Bukan saja dibangun banyak rumah ibadah yang mewah, kokoh dan gemerlap, tetapi 
coba perhatikan lokasinya, rata-rata terletak bukan diaerah orang berada, 
tetapi didaerah orang miskin. Agaknya kaum miskin lebih membutuhkan dari pada 
yang kaya.


  ----- Original Message ----- 
  From: mediacare 
  To: zamanku ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Tuesday, August 26, 2008 3:52 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Rumah ibadah beratapkan langit, mungkinkah?


  Rumah ibadah beratapkan langit, mungkinkah? Saya ingin bertanya kepada para 
jamaah miliser sekalian. Di saat negeri kita banyak dihuni orang-orang miskin, 
patutkah kita membangun rumah-rumah ibadah yang kokoh, megah, gemerlap, dan 
mewah? 

  Kenapa kita tak bikin rumah ibadah beratapkan langit? Kita hijaukan bersama 
rumah ibadah itu dengan mencangkul tanah bersama, menanam aneka ragam 
pepohonan, lalu menyianginya beramai-ramai. Saat musim panen tiba, kita petik 
bunga dan buahnya. Lalu hasil bumi itu kita jual ke pasar, dan sebagian 
hasilnya disumbangkan ke kaum papa. 

  Kita cangkuli tanah untuk membuat danau buatan. Begitu air penuh, kita tebari 
bibit ikan, dan kia biarkan bebek-bebek berenang dengan bebasnya. 

  Akan marahkah Tuhan kalau kita tak beribadah di dalam bangunan kokoh dan yang 
beralaskan karpet mewah? 

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

Kirim email ke