Mbah tawang yang baik,
  kebetulan saya nonton tv kemaren malem...
  berita ia akan mengawini lagi AKeTuTa (Anak kecil tujuh tahun)...
  ia menunjukan BUKTI tentang teladan rasul, bahwa AISYAH di nikahi usia dini..
  jadi ini juga bukti bahwa seorang PEMUKA AGAMA menyatakan AISYAH di nikahi 
usia dini
   
  nah, anak umur 7 tahun mana yang mens? mengapa ia bernafsu sekali mengawini 
anak 7 tahun..yang rata2 anak 7 tahun di Ind memang belum Mens...
   
  itu karena ia mengikuti sunnah nabi..teladan nabi..
  Sebagai muslim itu adalah tindakan terPUJI...bukan tindakan buruk
   
  masalahnya sekarang adalah saya!..2 orang anak saya SD kebetulan nonton! dan 
ia tanya, 'Pah...phodopil itu apa?'
  'mah...emang mamah waktu kawin dengan papa umurnya 7 tahun juga seperti deti 
(panggilan anakku)..dan orang yang di tv itu?'
   
  Saya mikir...kurang ajar nih Syeh puji..dia enak2an having a seks...gw mesti 
ngejelaskan pontang panting kalo mamanya tidak kawin umur 7 tahun...tapi 20 
tahunan..
   
  untuk saja syeh puji kelihatan tua...
   
  'deti..tua mana papa dengan orang itu'
   
  'tua orang itu'
   
  nah. kira2 sepuluh tahunan yang lalu..papa lebih muda dari ini ndak?'
  ya..nah, jadi jelas papa bukan orang tua kaya itu.
   
  sekarang kapan mama ulang tahun?
   
  'tanggal sekian2....
   
  nah, sekarang kurangi 10 tahun berapa...
   
  dua puluh....sekian2
   
  nah, jadi mama juga bukan orang seperti itu
   
  lho..anak itu koq kawin dengan orang tua??...koq dibolehin orant tuannya"
   
  Nah, saya mesti jawab apa?
   
  masa saya bilang
   
  'ya udah jpindah islam aja kamu supaya bisa kawin muda kaya anak '
   
  kan tolol banget jadinya!
   
  terpaksa saya katakan, 'aahhhhhh....udah-lah...papa mau nonton yang lain 
nieyyy..udahhh sana kamu tanya mama!'
   
  Ah syeh puji...syeh puji...lo yang enak gw ketempuhan tai-nya!
   
  

tawangalun <tawanga...@yahoo.com> wrote:
          Batasan wanita kawin di Islam asal sudah M.
Belum ada bukti ilmiah bahwa wanita yang baru saja menginjak M akan
menderita bilamana kawin.
Pertama saya kasih contoh mbah putri saya ketika kawin belum M,la mbah
kakung saya terpaksa sabar menunggu dulu sampai mbah putri M,baru bisa
berhubungan suami istri,so do nabi dulu.
Perkawinan beliau bisa kaken kaken ninen ninen.Mbah kakung wafat 92
th,lalu mbah putri 87 th.Dan kami keturunannya yo sehat2 wae ki.
Itu terjadi ketika th 1930,dan banyak pada masa itu di Jowo wanita
yang kawin masih kecil.Memang makin modern itu kawin makin susah ,coba
aja kan banyak sekarang sudah Dra gak berani kawin.Wong barat lain
lagi wong kalau ngesex sama2 enak kok saya yg disuruh rekoso bunting
dan melahirkan,akhirnya banyak wanita bule yang gak pengin kawin.Kalau
Islam? wah wong melahirkan itu podo nilainya dg Jihad je.
Lalu sekarangpun di Indramayu masih memegang adat kawin pada usia
dini,gadis disana sekitar 12 th sudah pada kawin.
Terus tuduhan Rasul pedhopili:
kalau pedhopili beliau pasti sehabis dg Aisyah akan ngawini gadis 7 th
terus,nyatane kok enggak.Pertama malah janda 40 th,lalu gadis 7 th,lalu
janda2 semua atau wanita yang 18 th.Jadi tuduhan wong kristen itu
kurang didukung fakta.

