Kasihan Mahasiswa STT SETIA..

Berbahagialah Anda jika pada malam hari Anda masih bisa tidur nyenyak tanpa
gangguan basah karena hujan atau sengatan nyamuk hutan yang ganas.
Berbahagialah Anda jika masih bisa menjalankan ibadah pada siang hari.
Berbahagialah Anda jika masih bisa buang air besar ataupun kecil dengan
tidak antri bak ular Karena semua ini sedang di alami oleh 500 orang
mahasiswa Sekolah Tinggi Theologi di pengungsian mereka di Bumi Perkemahan
Cibubur, 400 orang di Wisma Transito Jakarta TImur dan kurang lebih 450
orang di Bekas Kantor Walikota Jakarta Barat. Parahnya penderitaan ini sudah
mereka alami selama 2,5 bulan lamanya.

Direktur STT SETIA Pdt. Dr. Matheus Mengentang, M.Th. kepada wartawan di
Jakarta (6/10) mengatakan pihaknya sangat-sangat memprihatinkan keadaan anak
didik mereka. "Bayangkan di Bumi Perkemahan ini kami tidur di atas tanah dan
dibawah tenda sudah dua setengah bulan. Ini menyebabkan kurang lebih lima
orang mahasiswi kami harus dilarikan ke rumah sakit karena sakit paru-paru.
Sementara di Bekas Kantor Walikota Jakarta Barat ada tiga orang mahasiswa
kami yang harus dilarikan ke rumah sakit untuk sedot kotoran di dalam usus
mereka karena menahan buang air selama berhari-hari. Mengapa? Karena ketika
mereka ingin buang air mereka harus antri sebanyak kurang lebih 50 orang
sebab fasilitas MCK di sana sangat minim. Di Wisma Transito kami juga sangat
tertekan karena mahasiswa kami dilarang beribadah pada siang hari karena di
sana ada mesjid. Padahal kita tahu bersama negara ini menjamin kemerdekaan
setiap warga negara untuk beribadah menurut agamanya masing-masing.

Curahan hati Mangentang sangat beralasan karena setelah kasus pengusiran
paksa Mahasiswa STT Setia dari kampus sah mereka di Kampung Pulo Kec Makasar
Jakarta Timur sekarang ini praktis tidak ada lembaga atau organisasi
termasuk pemerintah yang bersedia turun tangan membantu mereka. " Sejak
tanggal 21 September yang lalu Pemda DKI melalui Bapak Bambang dari Kesbang
sudah menyatakan bahwa Pemda DKI angkat tangan dalam pembiayaan di Bumi
Perkemahan Cibubur. Dia menyuruh kami untuk segera relokasi dan pindah ke
bekas Kantor Walikota Jakarta Barat. Padahal di sana sudah ada kurang lebih
450 orang mahasiswa yang sangat memrihatinkan hidupnya karena persolan air
bersih, MCK dan berbagai fasilitas lainnya. Nah jika kemudian ditambah lagi
dengan 500 orang Mahasiswa dari Bumi Perkemahan Cibubur ini mau jadi apa
kami di sana. Sebetulnya kami hanya mengharapkan agar Pemda atau aparat
memfasilitasi kami dan menjaga keamanan kami untuk kembali ke kampus. Karena
kampus itu adalah sah milik kami. Kami memiliki dokumen yang resmi. Sejak 21
tahun lalu kami sudah tinggal di sana. Mengapa kami harus terusir hanya
karena kami ini Kristen?," tegas Mangentang.

