Ahmad Samantho:
  Setahu saya memang di Malaysia para elite agamanya (khususnya yang terkait 
dengan pemerintahan kerajaan/penguasa saat ini), cara pandang keagamaan 
Islam-nya cenderung agak salafiyah atau wahabiyah, sehinga pemahaman fiqh dan 
teologinya agak sempit dan "berkacamata kuda". 
  ---

   
  Kalo anda sepakat maka anda katakan benar atau luas...namun kalau tidak anda 
katakan sempit
   
  mengukur itu mudah. lihat AQ dan Sunnatullah, kalau tidak sesuai maka, wajar 
dilarang..seharusnya sesimple itu...dan persyaratan kondisu yang wajib diihat 
adalah ujung2 dari tindakan tidak menduakan Allah SWT dan masih mengakui 
Muhammad atau tidak
   
  Yoga, berarti Jalan, dan ditujukan untuk mencapai Brahman (Allah Kafir), ada 
yang menggunakan gerakan ada yang diam seperti Meditasi, yang menggunakan 
gerakan adalah Shiva Nataraja (atau tarian Shiva) dan yang diam adalah Raja 
Yoga, mereka menggunakan kata-kata AUM, yang kurang lebih berarti NON ALLAH 
SWT...yang digunakan untuk membebaskan 7 titik Cakra (kekuatan kundalini (atau 
Ular nya Visnu) pemusatan pikiran juga menggunakan Shiva sebagai fokus...dan 
menggunakan bahasa2 yang berhubungan dengan ALLAH KAFIR
   
  Anda bisa SAJA ubah pemusatan pikiran itu dengan menggantikannya dengan ALLAH 
SWT..dan memodifikasinya beberapa Item..namun tetap saja itu tidak Islami dan 
jelas bukan tradisi Islam 
   
  Jadi, sebelum berkomentar itu kacamata kuda, mohon juga dilihat bahwa Syarat 
menentukan ajaran itu sesat atau tidak kan simple...sesuai AQ dan Sunnatullah 
atau tidak.
   
  
Ahmad Samantho <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
                    Ibu Jajang C. Noer Yth. (dan saudar
   
  Setahu saya memang di Malaysia para elite agamanya (khususnya yang terkait 
dengan pemerintahan kerajaan/penguasa saat ini), cara pandang keagamaan 
Islam-nya cenderung agak salafiyah atau wahabiyah, sehinga pemahaman fiqh dan 
teologinya agak sempit dan "berkacamata kuda". Maka diskursus dan praktek Islam 
di Malaysia tidak sebebas di Indonesia saat ini.
   
  Kalau kami di ICAS Jakarta sekarang berusaha memahami Islam dengan pendekatan 
filosofis rasional dan tasawuf (Islamic mysticism), sehingga lebih 
mengapresiasi pluralitas dalam masalah keberagamaan masyarakat. Bahkan kajian 
kami yang lebih berusaha mencari perenial wisdom sudah mulai menemukan "benang 
merah" atau semacam, dalam bahasa al-Qur'annya, "Kalimatun Sawa" (Common Divine 
Roots), bahkan antara Islam dengan agama-agama sebelumnya yang non-ibrahimik 
seperti Hindu, Budha, Konfusians, Taoisme, dll. Misalnya, disertasi mantan 
rektor kami Dr. Seyyed Mohsen Miri: "The Perfect Man, a Comparative Studiy in 
Indian and Iranian Philosophical Thought" yang telah diterjemahan dan 
diterbitas oleh ICAS Jakarta dengan judul: "Sang Manusia Sempurna, Antara 
Filsafat Islam dan Hindu". Info lebih lengkap tentang buku ini dapat diakses ke 
http://icas-indonesia.org
   
  Buku ini merupakan hasil penelitian mendalam terhadap dua kebudayaan yang 
berbeda, khususnya dalam bidang agama dan filsafat. Penelitian ini 
menitikberatkan pada konsep manusia paripurna dalam pandangan Islam dan Hindu. 
Islam diwakili oleh Jalaluddin Rumi dan Mulla Sadra, sementara Hindu 
direpresentasikan oleh dua filosof India, Sri Aurobindo dan Swami Vivekanda. 
Jalaluddin Rumi lebih dikenal dengan puisi-puisi cinta kepada Tuhan, dan Mulla 
Sadra merupakan tokoh yang mampu melakukan sintesis atas berbagai aliran 
filsafat Islam. Adapun Sri Aurobindo dan Swami Vivekanda adalah filosof-filosof 
Hindu yang banyak makan asam-garamnya kehudupan modern di Barat, namun kemudian 
mendalami kehidupan asketisme dan mistisisme.
   
  Manusia sempurna mengatasi segala pertentangan yang dilatarbelakangi oleh 
kepentingan pribadi maupun kelompok, sehingga yang tinggal adalah tebaran rasa 
kedamaian dan ketentraman bagi seluruh umat manusia.
   
   
  "Karya ini, selain dapat memberi pemahaman lebih mendalam tentang hakekat 
manusia, juga dapat mendukung upaya dialog antar agama yang amat dibutuhkan 
bagi perdamaian semesta" Haidar Bagir, Pengkaji Filsafat Islam dan Ketua Pusat 
Kajian Tasawuf Positif (IIMaN).
   
  

--- On Mon, 11/24/08, jajang c noer <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

  From: jajang c noer <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [SuaraHati] larangan yoga?
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Monday, November 24, 2008, 3:12 AM

      badan tertinggi Islam di malaysia menegeluarkan larangan melakukan yoga, 
karena mengandung elemen-elemen Hindu yang dikhawatirkan bisa merusak Islam. 
Allahuakbar! semoga kenaifan ini tidak tertular ke indonesia.

PS., terimakasih pada mas yos dan wati, atas 'welcome drink' dengan masuknya 
saya di milis ini. sungguh sesuatu yang menyejukkan! God bless us.







    
    Recent Activity
    
      13
  New Members

Visit Your Group 
      Y! Messenger
  Group get-together
  Host a free online
  conference on IM.

    New business?
  Get new customers.
  List your web site
  in Yahoo! Search.

    Yahoo! Groups
  Everyday Wellness Zone
  Check out featured
  healthy living groups.



  .

 
                           

       

Kirim email ke