Akhirnya Duta Besar Belanda hadir di acara Peringatan Peristiwa Pembantaian di Rawagede Setelah puluhan tahun Pemerintah Belanda berusaha menutupi lembaran hitam masa lalu Belanda di Indonesia, akhirnya kini Pemerintah Belanda terpaksa mengakui bahwa telah terjadi kejahatan perang dan kejahatan atas kemanusiaan yang dilakukan oleh tentara Belanda selama agresi militer yang dilancarkan oleh tentara Belanda dalam upaya menjajah kembali Indonesia, setelah bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Pada peringatan 61 Tahun Persitiwa Pembantaian di Rawagede, yang dilaksanakan di Monumen Rawagede, Desa Balongsari, Kabupaten Karawang, Duta Besar Kerajaan Belanda Dr. Nikolaos van Dam hadir dan membacakan pernyataan tertulis dalam bahasa Indonesia, dan teks bahasa Belanda dibagikan kepada pers Belanda. Ini untuk pertamakalinya seorang pejabat tertinggi dari perwakilan Kerajaan Belanda di Indonesia hadir dalam acara peringatan peristiwa kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara Belanda di Indonesia. Pada peringatan 60 Tahun Peristiwa pembantaian di Rawagede yang dilaksanakan pada 9 Desember 2007, Kedutaan Belanda hanya mengirim seorang pejabat rendahan, yaitu Wim Meulenberg, Wakil Kepala Bidang Penerangan dan Pers. Kehadiran Dubes Belanda ini bukanlah secara sukarela, melainkan atas keputusan parlemen Belanda. Pada 19 Oktober 2008 di Hotel JW Marriott Jakarta, dalam pertemuan antara 3 orang anggota Parlemen Belanda (Harry van Bommel, Joël Voordewind dan Harm Waalkens) dengan 2 orang janda (Wanti, 84 tahun, dan Wisah, 81 tahun) serta seorang korban selamat terakhir dari pembantaian di Rawagede, Sa’ih, 86 tahun, Harry van Bommel menyatakan, bahwa paling sedikit Duta Besar Kerajaan Belanda yang harus hadir pada acara peringatan tesebut. Dia berjanji akan membawakan hal ini ke parlemen Belanda. (lihat, http://batarahutagalung.blogspot.com/2008/10/akhirnya-anggota-parlemen-belanda.html) Pada 18 November 2008, Harry van Bommel menyampaikan MOSI di parlemen Belanda, yang isinya mendesak Pemerintah Belanda agar menugaskan Duta Besar Belanda untuk hadir pada Peringatan 61 Tahun Peristiwa Pembantaian di Rawagede. MOSI tersebut disetujui oleh mayoritas anggota parlemen. Dalam sambutannya, Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), Batara R Hutagalung memberikan informasi mengenai KUKB, kegiatan yang telah dilakukan, dan langkah-langkah yang akan ditempuh. A.l. disampaikan: Selengkapnya dan teks pernyataan Duta Besar Belanda Dr. Nikolaos van Dam, lihat: http://indonesiadutch.blogspot.com Catatan: Peristiwa Pembantaian di Rawagede di tvOne, Selasa, 23 Desember 2008, pukul 23.00. Program: NAMA DAN PERISTIWA