Re: [zamanku] Re: Tafsir Penciptaan Bumi versi Al-Quran
Menanggapi pernyataan Ny. Muskitawati di atas, Terlihat dari pernyataan Ny. Muskitawati, bahwa Nyonya adalah seorang atheis. Variabel yang Nyonya sebutkan di atas sebagai pelengkap kelemahan manusia dalam berpikir adalah sebuah pembodohan terhadap konsep keagamaan itu sendiri. Yang perlu Nyonya ketahui adalah dalam konsep keagamaan, keyakinan atau iman adalah suatu hal yang mutlak. Keyakinan ini timbul atas dasar yang berbeda-beda untuk tiap-tiap individu. Namun, bukanlah sebagai alasan dari kemalasan berpikir sebagaimana Nyonya nyatakan. Saya sering bertukar pikiran tentang ini dengan penganut atheis, dan saya menemukan beberapa dari mereka yang memang cerdas, tapi saya mulai beranggapan bahwa Nyonya bukan salah satu dari golongan yang cerdas tersebut. Pernyataan kedua dari Nyonya, dimana Ny. Muskitawati menyatakan bahwa satu hari di planet manapun adalah sama, adalah pembodohan terhadap ilmu ilmiah yang sama sekali menyatakan hal yang berbeda. Seharusnya Nyonya melakukan riset terlebih dahulu tentang berapa lamakah satu hari di Planet Mars atau Venus atau Jupiter atau Saturnus, yang kesemuanya memiliki lama yang berbeda masing-masing, supaya tidak nampak sebegitu bodohnya. http://starryskies. com/solar_ system/venus/ a_day_and_ a_year_on_ venus.htm Link tersebut merupakan salah satu contoh bahwa 1 hari Venus adalah lebih dari setahun waktu di Bumi. Saya yakin kita semua adalah orang yang terbuka untuk berpendapat, namun hendaknya menggunakan otak dan bukan hanya emosi saja. Tanggapan selanjutnya adalah, maka sangat dimungkinkan jika ada sebuah tempat dalam galaksi kita, maupun dalam galaksi lain, dimana satu hari disana adalah 50 ribu tahun di Bumi, atau bahkan sebaliknya. Salam, Stephanus Iqbal From: Tawangalun tawanga...@yahoo.com To: zamanku@yahoogroups.com Sent: Fri, December 18, 2009 1:47:33 PM Subject: [zamanku] Re: Tafsir Penciptaan Bumi versi Al-Quran Memang waktu sejam dibumi dg diplanet lainnyapun sampai langit ketujuh adalah sama satu jam juga. yang dimaksud Quran tadi alam dunia dg alamnya Jibril yang sudah jelas beda,tapi ada relativitas. Orang yang sudah dialam kubur nunggu hisab misal umatnya Diponegoro kalau tidak dibedakan dg waktu didunia akan mengalami kebosanan.Makane Allah membikin satu hari di akherat serasa 5 hari bagi manusia yg tinggal dibumi.Jadi umatnya Musa tidak merasa nunggu terlalu lama sebab 5 tahun dibumi bagi umatnya Musa yg sudah dialam kubur baru serasa 1 tahun.Jadi sebelum Einstein menemukan Relativitas waktu sudah keduluan Allah yang mengeluarkan relativitas waktu dunia dg waktu akherat.Kata Einstein: Bila kita duduk didekat api yang panas maka waktu semenit akan serasa sejam,kebalikannya kalau kita didekat Marilyn Monroe maka sejam hanya serasa semenit.Nah piye itu Genduk Mus sama sama diduniapun waktunya sudah terasa beda. Shalom, tawangalun. --- In zama...@yahoogroups .com, muskitawati muskitawati@ ... wrote: Ignatius I Gde Manuke ignatiusigdemanuke @ wrote: Coba kamu lihat tafsirnya secara benar. QS 70:4. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.[1510] Penulis diatas ini hanyalah satu contoh dari jutaan rakyat Indonesia yang merusak cara berpikirnya dengan keimanan Islam. Tafsir itu hanyalah tebak2an yang sama sekali tidak ada jaminan benar. Malaikat, Jibril, Tuhan, Allah, Dewa, Jin, Setan, dan Thian kesemuanya adalah simbol2 abstract dari berbagai agama yang dijadikannya sebagai variable untuk menggantikan kelemahannya dalam berpikir sehingga tak perlu memikir. Satu hari dimanapun dan diplanet manapun dalam alam semesta ini waktunya adalah sama, yaitu rentang waktu terbitnya matahari di Timur hingga terbenamnya di Barat. Jadi tidak ada satupun tempat dimuka bumi ini dan juga dalam galaxy Bimasakti kita yang memiliki kadar waktu sehari = 50 ribu tahun. Bahkan di kutub sekalipun, rentang terbitnya dan terbenamnya matahari secara teoritis adalah 6 bulan bukan 50 ribu tahun. Begitulah, seperti sudah saya katakan sebelumnya, TAFSIR itu hanyalah tebak2an sama sekali bukan analysis seorang peneliti. Artinya, janganlah sekalipun anda berdebat dengan merujuk kepada tafsir karena setiap orang bisa bebas memberi tafsir apa saja tak perlu bukti dan tak perlu dipercaya. Ny. Muslim binti Muskitawati.
