ayo ayo umat Kristen n Katolik, silkan retret.Saya kira undanngan romo maryo ini bagus sekali. Kegiatan ini sangat positif. Lalkukan lah dengan sungguh2, Hfsah Salim, gkrantau ayo retret..
--- In zamanku@yahoogroups.com, Romo maryo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > ·  Ada orang berjalan sendirian di tengah malam ketakutan, > padahal daerah yang ia lalui aman alias tidak ada penjahat; ada orang tinggal > sendirian jaga rumah takut, padahal semua pintu terkunci kuat dan tidak ada > penjahat yang akan menggangunya, dst.. Orang-orang yang demikian ini hemat saya > kurang atau tidak beriman, tidak percaya bahwa Allah senantiasa mendampingi > atau menyertai hidupnya melalui malaikat-malaikatNya. âSejak masa anak-anak sampai pada kematiannya malaikat-malaikat > mengelilingi kehidupan manusia dengan perlindungan dan doa permohonan. Seorang > malaikat mendampingi setiap orang beriman sebagai pelindung dan gembala, supaya > menghantarnya kepada kehidupanâ (Kamus Gereja Katolik, no 336). Malaikat pelindung adalah > kepanjangan para malaikat agung yang kita rayakan hari ini: Mikael adalah > komandan para malaikat dalam menghadapi aneka kejahatan, Gabriel adalah > komandan para malaikat pewarta gembira, sedangkan Rafael adalah komandan para > malaikat yang mendampingi umat beriman di dalam perjalanan. Malaikat pelindung > yang mendampingi kita berfungsi ke tiga tugas tersebut, maka hendaknya jangan > pernah takut dan cemas jika anda sendirian atau harus menghadapi godaan setan. > Warta Gembira hari ini juga mengajak dan memanggil kita untuk senantiasa berani > melihat dan menghayati kehadiran malaikat yang turun-naik kepada setiap > manusia. Maka hendaknya dalam keadaan dan situasi apapun, termasuk sedang > sendirian, jangan takut dan gentar, tentu saja asal percaya pada pendampingan > malaikat yang sangat setia siang dan malam menyertai kita. Rasa takut kiranya > merupakan salah satu bentuk pikiran negative seperti cemas, iri hati dan > khawatir. âPikiran iri hati, takut, > cemas, dan khawatir merusak dan menghancurkan syaraf dan kelenjar dan dengan > demikian mendatangkan segala macam penyakit fisik maupun mentalâ (Dr.Joseph > Murphy Drs, PhD, DD, LLD: Rahasia Kekuatan Pikiran bawah sadar, Spektrum 1997, > hal 103). > > ·  âAku terus > melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit > seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan > ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan > kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan > bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak > akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnahâ (Dan 7:13-14). Di tengah malam gelap gulita memperoleh > penglihatan atau penampakan yang indah dan luar biasa, itulah kiranya yang > digambarkan dalam kutipan di atas ini. Hal ini mengingatkan kita semua perihal > makna dan tujuan âbertapaâ, matiraga, atau ânyepiâ yang dilakukan oleh > sementara orang, untuk semakin mendekatkan diri pada Yang Ilahi. Di dalam tradisi > Gereja Katolik kita kenal apa yang disebut âretretâ, yang berarti mengundurkan > diri dari dunia ramai untuk merenung dan mawas diri. Bertapa atau nyepi serta > berdoa dalam retret pada umumnya dilakukan sendirian, dan orang sering berusaha > mencari tempat sepi dan gelap. Dalam kesendirian ini diharapkan orang menjadi > lebih peka akan suara dari Yang Ilahi melalui RohNya atau malaikat- malaikatNya. > Dan ketika ia memperoleh penampakan dari Yang Ilahi, berupa hiburan rohani, > maka iman, harapan dan cintakasihnya diperkuat dan diperdalam, dan dengan > demikian ia hidup segar bugar, sehat walâafiat baik secara fisik maupun mental > atau spiritual/rohani. Ia tidak takut dan gentar, cemas atau khawatir > menghadapi aneka tantangan, hambatan maupun ancaman dalam kehidupan. Maka > baiklah dengan ini kami berharap pada kita semua: marilah kita sempatkan waktu > khusus untuk âbertapaâ, matiraga, ânyepiâ atau retret secara periodik. Retret > atau olah kebatinan merupakan salah satu kebutuhan hidup kita. Yang tidak kalah > penting adalah pemeriksaan batin setiap > hari.. > > > > Jakarta, 29 September 2008. >