Presiden RI Masih Harus Orang Jawa Bukan karena Jusuf Kala belum berani maju menjadi presiden, juga bukan berarti Golkar tidak bersedia untuk menempatkan Jusuf Kala ini hanya sebagai cawapres. Masalahnya, baik Jusuf Kala maupun Golkar-nya menyadari bahwa seorang presiden RI haruslah orang Jawa dan Jusuf Kala sama sekali bukan Jawa dan juga tidak berdarah Jawa.
Golkar sendiri sebenarnya sudah cacat berat sebagai partai politik akibat perbuatan mereka dizaman Suharto yang lebih banyak merugikan rakyat katimbang membela rakyat. Celakanya, Sultan Hamengkubuwono adalah anggauta Golkar. Namun dalam pemilu kali ini, Sultan Hamengkubuwono melepaskan dirinya dari Golkar dan tindakan ini tepat dan cukup baik. Namun dia melakukan langkah blunder dengan membiarkan dirinya dijadikan cawapres yang berpasangan dengan Megawati. Betul, belum tentu Megawati memilih Sultan untuk jadi cawapres-nya, namun dirinya sudah dijadikan bahan promosi gratis oleh Megawati dan hal ini sudah seharusnya siang2 ditolak mentah2 oleh Sultan kalo dia mau jadi presiden. Sultan Hamengkubuwono akan sanggup mengail suara pemilih terbanyak, apalagi dia orang Jawa, belum terdengar keburukannya, dan tinggal cari pasangan cawapres yang dari luar Jawa atau ahli hukum. Menurut saya Sultan sebagai capres bisa menempatkan Muladi sebagai cawapres. Apalagi Muladi adalah bekas Jendral. Prabowo banyak cacatnya, selain bekas keluarga pengkhianat yang dizaman Bung Karno melarikan diri ke Malaysia dan ber-sama2 Malaysia merusak ekonomi Sukarno yang akhirnya menjungkalkan Bung Karno. Prabowo juga jadi menantu Suharto yang kebusukannya sudah terkenal diseluruh dunia, dan terakhir Prabowo terlibat penculikan2 dan pembunuhan2 yang menjadi masalah pelanggaran HAM sehingga andaikan dia jadi presiden maka RI akan diembargo oleh seluruh dunia. SBY memang cukup kuat posisinya, tetapi kalo dia memasang Nurwalid sebagai cawapres maka dia melakukan langkah blunder karena Nurwalid adalah pendukung FPI dan negara Syariah yang telah merusak perekonomian Indonesia maupun menghancurkan negara Pancasila. Sebaiknya memang SBY memilih cawapress Sri Mulyani atau Muladi karena Sri Mulyani adalah wanita yang bisa berkomunikasi dengan dunia luar dan Muladi adalah ahli hukum yang terkenal bersih, tegas, dan tidak amibisius. Menurut saya dua figur terkuat adalah SBY dan Sultan, sedangkan figur2 lain terlalu banyak cacat2nya. Sekarang tergantung masing2 SBY dan Sultan harus memilih cawapres mereka untuk melenggang masuk ke pemilu sebagai dua saingan terkuat, sementara partai2 yang berlambang Islam tak perlu diperhitungkan karena suara mereka hanyalah semu tak akan bisa menang karena rakyat Indonesia sepenuhnya menentang Syariah Islam. Yang penting Sultan Hamengkubuwono harus jadi capres bukan cawapress dan jangan sekali2 memasangkan SBY sebagai capress dan Sultan sebagai cawapress karena kedua figur itu merupakan bahan yang cuma cocok jadi presiden bukan cawapress. Jadi menurut saya, komposisi SBY dan Muladi atau SBY dan Sri Mulyani merupakan pasangan yang paling bisa memenangkan suara. Atau juga bisa dilakukan oleh pasangan Sultan Hamengkubuwono dan Muladi. Ny. Muslim binti Muskitawati.