Re: [zamanku] Re: Tafsir Penciptaan Bumi versi Al-Quran
Permasalahan yang saya angkat di bawah hanyalah sekedar menanggapi pernyataan bodoh yang diutarakan oleh Ny Muskitawati, bukan pembenaran atas apa yang tertulis dalam sebuah kitab suci. Kenyataannya adalah, bahwa sangat mungkin hal itu untuk terjadi, mengingat hukum alam yang belum sepenuhnya dimengerti oleh manusia. Sebagaimana dapat dilihat dalam tanggapan saya, yang saya utarakan adalah kesalahan-kesalahan dalam asumsi yang mendasari kesimpulan yang dimiliki ole Ny Muskitawati. Dan untuk menanggapi pernyataan Saudara Lurino mengenai kitab suci dan kenyamanan material, adalah salah kalau anda menganggap bahwa kitab suci hanya mementingkan hal-hal yang immaterial saja. Kitab suci juga membahas perilaku politik, pelaksanaan ekonomi yang baik untuk masyarakat luas, dan juga hubungan sosial sesama manusia. Kitab suci, setidaknya dalam agama saya, Quran membahas secara eksplisit bagaimana praktik ekonomi sebaiknya berrlangsung, dan bagaimana cara membina hubungan sosial antar manusia dengan baik, dan bagaimana memberlakukan hukum yang meliputi hukum masyarakat dan kesinambungan keseluruhannya dalam sebuah syariah Islam, termasuk didalamnya pernikahan, hubungan dengan orangtua, hubungan dengan tetangga, dll. Tidak mungkin ada sebuah kenyamanan yang immaterial sementara seseorang merasa tidak nyaman secara material. Tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah perdebatan adalah bukan untuk mengetahui siapa yang memiliki nilai yang paling benar, karena kebenaran adalah sebuah hal yang sangat subyektif. Tapi adalah untuk mengetahui bagaimana pola berpikir dari lawan diskusi kita. Atas dasar apa mereka memiliki pemikiran sebagaimana mereka miliki. Namun, dalam hal Ny Muskitawati, saya perlu melakukan kritik, karena perdebatan yang Ny Muskitawati berikan tidak berdasarkan pada argumentasi yang logis. Tidak ada landasan yang jelas atas tiap-tiap argumennya, dan hanya didasarkan pada opini individu semata. Salam, Stephanus Iqbal From: Lurino lblu...@yahoo.com To: zamanku@yahoogroups.com Sent: Fri, December 18, 2009 4:08:36 PM Subject: Re: [zamanku] Re: Tafsir Penciptaan Bumi versi Al-Quran saya cuma bisa ketawa ngeliat kalian2 ini... orang atheis dan orang theis masing2 akan mencari kebenaran sejauh2nya atas apapun yang mereka percayai karena memang otak manusia nggak tahan menghadapi informasi yang nggak konsisten. jadinya ya kayak kalian2 ini, berdebat ngalor ngidul mengadu kebenaran siapa yang paling bener ketika sebenarnya keduanya sama2 nggak relevan. manusia primitif tradisional yang menulis kitab2 suci itu menulis dengan pemikiran terdalam mereka, atas dasar pengetahuan yang ada pada saat itu. karena itu mitos2 penciptaan ala taurat memiliki kemiripan dengan mitos2 lokal di tanah tempat ketiga buku itu ada. islam, sebagai salah satu perkembangan dari agamanya orang2 ibrani, mengambil mitos penciptaan dari taurat dan direvisi sesuai dengan pengetahuan yang ada pada masanya ditulis. hasilnya ya nggak jauh2 beda. coba kalo ada kitab suci yang ditulis sekarang ini. saya yakin di bagian penciptaan alam semesta isinya bakal berisi hal2 tentang relativitas, black hole, dark matter, dan sebangsanya. point saya adalah: bagi kita saat ini untuk berdebat kusir mengenai tafsir semacam ini sangat nggak relevan. kitab suci, sebagai elemen dari sebuah agama, hadir sebagai kodifikasi nilai2 luhur, tata hidup, dan kepercayaan yang dipakai untuk menciptakan keamanan, kenyamanan, dan keselarasan dalam masyarakatnya pada saat itu. nggak lebih, nggak kurang. kitab suci nggak punya urusan ngomong soal kebenaran material, karena urusannya kitab suci adalah kenyamanan immaterial. Lurino /tukangmikir From: stephanus iqbal krag...