Setelah Sepertiga Abad, Temuan Evolusionis Dunia Dinyatakan Keliru
Wednesday, 31 October 2007
Selama kurang lebih sepertiga abad, khalayak umum diberi informasi keliru
berupa rekonstruksi yang tidak ada di alam yang sesungguhnya, alias khayalan
Hidayatullah.com --Dr. Richard Leakey adalah nama yang tidak asing dalam wacana
teori evolusi manusia. Dia adalah paleoantropolog kelas dunia yang mulai
menggeluti bidang fosil sejak masih kanak-kanak.
Baru-baru ini terdapat penelitian yang merombak temuan sang ilmuwan evolusionis
yang dinyatakan berkaliber internasional itu, yang menjabat profesor tamu di
bidang evolusi manusia dan konservasi di State University of New Yorkat Stony
Brook. Oleh Dr. Timothy Bromage, pakar fosil dan profesor biomaterial, ilmu
dasar dan biologi tengkorak-wajah di New York University College of Dentistry,
rekonstruksi tengkorak Homo rudolfensis karya Richard Leakey yang dinyatakan
berusia 1,9 juta tahun itu dibuktikan sebagai “khayalan”. Rekonstruksi adalah
penyusunan kembali sebuah spesimen fosil yang didasarkan pada pengetahuan
ilmiah atau bukti-bukti fosil.
Baru pertama dipertanyakan
Dr. Bromage adalah ilmuwan pertama yang membuat rekonstruksi yang
mempertanyakan keabsahan ilmiah temuan sang paleontolog dan arkeolog kondang
Richard Leakey. Padahal, tafsiran Dr. Leakey atas tengkorak Homo rudolfensis
sebelumnya telah diterima luas.
Rekonstruksi terbaru dari Dr. Bromage memperlihatkan bahwa tengkorak tersebut
lebih menyerupai monyet daripada tafsiran sebelumnya.
Fosil tengkorak itu ditemukan Richard Leakey pada tahun 1972 di Kenya. Namun
kini, setelah 35 tahun, penafsiran sang ilmuwan yang kepakarannya diakui dunia
ini dinyatakan tidak absah secara ilmiah. Ketidakabsahan ini dipaparkan Dr.
Bromage di pertemuan tahunan Perhimpunan Dunia untuk Penelitian tentang Gigi di
New Orleans, AS, di bulan Maret 2007.
Rekonstruksi khayalan
Dalam situs berita ilmiah terkenal EurekAlert!, 24 Maret 2007, pernyataan Dr.
Bromage dikutip sebagaimana berikut:
“Dr. Leakey membuat rekonstruksi sepihak yang didasarkan pada angan-angan
keliru yang dibayangkan sebelumnya tentang penampakan manusia awal yang
melanggar kaidah-kaidah perkembangan tengkorak-wajah,” kata Dr. Bromage….
Dr. Bromage membuat rekonstruksinya berdasarkan kaidah-kaidah biologis yang
berpatokan bahwa mata, telinga, dan mulut haruslah dalam hubungan yang tepat
satu sama lain pada seluruh mamalia.
“Karena ia tidak menerapkan kaidah-kaidah tersebut, Dr. Leakey menghasilkan
sebuah rekonstruksi yang tidak mungkin ada dalam kehidupan yang nyata,” simpul
Dr. Bromage.
Demikianlah, selama kurang lebih sepertiga abad, khalayak umum diberi informasi
keliru berupa rekonstruksi yang tidak ada di alam yang sesungguhnya, alias
khayalan yang mengedepankan angan-angan evolusionis. Bahkan, karya Dr. Leakey
ini, yang rekonstruksi fosilnya terbukti keliru, telah pula diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia. Salah satu bukunya The Origin of Humankind (1994) telah
terbit tahun 2003 dengan judul “Asal-usul Manusia”. [cr/www.hidayatullah.com]