Tanggapi Kritikan dengan Bijaksana   Wednesday, 11 June 2008

Kenaikan harga minyak dunia menyebabkan Presiden dan CEO Petroliam Nasional
Berhad (Petronas) Malaysia Tan Sri Mohd Hassan Marican harus memutar otak.

SAMA seperti di Indonesia, kenaikan harga minyak dunia juga berimbas pada
harga bahan bakar di Malaysia. Tidak terkecuali dampaknya bagi
Petronas.Sejumlah strategi ditawarkan Hassan Marican untuk mempertahankan
kelangsungan perusahaan minyak milik pemerintah Malaysia tersebut.

Marican menganggap pengurangan subsidi bahan bakar untuk masyarakat dan
industri di Malaysia perlu dilakukan. Pasalnya, ada kesenjangan antara harga
jual dengan harga beli minyak yang dilakukan Petronas. Seperti dilaporkan
Bernama, Petronas mengusulkan kepada pemerintah Malaysia untuk mengurangi
subsidi bahan bakar bagi masyarakat dan industri menjadi 164 miliar ringgit
Malaysia (sekitar Rp468,22 triliun) hingga 2022.Padahal, sesuai peraturan
lama, subsidi yang diberikan negara seharusnya sebesar 252 miliar ringgit
Malaysia (sekitar Rp719,46 triliun).

Usulan pengurangan subsidi itu ternyata mendapat restu dari pemerintahan
Perdana Menteri (PM) Abdullah Ahmad Badawi. Pemerintah Malaysia akhirnya
mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar 41–63%. Sesuai
pengumuman itu, harga bensin naik 41%, sementara harga BBM untuk solar naik
63%. Pengumuman kenaikan harga BBM itu menuai protes di dalam negeri.

Kelompok oposisi pun mengkritik kenaikan harga BBM itu yang dinilai akan
memberatkan masyarakat serta berimbas pada perekonomian negara. Namun,
Marican menanggapi kritikan itu dengan bijaksana. Dia meyakinkan publik
bahwa pemerintah tidak mendapat keuntungan dengan menaikkan harga BBM
tersebut. "Pengumuman kenaikan harga BBM tidak akan memberi keuntungan
kepada Petronas. Bahkan, Petronas tidak menerima sesen pun dari kenaikan
tersebut," papar Marican.

"Kebanyakan orang mempermasalahkan kenaikan harga BBM itu tanpa sedikit pun
memahami mengenai harga produksi minyak,"imbuhnya. Dia menjelaskan, harga
pengeboran dan eksplorasi mengalami kenaikan secara substansial mencapai
200%. Marican menganggap kenaikan biaya produksi itu melebihi harga produksi
secara proporsional pada beberapa tahun sebelumnya. Kenaikan harga BBM
terasa semakin menyudutkan posisi Petronas sebagai perusahaan minyak negara.


Sejumlah wacana miring muncul terkait kenaikan harga BBM itu. Berdasarkan
isu yang berkembang, Petronas di bawah kendali Marican dituduh menjual
minyak dengan murah ke negara lain seperti Jepang dan Korea Selatan sebagai
penghargaan atas perjanjian kerja sama yang telah disepakati. Namun,Marican
langsung menolak spekulasi yang berkembang itu."Dalam perusahaan ini tidak
ada kontrak harga,yang ada hanyalah perjanjian suplai.

Harga diserahkan pada pasar.Tidak ada perjanjian harga sebelumnya," tandas
Marican. Selain itu, dia menawarkan strategi untuk melakukan reinvestasi
pendapatan terhadap Petronas. Reinvestasi itu untuk memberikan kontribusi
bagi pendapatan negara. Marican menyatakan pemotongan keuntungan perusahaan
akan kembali kepada pemerintah federal melalui pembayaran kewajiban pajak,
dividen, dan ekspor. Pada tahun lalu, imbuh dia, 35% pendapatan negara
berasal dari langkah ini.

"Meskipun Anda mengatakan Petronas mempunyai keuntungan besar, 60–65% dari
keuntungan kami akan kembali ke pemerintah. Dalam beberapa tahun terakhir,
kami membayar 335,7 miliar ringgit Malaysia kepada pemerintah dan kami
menyisakan 178 miliar ringgit Malaysia untuk reinvestasi usaha kami,"jelas
Marican dikutip theedgedaily. com.

Marican merasa perlu melakukan langkah reinvestasi ini demi menjaga
kelangsungan Petronas. Dia memprediksikan, Petronas akan mengalami kerugian
seperti sejumlah perusahaan minyak negara lain jika tidak melakukan
reinvestasi dari keuntungan yang diperoleh perusahaannya.

Di bawah kepemimpinan Marican, Petronas mampu menaikkan jumlah produksi
minyaknya.Pada Senin (9/6) lalu, Marican menyatakan Petronas mampu
menghasilkan minyak mentah sebanyak 700.000 barel per hari. Alasannya,
Petronas berhasil mengganti ladang minyak yang sudah menipis dengan yang
baru termasuk di Tapis dan Kikeh. (muchammad ismail)

Sumber ; SINDO


-- 
**********************************
Memberitakan Informasi terupdate untuk Rekan Milist
************************************

Kirim email ke