@yahoo. com To: zama...@yahoogroups .com Sent: Fri, December 18, 2009 10:26:04 AM Subject: Re: [zamanku] Re: Tafsir Penciptaan Bumi versi Al-Quran From: muskitawati muskitawati@ yahoo.com To: zama...@yahoogroups .com Sent: Wed, December 16, 2009 9:32:13 PM Subject: [zamanku] Re: Tafsir Penciptaan Bumi versi Al-Quran Penulis diatas ini hanyalah satu contoh dari jutaan rakyat Indonesia yang merusak cara berpikirnya dengan keimanan Islam. Tafsir itu hanyalah tebak2an yang sama sekali tidak ada jaminan benar. Malaikat, Jibril, Tuhan, Allah, Dewa, Jin, Setan, dan Thian kesemuanya adalah simbol2 abstract dari berbagai agama yang dijadikannya sebagai variable untuk menggantikan kelemahannya dalam berpikir sehingga tak perlu memikir. Satu hari dimanapun dan diplanet manapun dalam alam semesta ini waktunya adalah sama, yaitu rentang waktu terbitnya matahari di Timur hingga terbenamnya di Barat. Jadi tidak ada satupun tempat dimuka bumi ini dan juga dalam galaxy Bimasakti kita yang memiliki kadar waktu sehari = 50 ribu tahun. Bahkan di kutub sekalipun, rentang terbitnya dan terbenamnya matahari secara teoritis adalah 6 bulan bukan 50 ribu tahun. Begitulah, seperti sudah
Re: [zamanku] Re: Tafsir Penciptaan Bumi versi Al-Quran
From: muskitawati muskitaw...@yahoo.com To: zamanku@yahoogroups.com Sent: Wed, December 16, 2009 9:32:13 PM Subject: [zamanku] Re: Tafsir Penciptaan Bumi versi Al-Quran Penulis diatas ini hanyalah satu contoh dari jutaan rakyat Indonesia yang merusak cara berpikirnya dengan keimanan Islam. Tafsir itu hanyalah tebak2an yang sama sekali tidak ada jaminan benar. Malaikat, Jibril, Tuhan, Allah, Dewa, Jin, Setan, dan Thian kesemuanya adalah simbol2 abstract dari berbagai agama yang dijadikannya sebagai variable untuk menggantikan kelemahannya dalam berpikir sehingga tak perlu memikir. Satu hari dimanapun dan diplanet manapun dalam alam semesta ini waktunya adalah sama, yaitu rentang waktu terbitnya matahari di Timur hingga terbenamnya di Barat. Jadi tidak ada satupun tempat dimuka bumi ini dan juga dalam galaxy Bimasakti kita yang memiliki kadar waktu sehari = 50 ribu tahun. Bahkan di kutub sekalipun, rentang terbitnya dan terbenamnya matahari secara teoritis adalah 6 bulan bukan 50 ribu tahun. Begitulah, seperti sudah saya katakan sebelumnya, TAFSIR itu hanyalah tebak2an sama sekali bukan analysis seorang peneliti. Artinya, janganlah sekalipun anda berdebat dengan merujuk kepada tafsir karena setiap orang bisa bebas memberi tafsir apa saja tak perlu bukti dan tak perlu dipercaya. Ny. Muslim binti Muskitawati. Menanggapi pernyataan Ny. Muskitawati di atas, Terlihat dari pernyataan Ny. Muskitawati, bahwa Nyonya adalah seorang atheis. Variabel yang Nyonya sebutkan di atas sebagai pelengkap kelemahan manusia dalam berpikir adalah sebuah pembodohan terhadap konsep keagamaan itu sendiri. Yang perlu Nyonya ketahui adalah dalam konsep keagamaan, keyakinan atau iman adalah suatu hal yang mutlak. Keyakinan ini timbul atas dasar yang berbeda-beda untuk tiap-tiap individu. Namun, bukanlah sebagai alasan dari kemalasan berpikir sebagaimana Nyonya nyatakan. Saya sering bertukar pikiran tentang ini dengan penganut atheis, dan saya menemukan