Din Syamsuddin pada hari Kamis lalu (diambil dari mediacare): ... "Kita harus memulai dari titik awal lagi untuk membenahi gambaran damai dan moderat tentang Muslim di Indonesia setelah penyerangan itu, " Din bercerita kepada The Jakarta Post. ... "Sebuah penyerangan dengan menggunakan kekerasan adalah murni sebuah tindakan kriminal dan negara seharusnya mengambil tindakan tegas terhadap hal ini. Kekerasan tidak mempunyai akar dalam islam.. Kekerasan adalah penyalahgunaan dalam beragama," Din berkata. "Alasan bahwa kita sepertinya tidak berbuat apa-apa karena kita tidak mau terprovokasi." ... ----
Pernyataan ini adalah Menyesatkan!!! Survey di Liputan 6, Republika, Detik dan Situs milik PBNU sudah menjelaskan pola pikir para penganut Islam! Din Syamsudin telah bertaqiya! Ia tahu persis bagaimana Islam berpikir! Islam bertujuan untuk menyatakan kepada seluruh dunia ini dua hal saja: 1. Terima Allah sebagai the only one sesembahan dan Muhammad sebagai rasul atau 2. Tunduk dan patuh dibawah belas kasihan Islam Tidaklah mungkin ajakan masuk Islam dan tunduk dilakukan baik2 saja! Mereka memang harus diberitahu terlebih dahulu dan kemudian di tempeleng kalau masih tetap bandel tidak mengikuti ajakan! Berikut dibawah ini kutipan tulisan saya bahwa FPI justru Islami, sesuai dengan AQ dan sunnatulah: ... Pesan yang paling WAHID disampaikan oleh beliau sebelum wafat justru mengusir Pagan keluar dari zajirah Arab! Pesan itu disampaikan mendahului 2 pesan lainnya! Bukhari, Volume 4, Book 52, Number 288; Book 53, Number 393; Volume 5, Book 59, Number 716: Narrated Said bin Jubair: Ibn 'Abbas said, "Thursday! What (great thing) took place on Thursday!" Then he started weeping till his tears wetted the gravels of the ground . Then he said, "On Thursday the illness of Allah's Apostle was aggravated and he said, "Fetch me writing materials so that I may have something written to you after which you will never go astray." The people (present there) differed in this matter and people should not differ before a prophet. They said, "Allah's Apostle is seriously sick.' The Prophet said, "Let me alone, as the state in which I am now, is better than what you are calling me for." The Prophet on his death-bed, gave three orders saying, "Expel the pagans from the Arabian Peninsula, respect and give gifts to the foreign delegates as you have seen me dealing with them." I forgot the third (order)" (Ya'qub bin Muhammad said, "I asked Al-Mughira bin 'Abdur-Rahman about the Arabian Peninsula and he said, 'It comprises Mecca, Medina, Al-Yama-ma and Yemen." Ya'qub added, "And Al-Arj, the beginning of Tihama.") Dan kemudian, menurut hadis dan AQ berikut ini, ternyata kalimat itu bukan saja diperuntukan kepada kaum pagan, namun lebih tepatnya kepada KAUM KAFIR yang artinya adalah kepada non muslim di manapun Muslim ada, maka tidak ada tempat bagi KAFIR kecuali atas belaskasihan Islam dengan syarat-syarat tertentu, sebagaimana disebutkan dalam Hadis Sahih Muslim: Hadis Sahih Muslim, Ch 19, Book 019, Number 4366: It has been narrated by 'Umar b. al-Khattib that he heard the Messenger of Allah (may peace be upon him) say: I will expel the Jews and Christians from the Arabian Peninsula and will not leave any but Muslim. Hadis Sahih Muslim, Ch 19, Book 019, Number 4364: It has been narrated on the authority of Ibn Umar that the Jews of Banu Nadir and Banu Quraizi fought against the Messenger of Allah (may peace be upon him) who expelled Banu Nadir, and allowed Quraiza to stay on, and granted favour to them until they too