http://www.gatra.com/artikel.php?id=120667


TKI Sering Terlantar di Bandara

Kuala Lumpur, 30 November 2008 11:58
Banyak tenaga kerja Indonesia (TKI) terlantar di Bandara-Bandara internasional, 
tidak bisa makan dan minum selama beberapa hari, karena PJTKI dan biro 
perjalanannya memilih paket penerbangan yang murah dan transit di banyak 
Bandara internasional.

"Sering sekali saya jumpai, para TKI yang terlantar. Mereka tidak bisa makan 
dan minum karena tidak punya uang untuk membeli makanan dan minuman di ruang 
keberangkatan di Bandara KLIA yang sangat mahal bagi mereka," kata Manager 
Garuda Indonesia di KLIA, Oemar, Minggu (30/11).

"Belum lama ini, saya menemui beberapa TKI yang ingin bekerja di negara Timur 
Tengah di KLIA. Mereka belum makan dan minum karena tidak punya uang sejak 
sehari sebelumnya," tambah Oemar.

Setelah ngobrol-ngobrol, lanjut Oemar, ternyata mereka harus transit ke Mumbai, 
India, baru sambung lagi ke negara lainnya di Timur Tengah. Jika melihat tiket 
penerbangan mereka, koneksitas penerbangan selanjutnya kadang-kadang harus 
menunggu satu hari. "Penerbangan dari KLIA ke Mumbai saja mereka harus transit 
di KLIA selama satu hari. Kadang-kadang juga transitnya di Dakha, Bangladesh," 
ungkapnya.

Menurutnya, hampir tiap hari menemukan belasan atau puluhan TKI yang transit 
beberapa jam di KLIA tanpa makan dan minum karena tidak punya uang untuk 
membeli makanan dan minuman di terminal keberangkatan internasional.

Ditambah dengan peraturan penerbangan internasional yang melarang orang membawa 
minuman lebih dari 100 ml. Umumnya mereka juga tidak tahu bahwa mereka harus 
transit lama di bandara-bandara internasional. "Pokoknya mereka terima tiket 
penerbangan. Begitu tiba di Bandara transit baru sadar bahwa penerbangan 
koneksitasnya ternyata besoknya," kata Oemar.

Banyaknya TKI yang terlantar di bandara-bandara internasional disebabkan karena 
PJTKI dan biro perjalanan memilih paket penerbangan paling murah dengan 
konsekuensi transit di banyak bandara internasional.

Sementara, Duta Besar RI untuk Malaysia, Da`i Bachtiar, ketika mengurus 329 
calon haji ONH Plus di KLIA beberapa waktu lalu juga menemukan belasan TKI yang 
terlantar dan menunggu penerbangan koneksitasnya ke negara Timur Tengah esok 
harinya di KLIA. "Mereka gabung dengan para calon haji yang terlantar supaya 
dapat makan. Ya sudah sekalian saja pasok makanan untuk mereka. Kasihan juga 
mereka," katanya.

Beberapa diplomat KBRI di Bangkok juga sering menemukan beberapa TKI terlantar 
di Bandara Suvarnabhumi, tidak bisa makan dan minum karena mahal, ketika 
menunggu koneksitas penerbangannya ke Timur Tengah. "Sering juga menemukan 
mereka terlantar ketika menunggu koneksitas penerbangan," kata Bob Tobing, juru 
bicara KBRI Bangkok.

Para PJTKI dan biro perjalanan seharusnya memikirkan dan mengatur perjalanan 
mereka ke negara tujuan dengan tidak menyesengsarakan dan menelantarkan, paling 
tidak memberikan uang saku untuk makan dan minum di terminal keberangkatan 
internasional. [EL, An

Kirim email ke