beberapa dari mereka yang memang cerdas, tapi saya mulai beranggapan bahwa Nyonya bukan salah satu dari golongan yang cerdas tersebut. Pernyataan kedua dari Nyonya, dimana Ny. Muskitawati menyatakan bahwa satu hari di planet manapun adalah sama, adalah pembodohan terhadap ilmu ilmiah yang sama sekali menyatakan hal yang berbeda. Seharusnya Nyonya melakukan riset terlebih dahulu tentang berapa lamakah satu hari di Planet Mars atau Venus atau Jupiter atau Saturnus, yang kesemuanya memiliki lama yang berbeda masing-masing, supaya tidak nampak sebegitu bodohnya. http://starryskies.com/solar_system/venus/a_day_and_a_year_on_venus.htm Link tersebut merupakan salah satu contoh bahwa 1 hari Venus adalah lebih dari setahun waktu di Bumi. Saya yakin kita semua adalah orang yang terbuka untuk berpendapat, namun hendaknya menggunakan otak dan bukan hanya emosi saja. Tanggapan selanjutnya adalah, maka sangat dimungkinkan jika ada sebuah tempat dalam galaksi kita, maupun dalam galaksi lain, dimana satu hari disana adalah 50 ribu tahun di Bumi, atau bahkan sebaliknya. Salam, Stephanus Iqbal
[zamanku] Re: Tafsir Penciptaan Bumi versi Al-Quran
Memang waktu sejam dibumi dg diplanet lainnyapun sampai langit ketujuh adalah sama satu jam juga. yang dimaksud Quran tadi alam dunia dg alamnya Jibril yang sudah jelas beda,tapi ada relativitas.Orang yang sudah dialam kubur nunggu hisab misal umatnya Diponegoro kalau tidak dibedakan dg waktu didunia akan mengalami kebosanan.Makane Allah membikin satu hari di akherat serasa 5 hari bagi manusia yg tinggal dibumi.Jadi umatnya Musa tidak merasa nunggu terlalu lama sebab 5 tahun dibumi bagi umatnya Musa yg sudah dialam kubur baru serasa 1 tahun.Jadi sebelum Einstein menemukan Relativitas waktu sudah keduluan Allah yang mengeluarkan relativitas waktu dunia dg waktu akherat.Kata Einstein: Bila kita duduk didekat api yang panas maka waktu semenit akan serasa sejam,kebalikannya kalau kita didekat Marilyn Monroe maka sejam hanya serasa semenit.Nah piye itu Genduk Mus sama sama diduniapun waktunya sudah terasa beda. Shalom, tawangalun. --- In zamanku@yahoogroups.com, muskitawati muskitaw...@... wrote: Ignatius I Gde Manuke ignatiusigdemanuke@ wrote: Coba kamu lihat tafsirnya secara benar. QS 70:4. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.[1510] Penulis diatas ini hanyalah satu contoh dari jutaan rakyat Indonesia yang merusak cara berpikirnya dengan keimanan Islam. Tafsir itu hanyalah tebak2an yang sama sekali tidak ada jaminan benar. Malaikat, Jibril, Tuhan, Allah, Dewa, Jin, Setan, dan Thian kesemuanya adalah simbol2 abstract dari berbagai agama yang dijadikannya sebagai variable untuk menggantikan kelemahannya dalam berpikir sehingga tak perlu memikir. Satu hari dimanapun dan diplanet manapun dalam alam semesta ini waktunya adalah sama, yaitu rentang waktu terbitnya matahari di Timur hingga terbenamnya di Barat. Jadi tidak ada satupun tempat dimuka bumi ini dan juga dalam galaxy Bimasakti kita yang memiliki kadar waktu sehari = 50 ribu tahun. Bahkan di kutub sekalipun, rentang terbitnya dan terbenamnya matahari secara teoritis adalah 6 bulan bukan 50 ribu tahun. Begitulah, seperti sudah saya katakan sebelumnya, TAFSIR itu hanyalah tebak2an sama sekali bukan analysis seorang peneliti. Artinya, janganlah sekalipun anda berdebat dengan merujuk kepada tafsir karena setiap orang bisa bebas memberi tafsir apa saja tak perlu bukti dan tak perlu dipercaya. Ny. Muslim binti Muskitawati.