fought against him Then he killed their men, and distributed their women, children and properties among the Muslims, except that some of them had joined the Messenger of Allah (may peace be upon him) who granted them security. They embraced Islam. The Messenger of Allah (may peace be upon him) turned out all the Jews of Medlina. Banu Qainuqa' (the tribe of 'Abdullah b. Salim) and the Jews of Banu Haritha and every other Jew who was in Medina. Hadis Sahih Muslim, Ch 10, sharing the fruits, Book 010, Number 3763 dan juga di Hadis Sahih Bukhari,Volume 3, Book 39, number 531 Ibn Umar reported that 'Umar b. al-Khattab (Allah be pleased with him) expelled the Jews and Christians from the land of Hijaz, and that when Allah's Messenger (may peace be upon him) conquered Khaibar he made up his mind to expel the Jews from it (the territory of Khaibar) because, when that land was conquered, it came under the sway of Allah, that of His Messenger (may peace be upon him) and that of the Muslims. The jews asked Allah's Messenger (may peace be upon him) to let them continue there on the condition that they would work on it, and would get in turn half of the fruit (of the trees), whereupon Allah's Messenger (may peace be upon him) said: We would let you continue there so long as we will desire. So they continued (to cultivate the lands) till 'Umar externed them to Taima' ang Ariha (two villages in Arabia, but out of Hijaz). *** Perlu diketahui, Semasa hidupnya, Nabi Muhammad telah mengirimkan surat pada para pemimpin dunia. Beliau memerintahkan mereka untuk masuk Islam. [Lings (1987), p. 260; Khan (1998), pp. 250–251; Alford Welch, Muhammad, Encyclopedia of Islam)] Ia kirimkan pengirim pesan bersama suratnya ke Heraclius dari kerajaan Byzantine (Romawi Timur), Khosrau dari Persia, Raja Yemen dan beberapa lainnya. [Lings (1987), p. 260; Khan (1998), pp. 250–251] Pada tahun setelah gencatan Hudaybiyya (628 M), Nabi Muhammad mengirimkan pasukan menghajar Khaybar(628 M) dan juga mengirimkan tentara ke kota Busra di Byzantine untuk membasmi kaum lokal arab disana(Pagan dan kristen). Namun mereka di cegat di Desa bernama Mu’tah dan akhirnya dikenal sebagai perang Mu'tah (629M). Strategi kaum muslim saat itu adalah melakukan serangan dadakan saat penduduk lokal Arab (pagan dan kristen) sedang menunaikan ibadah puasa keagamaannya, namun serangan itu berhasil dipukul mundur. Zayd bin Harithah (anak angkat Nabi Nuhammad) dan Jafar ibn Abi Talib (Anak dari Paman Nabi) gugur di peperangan itu. Baru pada perang Tabuk (632M) Nabi Muhammad berhasil membalas kekalahannya di Perang Mut’ah. Perang Mut’ah juga merupakan satu-satunya perang yang tidak dimenangkan Khālid ibn al-Walīd, seseorang yang dijuluki "pedang Allah yang terhunus". Ia menjalani 39 Perang dan 2 perang dilakukan melawan pasukan Nabi Muhammad (Perang Uhud, 625 M dan perang Trench, 627 M) sedangkan sisanya Ia berperang bersama kaum Muslim. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Khalid diamanahkan untuk memperluas wilayah Islam dan berhasil menaklukan pasukan Romawi dan Persia. Pada tahun 636, pasukan Arab yang dipimpin Khalid berhasil menguasai Suriah dan Palestina dalam Pertempuran Yarmuk, menandai dimulainya penyebaran Islam di luar jazirah Arab. Pada masa pemerintahan Usman bin Affan, Setelah pertempuran di Marash yang juga dimenangkannya akhirnya Khalid diberhentikan tugasnya dari medan perang dan diberi tugas untuk menjadi gubernur Qinnasrin. Hal ini dilakukan oleh Usman agar Khalid tidak terlalu didewakan oleh kaum Muslimin pada masa itu. *** Jadi apa sebenarnya esensi dari wasiat terakhir Nabi itu? Itu adalah PERINTAH! Pengejawantahan dari Syahadat, menyatakan Allah sebagai the only one Sesembahan dan bersaksi Muhammad sebagai rasul. Bagi mereka yang tidak mematuhi, terancam implementasi Surat At Taubah. [9:29]Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah638 dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. 