http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2008111123462317

      Rabu, 12 November 2008 
     

      BURAS 
     
     
     

Premanisme, Isme tanpa Ideologi! 


       
      "ISME satu ini tudak beda dengan 'isme' lain, bisa membuat orang masuk 
kerangkeng tanpa berbuat pidana secara langsung!" ujar Umar. "Cukup diduga, 
dicurigai anggota premanisme, tanpa kesempatan membela diri bisa diperlakukan 
sebagai penganut ismenya!"

      "Dibanding dengan komunisme, faktor pendorong yang menjerumuskan orang ke 
dalam isme ini tidak jauh beda--terutama kemiskinan dan ancaman kelaparan!" 
sambut Amir. "Perbedaan pada orientasinya! Kalau komunisme berorientasi 
menjatuhkan dan menggantikan kekuasaan yang membuatnya melarat dan kelaparan, 
premanisme sekadar memenuhi tuntutan perut yang lapar lalu kalau bisa 
berfoya-foya melupakan penderitaan dan kemiskinannya! Itu karena premanisme 
merupakan isme tanpa ideologi, ia hanya limbah atau sampah dari suatu sistem 
atau ideologi yang salah urus sehingga premanisme bisa muncul dalam masyarakat 
atau negara dengan ideologi apa pun!"

      "Berarti pembersihan premanisme tidak beda dengan program 'Ayo 
Bersih-Bersih' Kota Bandar Lampung! Sikat habis semua sampah dari timbunannya!" 
tukas Umar. "Tapi bagaimana kalau cuma sampahnya disapu bersih, sedang 
kebiasaan orang membuang atau menimbun sampah sesukanya terus berjalan? Dalam 
premanisme, bagaimana kalau sistem atau ideologi yang salah urus itu terus 
melimpahkan limbahnya ke masyarakat? Apa harus kita sapu bersih terus dengan 
cara mengesampingkan asas praduga tidak bersalah itu? Artinya, harus kita paksa 
polisi menegakkan hukum dengan cara melanggar hukum, yang sifatnya prinsipiil 
itu?"

      "Maka itu, perlu kriteria yang jelas antara preman dan premanisme!" 
timpal Amir. "Di Bogor sampai beberapa waktu lalu di atas jalan dari Jembatan 
Merah ke Terminal Merdeka terpampang petunjuk buat pengemudi bertulisan 
'Preman' dan angkot! Kata 'preman' dimaksud kenderaan pribadi, dipisahkan dari 
jalur angkot! Dengan contoh itu, pemakaian kata preman tampak perlu sikap 
reserve!"

      "Istilah petugas berpakaian preman juga, preman itu bukan polisi, tentara 
atau petugas yang lazim berpakaian seragam!" sambut Umar. "Preman dalam bahasa 
sehari-hari juga berarti orang tidak punya pekerjaan! Lantas apa orang tidak 
punya pekerjaan harus diperlakukan seperti penjahat?"

      "Itu menunjukkan perintah menyapu bersih preman bisa cenderung kabur, 
kurang spesifik, bisa merugikan orang yang sedang susah tidak punya pekerjaan!" 
tegas Amir. "Untuk itu, sasaran paling tepat adalah premanisme--suatu gejala 
yang menjurus merugikan masyarakat! Premanisme yang paling meresahkan biasanya 
berbentuk organized crime, memiliki pola patron-client--pimpinan dan anak buah! 
Patron santai, client cari setoran dengan cara ilegal!"

      "Namun harus tetap diingat!" sela Umar. "Mereka hanyalah limbah dari 
sistem atau ideologi yang salah urus! Seiring pembersihan premanisme itu sistem 
yang salah urus juga harus dibereskan! Kalau tidak, polisi akan seperti 
Sisiphus yang dikutuk mengangkat batu ke puncak gunung, setiap sampai atas 
batunya berguling ke bawah lagi! Begitu terus, dari zaman ke zaman!"


     

<<bening.gif>>

<<buras.jpg>>

Kirim email ke