Re: [zamanku] Re: Tafsir Penciptaan Bumi versi Al-Quran
saya cuma bisa ketawa ngeliat kalian2 ini... orang atheis dan orang theis masing2 akan mencari kebenaran sejauh2nya atas apapun yang mereka percayai karena memang otak manusia nggak tahan menghadapi informasi yang nggak konsisten. jadinya ya kayak kalian2 ini, berdebat ngalor ngidul mengadu kebenaran siapa yang paling bener ketika sebenarnya keduanya sama2 nggak relevan. manusia primitif tradisional yang menulis kitab2 suci itu menulis dengan pemikiran terdalam mereka, atas dasar pengetahuan yang ada pada saat itu. karena itu mitos2 penciptaan ala taurat memiliki kemiripan dengan mitos2 lokal di tanah tempat ketiga buku itu ada. islam, sebagai salah satu perkembangan dari agamanya orang2 ibrani, mengambil mitos penciptaan dari taurat dan direvisi sesuai dengan pengetahuan yang ada pada masanya ditulis. hasilnya ya nggak jauh2 beda. coba kalo ada kitab suci yang ditulis sekarang ini. saya yakin di bagian penciptaan alam semesta isinya bakal berisi hal2 tentang relativitas, black hole, dark matter, dan sebangsanya. point saya adalah: bagi kita saat ini untuk berdebat kusir mengenai tafsir semacam ini sangat nggak relevan. kitab suci, sebagai elemen dari sebuah agama, hadir sebagai kodifikasi nilai2 luhur, tata hidup, dan kepercayaan yang dipakai untuk menciptakan keamanan, kenyamanan, dan keselarasan dalam masyarakatnya pada saat itu. nggak lebih, nggak kurang. kitab suci nggak punya urusan ngomong soal kebenaran material, karena urusannya kitab suci adalah kenyamanan immaterial. Lurino /tukangmikir From: stephanus iqbal krag...@yahoo.com To: zamanku@yahoogroups.com Sent: Fri, December 18, 2009 10:26:04 AM Subject: Re: [zamanku] Re: Tafsir Penciptaan Bumi versi Al-Quran From: muskitawati muskitawati@ yahoo.com To: zama...@yahoogroups .com Sent: Wed, December 16, 2009 9:32:13 PM Subject: [zamanku] Re: Tafsir Penciptaan Bumi versi Al-Quran Penulis diatas ini hanyalah satu contoh dari jutaan rakyat Indonesia yang merusak cara berpikirnya dengan keimanan Islam. Tafsir itu hanyalah tebak2an yang sama sekali tidak ada jaminan benar. Malaikat, Jibril, Tuhan, Allah, Dewa, Jin, Setan, dan Thian kesemuanya adalah simbol2 abstract dari berbagai agama yang dijadikannya sebagai variable untuk menggantikan kelemahannya dalam berpikir sehingga tak perlu memikir. Satu hari dimanapun dan diplanet manapun dalam alam semesta ini waktunya adalah sama, yaitu rentang waktu terbitnya matahari di Timur hingga terbenamnya di Barat. Jadi tidak ada satupun tempat dimuka bumi ini dan juga dalam galaxy Bimasakti kita yang memiliki kadar waktu sehari = 50 ribu tahun. Bahkan di kutub sekalipun, rentang terbitnya dan terbenamnya matahari secara teoritis adalah 6 bulan bukan 50 ribu tahun. Begitulah, seperti sudah saya katakan sebelumnya, TAFSIR itu hanyalah tebak2an sama sekali bukan analysis seorang peneliti. Artinya, janganlah sekalipun anda berdebat dengan merujuk kepada tafsir karena setiap orang bisa bebas memberi tafsir apa saja tak perlu bukti dan tak perlu dipercaya. Ny. Muslim binti Muskitawati. Menanggapi