638: Jizyah ialah pajak per kepala yang dipungut oleh pemerintah Islam dari orang-orang yang bukan Islam, sebagai imbangan bagi keamanan diri mereka. [9:30]Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah".. Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling? [9:31]Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah639 dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. 639: Maksudnya:mereka mematuhi ajaran-ajaran orang-orang alim & rahib-rahib mereka dengan membabi buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh membuat maksiat atau mengharamkan yang halal. [9:123]Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa. Tafsir mengenai Surat At Taubah terutama no:123 (Rokhmat S. Labib, M.E.I.) Dalam Tafsirnya diriwayatkan bahwa surat ini diturunkan sesudah Nabi Muhammad s.a.w. kembali dari peperangan Tabuk yang terjadi pada tahun 9 H. Surat ini merupakan pengumuman ini disampaikan oleh Saidina 'Ali r.a. pada musim haji tahun itu juga.tidak terdapat basmalah, karena merupakan pernyataan perang dari Allah dengan arti bahwa segenap kaum muslimin dikerahkan untuk memerangi seluruh kaum musyrikin. Ar-Razi, az-Zuhayli, dan ash-Shabuni menuturkan, ketika Allah Swt. memerintahkan kaum Mukmin untuk memerangi kaum kafir secara keseluruhan. Dia pun mengajarkan metode yang paling tepat dan cocok untuk ditempuh, yakni mereka harus memulai dari yang dekat-dekat, lalu beralih kepada yang jauh-jauh.( Fakhruddin al-Razi, al-Tafsîr al-Kabîr Aw Mafâtîh al-Ghayb, vol. 15 Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1990), 181; al-Qinuji, Fath al-Bayan, vol. 5, 427; al-Zuhayli, al-Tafsîr al-Munîr, vol. 11, 80; al-Shabuni, Shafwat al-Tafâsîr, vol. 1, 529.) Dengan metode ini, kewajiban untuk memerangi kaum kafir secara keseluruhan dapat tercapai. (Al-Khazin, Lubâb al-Ta'wîl fî Ma'ânî al-Tanzîl, vol. 2 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1995), 423; Sulaiman al-'Ajili, al-Futuhât al-Ilâhiyyah, vol. 3 (Beirut: Dar al-Fikr, 2003, 239). Hal ini sejalan dengan dimaksudkan pada Bukhari Volume 1, Book 2, Number 24: Narrated Ibn 'Umar: Allah's Apostle said: "I have been ordered (by Allah) to fight against the people until they testify that none has the right to be worshipped but Allah and that Muhammad is Allah's Apostle, and offer the prayers perfectly and give the obligatory charity, so if they perform a that, then they save their lives an property from me except for Islamic laws and then their reckoning (accounts) will be done by Allah."... Selebihnya lihat di: Pojokan Wirajhana ------------------------------------------------------------------------------------------ From: M.J Thamrin <[EMAIL PROTECTED]> PENYERANGAN FPI TELAH MERUSAK IMAGE MUSLIM DI INDONESIA (ref: http://www.thejakar tapost.com/ news/2008/ 06/20/fpi- attacks-damage- ri-muslims039- image-muhammadiy ah-chairman. html) Kekerasan yang dilakukan oleh sebuah kelompok Islam radikal pada awal bulan ini telah menghancurkan persepsi/gambaran dunia internasional terhadap muslim di Indonesia, kata pemimpin kelompok Muslim terbesar ke dua di negara ini. Penyerangan yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI) pada