Politik 

Untunglah, gejala pembentukan "dinasti politik" di Indonesia belum separah di 
Asia Selatan. Di India, tiga generasi Nehru pernah jadi perdana menteri (PM). 
Di Sri Lanka, dinasti Bandaranaike telah menghasilkan tiga PM dan seorang 
presiden, sejak negeri itu merdeka 1948. Jadi, dibandingkan dengan Sri Lanka, 
India, dan Pakistan, di mana duda Benazer Bhutto, Asif Zardari, kini jadi 
presiden, dinasti Bung Karno belum sampai terbentuk di panggung politik 
Indonesia. 

Sementara itu, pengaruh keluarga besar Megawati masih kalah dibandingkan dengan 
pengaruh keluarga besar SBY di pentas ekonomi politik Indonesia. Terutama 
pengaruh saudara-saudara dan ipar-ipar Ibu Negara. Seorang adik ipar, Brigjen 
Pramono Edhie Wibowo, sekarang Danjen Kopassus. Seorang abang ipar, Letjen 
Erwin Sudjono, mantan Pangkostrad dan Kasum TNI. Seorang adik ipar lagi, Gatot 
Mudiantoro Suwondo, kini Dirut BNI. Lalu, Hadi Utomo, Ketua Umum DPP Partai 
Demokrat yang mengusung SBY sebagai calon presiden untuk kedua kalinya, juga 
adik ipar Ani Yudhoyono.

Hartanto Edhie Wibowo, adik kandung Ani, adalah Bendahara Yayasan Majelis 
Dzikir SBY Nurussalam. Bersama Yayasan Puri Cikeas, yayasan ini 'jembatan 
penghubung' keluarga SBY dengan sejumlah pengusaha, yakni Sukamdani dan 
anaknya, Hariadi, Tanri Abeng dan anaknya, Emir Abeng, serta Aziz Mochdar, 
mitra bisnis Bambang Trihatmodjo dan adik Muchsin Mohdar. Muchsin sendiri adik 
ipar BJ Habibie. 

Sayangnya, para capres yang asyik melakukan regenerasi politik tidak peka 
terhadap segala kritik gejala ini, yang merujuk pada dua bahaya. Pertama, 
gejala ini mengerdilkan partisipasi anggota partai yang bukan keluarga besar 
elitenya. Kedua, nepotisme di bidang politik sering melebar ke dunia bisnis. 
Makanya, ketimbang mengutak-atik BLT, lebih baik undang para capres berdebat 
soal pro dan kontra pembentukan dinasti politik melalui pemilu legislatif dan 
pilpres mendatang. 


Penulis adalah peneliti pembentukan oligarki para presiden RI, sejak Soeharto 
sampai SBY. Dapat dihubungi di georgejunusaditjon...@gmail.com

Kirim email ke