Shalom,
Tawangalun.
- In prole...@yahoogroups.com, "metafora_dunia" <metafora_dunia@>
wrote:
>
> Mau dibilangin Pedofil kek, tukang kawin kek, ato gelaran2 brengsek 
> lainnya...
> Menurutku Syaikh Puji, dkk. 
> hanya sedang menjalankan apa yg ia yakini.
> jelas, tidak bisa di nilai dan dibatasi dengan standar
> UU...
> Lha wong Syaikh Puji melakukan itu berdasarkan ajaran ISLAM.
> sementara UU-nya kan berdasarkan hukum positif peninggalan belanda.
> Ya beda... lah!
> ga bisa satu sama lain saling menilai 
> karena sumber dan standard nilainya beda.
> 
> KAlo saya sih dukung Syaikh Puji...
> (Bravo Syaikh Puji!)
> 
> pertama, KAn kawinnya sah!
> setidaknya menurut keyakinannya..
> kalo ini dibilang ISLAM melegitimasi sifat pedofil...
> hmm,,,
> saya idak akan pikir seperti itu dulu
> sebelum saya tau,
> apakah dalam ISLAM ada juga aturan2
> yang membatasi atau mngatur
> bagaimana seorg suami bersikap
> kpd seseorg yang sdh sah jadi istrinya.
> NAh,
> yang ngaku pendekar ISLAm,
> Buktikan deh, ada ato tidak?
> 
> Kedua, kayaknya lebih mending Syeik Puji
> daripada maniak sex lain yg
> dengan seenaknya saja masukin k
> lobang2...
> tanpa legalisasi...
> 
> 
> --- In prole...@yahoogroups.com, edi zal <edizale@> wrote:
> >
> > Surat Kabar Asahi, 9 Desember 2009, memberitakan tentang ulama yang 
> menikahi gadis berusia 12 tahun di Jawa Tengah. Dalih yang 
> dikemukakan oleh sang ulama adalah karena yang bersangkutan sudah 
> mengalami haid pertama dan sudah pantas dikawini. Tapi, kelakuannya 
> tersebut menimbulkan banyak tentangan dari organisasi HAM yang 
> menganggap praktik tersebut sebagai penyiksaan secara seksual 
> terhadap anak-anak.
> > 
> > Tidak dijelaskan adakah orang yang bersangkutan Shek Puji yang 
> menikahi gadis berusia 12 tahun atau Kiai Masyhurat yang menikahi 5 
> orang gadis di bawah umur. Para sampah bagi dunia, sang paedofil yang 
> doyan mengucup buah dada anak perempuan bawah umur ini, punya 
> perasaan yang sudah lumpuh karena memagut snobisme (orang yang senang 
> meniru gaya hidup atau selera orang lain yang dianggap lebih 
> daripadanya tanpa perasaan malu-malu) dari nabinya.
> > 
> > Paedofil (penyakit kejiwaan yang merujuk pada orang yang mempunyai 
> selera seksual terhadap anak kecil) sesuatu yang mencengangkan bagi 
> orang normal di Jepang kendati juga ada yang mengidap penyakit yang 
> sama di sini.
> > 
> > Sebagai catatan, UU Indonesia yang membolehkan anak perempuan 
> menikah adalah saat dia berusia 16 tahun, sedangkan UU Jepang 
> mengizinkan anak laki-laki menikah pada saat usia 18 tahun dan 
> perempuan pada saat usia 16 tahun.
> > 
> > Masyarakat Jepang, juga masyarakat maju lainnya, sangat sukar 
> memahami orang islam yang mempraktikkan shalat, puasa, naik haji, 
> sunat, paedofil, dan sebagainya yang berada di luar ranah logika 
> empiris mereka.
> > 
> > Sudah pasti orang seperti Habe, Jusfiq, Hafsah salim dan menampik 
> praktik paedofil ini.

--- End forwarded message ---



                           

       

Kirim email ke