sebuah kelompok massa yang mengusung pluralisme telah merusak 5 tahun kerja keras untuk menghilangkan gambaran kekerasan pada Muslim di Indonesia setelah pemboman atas nama agama dan konflik-konflik horizontal, kata Ketua Muhammadiyah Din Syamsuddin pada hari Kamis lalu. "Kita harus memulai dari titik awal lagi untuk membenahi gambaran damai dan moderat tentang Muslim di Indonesia setelah penyerangan itu, " Din bercerita kepada The Jakarta Post. Beliau mengatakan bahwa konflik-konflik horizontal di Sulawesi Tengah, Maluku dan Kalimantan Barat, begitu juga konflik-konflik vertikal di Aceh dan beberapa pemboman yang dilakukan para teroris di Bali dan Jakarta, Muslim di Indonesia mengalami waktu-waktu yang berat untuk meyakinkan dunia bahwa mereka sangat moderat dan sebenarnya hanya beberapa kelompok saja yang radikal. Gambaran moderat ini telah terhapuskan begitu saja karena ulah anggota FPI bersenjatakan tongkat bambu yang memukul dan menendang para aktivis dari Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) ketika melangsungkan Aksi Damai pada Tugu Monas 1 Juni 2008, yang mengakibatkan 70 orang terluka. Aksi Damai ini diadakan untuk memperingati Hari Lahirnya Ideologi Negara Pancasila ke-63 dan untuk menunjukkan dukungan bagi Kebebasan Beragama untuk minoritas Ahmadiyah Sebelum episode penyerangan ini, Din berkata, Muslim Indonesia telah menunjukkan posisi moderat dan damai mereka. "Tetapi dengan media massa secara global sedang mempublikasikan berita dari penyerangan ini dan stasiun-stasiun TV dengan jelas menyiarkan gambar-gambar penyerangan tersebut, saya tidak dapat lagi memprediksi gambaran/persepsi apa tentang kita (muslim di Indonesia) sekarang ini," beliau mengatakan. Beliau juga mengakui bahwa kritikan-kritikan terhadap organisasi mainstream seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah karena kegagalan mereka untuk bersuara keras terhadap elemen-elemen ektrimis dan konservatif sebagian adalah benar, tapi penyerangan- penyerangan itu seharusnya tidak dihubungkan pada agama. "Sebuah penyerangan dengan menggunakan kekerasan adalah murni sebuah tindakan kriminal dan negara seharusnya mengambil tindakan tegas terhadap hal ini. Kekerasan tidak mempunyai akar dalam islam. Kekerasan adalah penyalahgunaan dalam beragama," Din berkata. "Alasan bahwa kita sepertinya tidak berbuat apa-apa karena kita tidak mau terprovokasi." Para pengamat telah mengkritisi organisasi-organisa si Muslim moderat untuk kegagalan mereka menampilkan tolerasi beragama setelah keputusan pemerintah mengeluarkan SKB Ahmadiyah. Mereka berpendapat bahwa NU dan Muhammadiyah telah membiarkan kelompok-kelompok garis keras berpeluang dalam mengambil tempat publik dan mengklaim bahwa mereka mewakili semua Muslim di Indonesia. SKB Ahmadiyah telah diputuskan dan dikeluarkan oleh pemerintah pada awal bulan ini karena tekanan intensif dari beberapa kelompok ektrim, termasuk FPI dan Hizbut Tahrir Indonesia. Din mengkritisi media massa yang gagal melaporkan tindakan dan perbuatan para Muslim moderat dibandingkan dengan liputan kelompok-kelompok radikal. Beliau mengatakan bahwa organisasi-organisa si moderat seperti NU dan Muhammadiyah telah sangat aktif mengembangkan gambaran Islam yang merupakah berkah/berkat bagi semua orang. "Kita telah berupaya menjangkau mayoritas dengan ajaran-ajaran yang wajar dan tidak berlebihan. Kita telah berperang melawan kemiskinan, ketidakadilan, dan kebodohan dengan pendidikan dan kegiatan-kegiatan budaya," beliau menambahkan. Abdul Khalik The Jakarta Post