pernyataan Ny. Muskitawati di atas, Terlihat dari pernyataan Ny. Muskitawati, bahwa Nyonya adalah seorang atheis. Variabel yang Nyonya sebutkan di atas sebagai pelengkap kelemahan manusia dalam berpikir adalah sebuah pembodohan terhadap konsep keagamaan itu sendiri. Yang perlu Nyonya ketahui adalah dalam konsep keagamaan, keyakinan atau iman adalah suatu hal yang mutlak. Keyakinan ini timbul atas dasar yang berbeda-beda untuk tiap-tiap individu. Namun, bukanlah sebagai alasan dari kemalasan berpikir sebagaimana Nyonya nyatakan. Saya sering bertukar pikiran tentang ini dengan penganut atheis, dan saya menemukan beberapa dari mereka yang memang cerdas, tapi saya mulai beranggapan bahwa Nyonya bukan salah satu dari golongan yang cerdas tersebut. Pernyataan kedua dari Nyonya, dimana Ny. Muskitawati menyatakan bahwa satu hari di planet manapun adalah sama, adalah pembodohan terhadap ilmu ilmiah yang sama sekali menyatakan hal yang berbeda. Seharusnya Nyonya melakukan riset terlebih dahulu tentang berapa lamakah satu hari di Planet Mars atau Venus atau Jupiter atau Saturnus, yang kesemuanya memiliki lama yang berbeda masing-masing, supaya tidak nampak sebegitu bodohnya. http://starryskies. com/solar_ system/venus/ a_day_and_ a_year_on_ venus.htm Link tersebut merupakan salah satu contoh bahwa 1 hari Venus adalah lebih dari setahun waktu di Bumi. Saya yakin kita semua adalah orang yang terbuka untuk berpendapat, namun hendaknya menggunakan otak dan bukan hanya emosi saja. Tanggapan selanjutnya adalah, maka sangat dimungkinkan jika ada sebuah tempat dalam galaksi kita, maupun dalam galaksi lain, dimana satu hari disana adalah 50 ribu tahun di Bumi, atau bahkan sebaliknya. Salam, Stephanus Iqbal
[zamanku] Re: Tafsir Penciptaan Bumi versi Al-Quran
Ignatius I Gde Manuke ignatiusigdeman...@... wrote: Coba kamu lihat tafsirnya secara benar. QS 70:4. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.[1510] Penulis diatas ini hanyalah satu contoh dari jutaan rakyat Indonesia yang merusak cara berpikirnya dengan keimanan Islam. Tafsir itu hanyalah tebak2an yang sama sekali tidak ada jaminan benar. Malaikat, Jibril, Tuhan, Allah, Dewa, Jin, Setan, dan Thian kesemuanya adalah simbol2 abstract dari berbagai agama yang dijadikannya sebagai variable untuk menggantikan kelemahannya dalam berpikir sehingga tak perlu memikir. Satu hari dimanapun dan diplanet manapun dalam alam semesta ini waktunya adalah sama, yaitu rentang waktu terbitnya matahari di Timur hingga terbenamnya di Barat. Jadi tidak ada satupun tempat dimuka bumi ini dan juga dalam galaxy Bimasakti kita yang memiliki kadar waktu sehari = 50 ribu tahun. Bahkan di kutub sekalipun, rentang terbitnya dan terbenamnya matahari secara teoritis adalah 6 bulan bukan 50 ribu tahun. Begitulah, seperti sudah saya katakan sebelumnya, TAFSIR itu hanyalah tebak2an sama sekali bukan analysis seorang peneliti. Artinya, janganlah sekalipun anda berdebat dengan merujuk kepada tafsir karena setiap orang bisa bebas memberi tafsir apa saja tak perlu bukti dan tak perlu dipercaya. Ny. Muslim binti Muskitawati.
