http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=news&detail=true&id=6658
2009-04-03 Pertemuan Beijing Upaya Melawan Kekebalan Obat Tuberkulosis Dipercepat [BEIJING] Para Menteri Kesehatan dari 27 negara yang memiliki beban terbesar resistensi atau kekebalan obat antituberkulosis (OAT) sepakat mempercepat upaya melawan kekebalan OAT untuk mengatasi epidemi global TB. Hal tersebut disepakati para pemimpin dunia, termasuk Sekretaris Jenderal WHO Dr Margaret Chan, Bill Gates dari Bill and Melinda Gates Foundation, Wakil Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok Li Keqiang, dan para menteri kesehatan serta perwakilan dari 27 negara dengan beban resistensi OAT tertinggi yang hadir dalam Ministerial Meeting of High MDR/XDR TB Burden Countries yang diselenggarakan di Beijing 1-3 April. Informasi yang dilansir situs WHO, Kamis (2/4) menyebutkan, dalam penutupan pertemuan akan diluncurkan seruan aksi yang didukung sejumlah lembaga kesehatan internasional dan lembaga bantuan nonpemerintah. Seruan aksi itu mencakup : akses universal untuk diagnosis dan terapi MDR/XDR TB tahun 2015, memastikan kendala biaya penanggulangan TB bisa diatasi, memastikan tersedia tenaga terlatih, memperkuat sistem laboratorium, kerja sama dengan semua sektor, memastikan dan melaksanakan kebijakan pengendalian infeksi dari udara, memastikan ketersediaan pasokan OAT yang bermutu, memperkuat mekanisme dan peraturan untuk kepastian ketersediaan OAT, mobilisasi sosialisasi dan advokasi dan mengembangkan peralatan yang diperlukan untuk memerangi MDR/XDR TB. Kerja Sama Menurut Li Keqiang, Tiongkok akan bekerja sama dengan dunia untuk meningkatkan pengendalian kasus TB. Dalam hal resistensi OAT, pemerintah Tiongkok akan memperkuat pencegahan dan pengobatan. Sementara itu, menurut Margaret Chan, pencegahan dan manajemen resistensi OAT memerlukan perhatian politik tingkat tinggi karena mengendalikan resistensi OAT tidak cukup hanya dengan program saja. Di sisi lain, Bill Gates meminta semua negara melakukan investasi di bidang inovasi metode untuk memerangi TB. " Setiap negara harus merasa penting, apakah menghadapi atau tidak kasus TB. Setiap negara mampu membuat inovasi, apakah itu merupakan teknologi tinggi atau tidak, dan juga setiap negara dapat mengadaptasi sistem untuk menggunakan inovasi terbaik dari negara lain," katanya. Indonesia menempati posisi kedelapan dari 27 negara yang memiliki beban terbesar kekebalan OAT. Secara global, setiap tahun lebih dari setengah juta pasien TB MDR/XDR, bukan satu setengah juta seperti yang dimuat sebelumnya (SP, Kamis, 2/4). Suatu kasus TB dikatakan TB MDR apabila kuman Mycobacterium tuberculosis resisten terhadap dua dari OAT lini pertama, sedangkan TB XDR bila kuman TB juga resistensi pada OAT lini kedua. Suatu negara tergolong dalam negara-negara dengan beban TB MDR terbesar apabila 10 persen dari kasus baru TB kebal terhadap OAT. Ada 27 negara yang memiliki kasus terbesar TB MDR/XDR di antaranya Armenia, Azerbaijan, Bangladesh, Belarus, Bulgaria, Tiongkok, Kongo, Estonia, Ethiopia, Georgia, India, Indonesia, Kazhakastan, Latvia, Lithuania, Myanmar, Filipina, Nigeria, Pakistan, Afrika Selatan, Vietnam, Ukaraina, Uzbekistan [N-4]