Riau Pos
Sabtu, 27 September 2008 

     
      Tersinggung, Wapres Marah

      Juru Bicara Presiden Dinilai Tak Punya Etika 



      Laporan Jpnn, Jakarta
      JURU Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal benar-benar membuat kecewa 
Wakil Presiden Jusuf Kalla. Wapres mengaku sangat tersinggung dengan pernyataan 
Dino tentang perundingan damai Thailand. Pernyataan terbuka soal perundingan 
putaran ketiga antara masyarakat Thailand Selatan dan pemerintah Thailand itu 
menyebabkan pemerintah Thailand tersinggung.

      Dino dinilai tak memiliki kompetensi memberikan keterangan tentang 
materi-materi sensitif yang bisa membuyarkan perdamaian di kawasan yang 
bergolak puluhan tahun tersebut. ''Saya benar-benar terpukul begitu mendengar 
pernyataan (Dino) itu. Sebab, (pernyataan itu) telah menimbulkan perdebatan 
yang tidak perlu di Thailand. Sebagai mediator, saya menjadi tidak enak, 
dinilai tidak punya etika,'' kata Kalla dalam keterangan pers di Kantor Wapres 
Jumat (26/9).

      Dalam keterangan pers Ahad lalu, Dino membeberkan sejumlah hasil 
perundingan yang digelar di Istana Bogor yang dimediatori Wapres. Di antaranya, 
pernyataan bahwa pemerintah Thailand telah mengirim delegasi yang memiliki 
mandat penuh dari perdana menteri. Hal itu menimbulkan perdebatan di negara 
yang tengah melakukan suksesi perdana menteri tersebut.

      Selain itu, Dino membeberkan bahwa kedua pihak sepakat untuk berdamai 
meski masih ada sejumlah poin yang harus dibicarakan lebih lanjut. Etikanya, 
tegas Kalla, seorang mediator tidak berhak memberikan keterangan apa pun 
tentang hasil perundingan. Pernyataan yang dikeluarkan seorang mediator harus 
bersifat umum dan mendukung proses negosiasi. Jadi, bukan menyangkut substansi 
perundingan, bahkan memberikan tenggat waktu perundingan. ''Kalau kita tidak 
jaga etika, buyar semua. Buyarnya bukan di sini, tapi di negara orang lain,'' 
ujarnya.

      Kalla mengatakan telah menegur keras Dino karena dia tidak memiliki 
kapasitas untuk menyampaikan hasil perundingan yang belum dibuka oleh delegasi 
kedua pihak. Tindakan Dino itu, dinilai Wapres, mencemari kepercayaan yang 
diberikan kedua pihak yang bersengketa. ''Negosiasi itu persoalan trust. 
Mediator tidak boleh membocorkan hasil perundingan. Itu poin pokoknya. Karena 
saya mewakili negara, orang (Thailand) pikir negara yang membocorkan. Padahal, 
tidak ada instruksi dari saya,'' tandasnya.

      Mediator, lanjut dia, seharusnya tidak memberikan komentar mengenai 
materi perundingan tanpa seizin pihak yang berunding. ''Saya sudah tanya ke 
mereka apakah mau berbicara dengan pers, jawabannya tidak, tidak. Maka, saya 
tidak kasih komentar. Kalau mediator mengeluarkan isi pembicaraan, itu 
melanggar etika,'' papar Kalla.

      Terkait pernyataan Departemen Luar Negeri Thailand yang menyatakan 
delegasi yang dikirim tidak mewakili pemerintah, Kalla menepisnya. Sebab, dia 
telah mengantongi mandat dari pemerintah Thailand. Namun, Kalla mengakui, 
perundingan memang tidak melibatkan Kantor Menteri Luar Negeri Thailand. Sebab, 
persoalan Thailand Selatan adalah masalah internal satu negara.

      Dengan demikian, tidak dibutuhkan peran Departemen Luar Negeri. ''Dalam 
perundingan MoU Helsinki, Deplu kita juga tidak dilibatkan karena ini bukan 
persoalan antarnegara. Ini persoalan intern negara yang diselesaikan melalui 
mediasi pihak ketiga di luar negeri,'' terangnya. 

      Meski terjadi insiden yang tidak mengenakkan tersebut, Kalla yakin, 
putaran perundingan berikutnya akan tetap berjalan.

      Pergantian rezim yang tengah terjadi di Thailand juga tidak berpengaruh 
kepada proses perundingan. Sebab, mandat yang diterima Kalla ditandatangani 
bukan atas nama pribadi. (noe/oki/fia 

Kirim email ke