http://www.gatra.com/artikel.php?id=117515


Pidato Kenegaraan Presiden
RI Belum Aman dari Terorisme


Jakarta, 15 Agustus 2008 11:52
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui, Indonesia saat ini masih belum aman 
dari aksi-aksi terorisme.

"Negara kita belum aman dari aksi-aksi terorisme. Demikian pula, kita masih 
harus terus melakukan pemberantasan pembalakan liar, pencurian ikan, dan 
peredaran gelap narkoba," kata Presiden dalam pidato kenegaraan serta 
keterangan pemerintah atas RUU APBN 2009 beserta nota keuangannya di depan 
Rapat Paripurna DPR RI, Jakarta, Jum`at (15/8).

Oleh karena itu, kata Kepala Negara, agenda mewujudkan Indonesia yang aman dan 
damai, terus ditingkatkan dan dijaga bersama.

Presiden menuturkan dalam menjalankan amanat rakyat, ia telah menetapkan 
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang RPJM Nasional 2004-2009 yang 
mencantumkan tiga agenda pembangunan nasional yaitu agenda menciptakan 
Indonesia yang aman dan damai, menciptakan Indonesia yang adil dan demokratis, 
dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Pelaksanaan ketiga agenda utama itu, tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah 
(RKP) yang menjadi landasan penyusunan APBN setiap tahun, katanya. "Dalam 
pelaksanaan agenda mewujudkan Indonesia yang aman dan damai, melalui kerja 
keras dan upaya yang sinergis, kita berhasil mempertahankan stabilitas sosial, 
politik dan keamanan dalam kehidupan masyarakat," kata Presiden Yudhoyono dalam 
rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPR Agung Laksono itu.

Wilayah-wilayah rawan konflik seperti Nanggroe Aceh Darusallam, Papua, Poso, 
dan Maluku, kata Presiden Yudhoyono, terus memperlihatkan kemajuan secara 
nyata, terutama dalam proses pemulihan keamanan dan perbaikan kesejahteraan.

Situasi yang semakin stabil, selain memulihkan rasa percaya antar kelompok 
untuk saling berinteraksi juga makin meningkatkan kepercayaan dan wibawa 
aparatur pemerintah dan aparat keamanan di mata masyarakat, katanya. "Kebijakan 
pemerintah yang bersifat persuasif, proaktif, dan berimbang ternyata mampu 
meyakinkan berbagai pihak bahwa kekerasan bukanlah solusi terbaik untuk 
menyelesaikan masalah," katanya.

Presiden menyatakan bahwa negara Indonesia sudah semakin aman dan kondisi itu 
makin dirasakan mulai dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau 
Rote, di mana pun dan kapan pun di negeri ini. "Ini merupakan kemajuan yang 
amat penting sehingga kita bisa meluncurkan program Visit Indonesia Year 2008, 
untuk mengembangkan pariwisata Indonesia," katanya.

Sektor pariwisata tahun 2007 menyumbangkan penerimaan negara sebesar 5,3 miliar 
dolar AS dan berbeda dengan sektor lainnya, sektor pariwisata melibatkan jutaan 
tenaga kerja di bidang perhotelan, makanan, transportasi, pemandu wisata, 
sampai industri kerajinan.

Menurut laporan, kata Presiden Yudhoyono, jumlah wisatawan mancanegara yang 
berkunjung ke Bali sebagai barometer pariwisata Indonesia, terus menunjukkan 
peningkatan.

Pada tahun 2007 wisatawan di Bali mencapai angka tertinggi sejak krisis 1998 
bahkan lebih tinggi dari sebelum terjadinya pemboman di Bali akhir 2002.

Upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap aksi-aksi kejahatan transnasional 
dan terorisme juga menunjukkan hasil menggembirakan, katanya. "Aparat keamanan 
telah berhasil menangkap, mengadili, dan memvonis para pelakunya. Terakhir, 
aparat kepolisian berhasil menemukan sejumlah bahan peledak dan bom rakitan di 
Palembang," katanya.

Di satu sisi berbagai keberhasilan itu sangat menggembirakan namun di sisi lain 
harus tetap meningkatkan kewaspadaan.

Khusus untuk kejahatan narkoba, pemerintah bertekad memberantas sampai ke 
akar-akarnya, kata Presiden Yudhoyono.

Pemerintah melalui Kepolisian dan Kejaksaan Agung akan melakukan penyidikan dan 
penuntutan untuk memberikan hukuman yang seberat-beratnya bagi pengedar 
narkoba. "Mereka ini secara langsung membahayakan generasi muda bangsa, 
membahayakan masa depan dan kelangsungan hidup anak-anak kita," katanya. [EL, A

Kirim email ke