Tentang ayat-ayat Quran yg Anda katakan "WAJAR" menyebut Allah dengan kata ganti orang ketiga sungguh tidak logis.
Saya beri analogi. Semisal Anda berkata kepada anak Anda: "Nak, kamu jangan nakal ya? Nanti aku pukul kamu!" Nah, apa logis bila Anda menggunakan gaya pengucapan seperti berikut: "Nak, kamu jangan nakal ya? Nanti dia pukul kamu!" Bukankah yang berbicara itu Anda, tapi kok memakai kata ganti DIA? Kalau manusia saja tahu perkataan seperti itu tulalit, tapi kenapa Allah malah nggak ngerti kaidah-kaidah bahasa dan malah memberi contoh perkataan yang tulalit? Sekalian juga saya bahas ayat sipengembara: [4:125] Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus ? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. Apakah ayat di atas kata-kata Tuhan? Bukan. Ayat di atas bukan kata-kata Tuhan, sebab Tuhan menyebut dirinya dalam bentuk orang ketiga ("Allah"), hal mana mirip dengan kata-kata manusia berikut: "Perisai bagiku adalah Allah, yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati; Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat." (Mazmur 7:10-11) Bila Quran yg katanya KITAB DEWA (100% FIRMAN, dan DITURUNKAN LANGSUNG DARI SURGA), ternyata isinya tak beda dengan kata-kata manusia dalam kitab sekelas Bibel (yang diklaim derajatnya lebih rendah dari Quran), bagaimana Sdr bisa menjelaskan ini? Bukankah semua klaim itu cuma bualan kosong? Kalimat Tuhan haruslah tegas, suatu misal: "Sebab sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa." (Kejadian 6:17) Sedangkan kata-kata manusia, adalah seperti kalimat yg Saudara contohkan: "Nak ... Ayah mu ini menyayangi mu, dia menginginkan anaknya menjadi anak yg sukses sempurna." Si pengucap dari kalimat di atas bisa saja teman dari si ayah, ibunya, atau teman dari si anak. Yang pasti, si pembicara dalam kalimat itu adalah PIHAK KETIGA. Meninjau kembali model kalimat dalam Surat Lebah, maka ayat-ayat tersebut bukan perkataan Tuhan selaku orang pertama yang seharusnya menjadi subyek dalam kalimat itu, tetapi perkataan orang ketiga, yaitu MUHAMMAD. Dengan demikian, kata ganti "DIA" sama sekali tidak menunjukkan nilai sastra, tapi kerancuan bahasa. Ini bukti tidak ada ketegasan dalam Quran sebagai firman, tetapi hanya perkataan-perkataan manusia belaka. Meyakini kata-kata yang mengandung kata "DIA" sebagai ucapan Allah adalah sangat dipaksakan dan sarat dengan rekayasa. Bila kita tidak membandingkannya dengan kitab suci lain, tentu pendapat saya bisa saja dianggap subyektif. Tapi dengan adanya contoh-contoh pembanding dari kitab suci lain, maka secara obyektif hal itu terbukti kalau ayat-ayat Quran yg diyakini sebagai firman ternyata tak beda dengan kata-kata manusia dalam Bibel. Malah Bibel yg diklaim sebagai kitab suci yang lebih rendah levelnya, dapat menunjukkan kata-kata Tuhan dengan lebih elegan dan berwibawa. PERBANDINGAN: KATA-KATA TUHAN: "Sebab tujuh hari lagi Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya, dan Aku akan menghapuskan dari muka bumi segala yang ada, yang Kujadikan itu." (Kejadian 7:4) KATA-KATA MANUSIA: "Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; sabda TUHAN itu murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya." (2 Samuel 22:31) Sekarang bandingkan dengan ayat Quran berikut: Orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunanNya. Dan Dia lebih mengetahui mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa." [53:32] Kalimat Quran di atas lebih cocok dengan kata-kata TUHAN atau kata-kata manusia? Berikutnya, akan saya ulas kata-kata "Allah" yang janggal, yg bila dinalar lebih cocok bila itu sebagai kata-kata manusia belaka. . Dasar kepercayaan iman muslim dibangun diatas dusta,kebohongan dan teror pembunuhan yang biadab dimana saat zaman dan waktu sudah berubah kebenaran yang ada diungkapkan dan tidak bisa dihalangi ataupun dibendung serta kejahatan pembunuhan sudah dapat diantisipasi dan diminimalkan maka saat itu juga ambang kehancuran islam akan terjadi dan pada saatnya islam akan lenyap dan ini pasti terwujud. Feifei_fairy http://profiles.friendster.com/fairyfeifei Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail.com http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/