Mangentang kemudian membeberkan bahwa sebelum mereka diusir dari kampus
mereka terlebih dulu dikata-katai dengan teriakan yang sangat menyesakkan.
"Lewat pengeras suara dari Mesjid dekat kampus yang kami bantu
pembangunannya dengan memberikan ratusan sak semen, puluhan truk pasir,
besi, dan batu orang-orang itu mengusir kami dan mengatakan beragam kalimat
yang tak pantas. Lalu ketika kami diusir paksa dengan kawalan polisi ada
tujuh belas mahasiswa kami yang jadi korban mereka antara lain di siram
dengan air panas, terkena lemparan batu, dibacok dengan clurit, ditikam
dengan samurai, disiram dengan air keras di kepala, wajah dan leher, serta
lebam-lebam karena dipukuli dan ditendang berkali-kali. Ini pelanggaran
kemanusiaan yang sangat berat. Dan sangat kami sesalkan ini terjadi di
Jakarta ibukota Republik Indonesia yang katanya negeri cinta damai dan yang
mengalami kami orang Kristen, Mahasiswa Theologi SETIA yang berasal dari
daerah yang mayoritas Kristen yakni dari Nias, Kalbar, Alor, Sumba, Mamasa,
Atambua, dan Manado ," kisah Mangentang sambil berurai air mata.

Beberapa isu yang beredar menyatakan sebelumnya pihak Yayasan Setia telah
menerima dana milyaran untuk relokasi STT Setia namun ini dibantah
Mangentang. "Tidak benar isu itu. Kami pihak rektorat maupun Yayasan yang
sudah kami klarifikasi kebenarannya tidak pernah menerima uang itu. Isu itu
sangat menyesatkan. Kami sudah cek kepada Almaharhum Ketua Yayasan sebelum
beliau meninggal maupun pimpinan yayasan lainnya semua tidak pernah menerima
uang," tangkisnya.

Mangentang kemudian berharap agar semua pihak mendukung mereka kembali ke
kampus mereka semula di Kampung Pulo Makasar Jakarta Timur. "Semua karena
alasan kemanusiaan semata. Saya selaku Direktur tidak tega melihat
penderitaan mahasiswa kami lebih lama lagi. Cukup sudah. Karena Pemerintah
dalam hal ini Gubernur dan Wakil Gubernur bahkan Presiden sendiri telah
memberikan pernyataan bahwa seusai lebaran kami boleh kembali lagi ke kampus
kami. Nah sekarang sudah selesai lebaran jadi kami menagih janji itu,"
katanya. (Hendra)


Kronologi Peristiwa Penyerangan terhadap Mahasiswa dan Kampus Sekolah Tinggi
Theologi Injili Arastamar (SETIA) di Jakarta 25-27 Juli 2008

Mesjid Dijadikan Arena Provokasi
Waktu dan tanggal kejadian : JUMAT 25 Juli 2008
Pada hari Jumat 25 Juli 2208 jam 21.00 seorang mahasiswa Setia, Junius Koly
berasal dari Alor NTT keluar dari Kampus Setia menuju ke Asrama Putra yang
terletak di RT 04/RW 04 Kampung Pulo Pinang Ranti Makasar Jaktim. Ia
berjalan kaki melintasi Gang Melinjo yang memisahkan Kampus Setia dan Asrama
Putra. DI tengah jalan ia melihat seekor tikus melintas secara spontan ia
mengambil sandal yang dipakainya dan melempar tikus itu. Sandal itu masuk
secara tidak sengaja ke halaman rumah seorang warga yang ada di gang itu.
Saat Junius akan mengambilnya tiba-tiba ia diteriaki maling. Sehingga dalam
waktu singkat warga berkumpul dan menganiaya Junius. Akhirnya Junius
diserahkan ke pihak kepolisian.

Pada hari Sabtu 26 Juli  2008 setelah diperiksa Junius tidak terbukti
bersalah sehingga dikembalikan ke pihak STT SETIA. Jam 10 malam massa
melempari asrama putra STT Setia lalu dari mesjid terdengar ajakan berjihad
melawan Setia.