[zamanku] Re: Tafsir Penciptaan Bumi versi Al-Quran
Itu merupakan relativitas,jadi kalau wong yang sudah mati dialam kubur sana rumangsane baru 1 hari tapi wong didunia ini rumangsane sudah 50 000 hari.Lalu gunanya dibikin begitu opo? Kan wong2 jaman generasinya Diponegoro yang sedang nunggu dialam kubur sana untuk nunggu pengadilan ben tidak bosan makane kita yang dibumi ini sudah 5 hari,rasanya si Diponegoro baru sehari jadi gak bosan.Saya punya mertua yang ketika di Makah pernah pindah alam soale hilang beserta phisiknya selama 3 jam.Tapi rumangsane mertua saya ketika dia hilang cuman 3 detik,waktu itu beliau rumangsane ketemu Rasul dan diwejang ttg Surat Iqra' (Al-Alaq).Karena beliau wong tuwo dia gak bisa pulang ke Maktab tur Dia gak bawa duwit sepeserpun.Tapi Allah maha Melindungi,dia dianter taxi wong misterius yang setelah sampai Maktab orang tadi ditoleh dah lenyap.Makane saya lalu hubungkan dg ayat ttg relativitas tadi,hal tsb memang pernah dibuktikan mertua saya. Shalom, Tawangalun. --- In zamanku@yahoogroups.com, Ignatius I Gde Manuke ignatiusigdeman...@... wrote: Coba kamu lihat tafsirnya secara benar. QS 70:4. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.[1510] [1510]. Maksudnya: malaikat-malaikat dan Jibril jika menghadap Tuhan memakan waktu satu hari. Apabila dilakukan oleh manusia, memakan waktu limapuluh ribu tahun. if (!document.layers) document.write('') Posted by: abdi yono boiran2...@... boiran2000 Fri Dec 11, 2009 5:41 pm(PST) 1 ] Penciptaan Bumi Para kaum cendekia moderen telah mengkritik Alkitab tentang pernyataannya bahwa Bumi diciptakan dalam enam hari. Hal ini sudah dianggap hanyalah sebagai suatu mitos yang dibuat oleh orang jaman dahulu kala untuk menjelaskan bagaimana dunia diciptakan. Qur'an telah membuat kesalahan yang sama mengenai kwantitas waktu yang dibutuhkan dalam penciptaan bumi, sebagaimana terlihat dalam ayat berikut ini: Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi, dan apa yang ada antara keduanya, dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan. (Qur'an 50:38) Adalah suatu fakta yang sudah diketahui bahwa Muhammad berhubungan dengan kaum Yahudi dan Kristen, dan banyak bagian dari Qur'an yang mengikuti Alkitab. Sementara Qur'an tidak memiliki pernyataan Alkitab dimana pada hari yang ke tujuh Allah beristirahat (Kejadian 2:2) Qur'an masih tetap menyatakan bahwa bumi tercipta dalam enam hari. Kaum Muslim yang berusaha untuk mensejajarkan Qur'an dengan ilmu pengetahuan moderen, menunjukkan bahwa Qur'an juga mengatakan bahwa sehari bagi Allah dan para malaikat adalah sama dengan 50,000 tahun (Qur'an 70:4). Dalam mengutip ayat ini, kaum Muslim berusaha menyampaikan bahwa dunia diselesaikan dalam 300,000 ( 6 x 50,000) tahun. Walaupun merupakan usaha yang bagus, pada kenyataannya tetap tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan moderen, yang menyebutkan bahwa butuh waktu beberapa milyar tahun bagi Bumi untuk mencapai tahap ini. Miliaran tahun berlalu sebelum adanya tanaman, hutan, maupun binatang-binatang. Selanjutnya, pernyataan tersebut membukakan Qur'an kepada lebih banyak kritik. Ayat yang menyatakan tanpa bukti sehari sama dengan 50,000 tahun (Qur'an 70:4) menyebutkan: Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.Ayat ini sebenarnya seperti mendiskusikan tentang kecepatan waktu tempuh bagi para malaikat. Kemungkinan mengatakan bahwa para malaikat dapat menempuh perjalanan dalam sehari, suatu kwantitas jarak yang bagi mahluk lainnya butuh 50,000 tahun untuk menyelesaikannya. Tujuan saya bukan untuk menawarkan tafsiran-tafsiran alternatif bagi kisah ini. Bagaimanapun, saya mendebat pernyataan bahwa ayat ini menyebutkan sehari setara dengan 50,000 tahun karena hal itu menyangkal bagian-bagian Qur'an lainnya! Sehari tidak mungkin sebanding dengan 50,000 tahun karena menurut Qur'an, sehari sebanding dengan 1,000 tahun manusia (Qur'an 22:47 32:5). Selanjutnya, dengan menyatakan Allah butuh 300,000 tahun untuk menciptakan Bumi adalah mempermalukan Tuhannya Islam, karena saat ia menciptakan, ia berkata Jadilah! Lalu jadilah ia (Qur'an 2:117).