Sepucuk Surat dari Bekas Bintang Film Porno
“Buat aku, momen tak terlupakan adalah ketika tanpa sengaja anak perempuanku 
melihatku telanjang dan berciuman dengan gadis lain. Kami berharap kalian kaum 
pria membantu memperjuangkan kebebasan kami. Kami ingin kalian memeluk kami 
saat kami menghapus air mata dan menyembuhkan luka di hati kami,” tulis Shelley 
Lubben dalam sebuah suratnya.
Inilah surat selengkapnya dari Shelley Lubben, bekas bintang film porno yang 
akhirnya bisa keluar dari dunia gelap industri porno, dan sekarang menjadi 
aktivis yang berjuang melawan eksploitasi seksual terhadap gadis-gadis muda 
Amerika dalam film porno.
***
Gadis cantik, tubuh seksi, telanjang, dan mata yang membangkitkan gairah 
seakan-akan berkata “I want you”. Itu yang biasa kamu lihat di cover film 
porno, bisa jadi itulah tipuan terbesar sepanjang masa.
Aku dulu pernah melakukannya sepanjang waktu dan aku melakukannnya karena 
nafsuku akan kekuasaan dan kecintaanku pada uang. Aku tidak pernah menyukai 
seks. Bahkan aku tidak menginginkannya dan faktanya aku lebih banyak minum Jack 
Daniels daripada bersama para pria yang dibayar seperti aku untuk berpura-pura 
di film.
Tidak ada seorangpun di antara kami, gadis-gadis blonde, yang menyukai “being 
in porn movie”. Kami benci disentuh oleh orang asing yang sama sekali tidak 
peduli dengan kami. Kami benci dianggap rendah oleh mereka, laki-laki dengan 
keringat dan bau busuknya. Beberapa di antara kami sering sampai muntah di 
kamar mandi saat break syuting. Sedangkan yang lainnya berusaha menenangkan 
diri dengan merokok Marlboro tanpa henti.
Tapi porn industry ingin agar kamu selalu berpikir kalau kami artis porno 
sangat menyukai seks. Mereka ingin kamu percaya bahwa kami senang dilecehkan 
seperti binatang dalam berbagai jenis adegan di film.
Kenyataannya, artis porno sering tidak tahu apa saja adegan yang akan mereka 
lakukan saat pertama kali datang ke lokasi syuting, dan kami hanya diberi dua 
pilihan oleh produser: “Lakukan atau pulang tanpa bayaran. Kerja atau tidak 
akan bisa kerja lagi.” Iya, memang benar kami punya pilihan. Beberapa di antara 
kami memang sangat memerlukan uang. Tapi kami dimanipulasi, dipaksa bahkan 
diancam.

 
Beberapa di antara kami terjangkit AIDS karena profesi ini. Atau tertular 
herpes dan berbagai macam penyakit kelamin lain yang sukar disembuhkan. Salah 
seorang artis film porno setelah syuting, dengan menahan sakit sepanjang hari, 
setiba di rumah menembak kepalanya sendiri dengan pistol. Mati!
Kebanyakan dari artis porno mungkin berasal dari keluarga yang berantakan dan 
pernah mengalami pelecehan seksual dan perkosaan dari keluarga atau tetangganya 
sendiri. Saat kami kecil kami hanya ingin bermain dengan boneka, bukan 
mendapatkan trauma saat seorang laki-laki dewasa berada di atas tubuh kami. 
Jadi sejak kecil kami belajar bahwa seks bisa membuat kami berharga. Dan dengan 
semua pengalaman mengerikan itu kami menipu kalian di depan kamera, padahal 
sebenarnya kami membenci setiap menitnya.
Karena trauma itu kebanyakan artis porno hidupnya tergantung kepada alkohol dan 
narkotika. Dan hidup kami juga selalu diliputi ketakutan akan terjangkit HIV 
atau penyakit kelamin lainnya. Herpes, gonorrhea, syphilis, chlamydia, dll 
setiap hari menghantui kami. Memang setiap bulan kami diperiksa, tapi kamu tahu 
kalo hal tersebut tidak akan bisa mencegah kami tertular penyakit-penyakit 
mematikan itu.
Selain penyakit, adegan syuting tidak kalah mengerikan. Banyak dari kami 
mengalami luka sobek atau luka pada organ tubuh bagian dalam.
Di luar syuting kami sering berharap bisa menjalani hidup yang normal. Tapi 
sangat sulit menjalin hubungan yang normal dengan “laki-laki biasa”, maka dari 
itu kebanyakan dari kami menikah dengan sutradara film porno atau menjalani 
hidup sebagai lesbian. Buat aku momen yang gak akan terlupakan adalah ketika 
tanpa sengaja anak perempuanku melihat ibunya yang telanjang sedang berciuman 
dengan gadis lain. Anakku pasti akan terus mengingatnya.
Pada hari yang lain kami bisa berubah seperti zombie, dengan botol bir di 
tangan kanan dan gelas wisky di tangan kiri. Kami tidak suka bersih-bersih, 
jadi sering kali kami harus menyewa pembantu untuk membersihkan kotoran kami. 
Selain itu artis porno benci memasak sendiri. Biasanya kami memesan makanan 
yang kemudian kami muntahkan lagi karena kebanyakan dari kami menderita bulimia.

 
Bagi artis porno yang memiliki anak, kami adalah ibu yang paling buruk. Kami 
menjerit dan bahkan memukul anak kami tanpa alasan. Seringkali saat kami begitu 
mabuknya sampai-sampai anak kami yang berumur 4 tahun yang menyeret kami dari 
lantai.
Dan ketika ada tamu [kebanyakan karena alasan seks], kami harus mengunci anak 
kami terlebih dulu dalam kamar dan menyuruh mereka untuk diam. Aku biasa 
membekali anak gadisku dengan pager dan kusuruh dia menungguku di taman sampai 
aku selesai dengan tamuku.
Kalo kamu bisa melihat lebih dalam kehidupan artis film porno mungkin kamu akan 
kehilangan minat menonton film porno. Kenyataan sebenarnya, kami artis film 
porno ingin mengakhiri semua rasa malu ini dan semua trauma dalam hidup kami. 
Tapi sayangnya kami tidak bisa melakukannya sendiri.
Kami berharap kalian kaum pria membantu kami, memperjuangkan kebebasan dan 
kehormatan kami. Kami ingin kalian memeluk kami saat kami menghapus air mata 
dan menyembuhkan luka di hati kami. Kami berharap kalian mau berdoa untuk kami 
dan semoga Tuhan mau mendengar dan mengampuni semua kesalahan kami di masa lalu.
Surat ini kupersembahkan kepada semua artis porno yang terjangkit penyakit 
HIV/AIDS, meninggal karena over dosis maupun bunuh diri.
***
(-/-)
 
http://suaramerdeka.com/


 
http://media-klaten.blogspot.com/
 
http://groups.google.com/group/suara-indonesia?hl=id
 
salam
Abdul Rohim


      

Kirim email ke