Hari Minggu 27 Juni 2008 Pukul 01.00 massa merusak dan menyerang asrama
putri sambil berteriak Allahu Akbar, Allahu AKbar bahkan mereka mencoba
membakar asrama tersebut. Penyerangan ini menyebabkan mahasiwi SETIA sangat
ketakutan dan trauma mereka berteriak-teriak dan berlarian kesana kemari.

Selanjutnya pada Pukul 03.00 massa bergerak ke Kampus Utama SETIA dengan
membawa beragam senjata tajam dan batu sambil berteriak-teriak bahwa mereka
akan berjihad melawan Setia. Tapi saat itu pihak mahasiswa tidak melakukan
perlawanan apa pun. Mereka bahkan mendoakan agar massa itu sadar akan
kejahatan yang sedang mereka lakukan terhadap sesama dan agar mereka
diberkati oelh Tuhan. Hingga pagi hari ribuan massa telah datang dan
memblokir semua akses ke Kampus SETIA. Hal ini menyebabkan mahasiswa
tersandera dan kelaparan. Pagi hari pihak kepolisian tampak bisa meredakan
suasana dan mengendalikan massa .

Namun Pukul 21.30 dari arah mesjid terdengar lagi provokasi agar massa
bersiap untuk berjihad. Sementara pihak polisi yang sudah tiba dilokasi
sejak pagi itu tidak dapat berbuat apa-apa malahan menyuruh mahasiswa untuk
waspada dan menghindari serangan.

Senin 28 Juli 2008 Pasukan Brimob dari Polda Metro Jaya bukannya menangkap
para pelaku penyerangan dan provokator malahan memaksa Mahasiswi Setia untuk
dievakuasi. Saat evakuasi terjadi mahasiswi dihujani dengan batu-batu besar
sehingga membuat badan dan kepala mereka berdarah-darah sementara aparat
polisi tidak menghardik penyerang atau mengusir mereka. Hal sama juga
dialami para mahasiswa ketika mereka dievakuasi dari tempat kejadian itu.
Mereka ditombak dengan bambu runcing, dipukuli, dibacok dan diclurit serta
di siram dengan air keras. Hingga saat ini ada seorang mahasiswa Setia yang
masih berada di rumah sakit dalam kondisi kritis karena kepalanya terkena
siraman air keras.

Pada hari minggu itulah hingga dini hari pihak STT Setia terpaksa
meninggalkan kampus mereka yang sudah didiami selama 21 tahun lamanya.
Mereka terusir dari tanah dan bangunan yang sah yang mereka miliki. Mereka
diejek, dihina, ditendang, dibacok hanya karena mereka Kristen. Mereka tidak
lagi dianggap sebagai warga negara yang sah yang sama hak dan kedudukannya
dimata hukum dan pemerintahan. (Seperti yang dituturkan Pdt Matheus
Mangentang dan Pdt Edison  Djama kepada Hendra Kasenda)


17 Korban STT Setia
(Mereka memilih mengalah dan membalas aniaya yang mereka alami dengan doa
dan kepasrahan karena mereka adalah para Hamba Tuhan, Calon Pendeta dan
Calon pendidik. Sebetulnya kalau mau mereka bisa saja mereka membalas tapi
mereka memilih meniru apa yang Yesus katakan, "Jika ada yang menampar pipi
kirimu berikanlah pipi kananmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya
kamu.")
<!--[if !supportLists]-->1.            <!--[endif]-->Ardian asal Sumba
terkena siraman air keras di pundak kanan
<!--[if !supportLists]-->2.            <!--[endif]-->Marthen Lalo asal Sumba
terkena lemparan batu di pelipis kanan dan dipukuli di kepala bagian
belakang
<!--[if !supportLists]-->3.            <!--[endif]-->Gabriel Besi asal
Atambua dibacok dengan clurit di bagian kepala dan kedua tangan
<!--[if !supportLists]-->4.            <!--[endif]-->Jupiter asal Atambua
ditikam dengan samurai di pundak dan ditikam dengan bambu runcing di perut
<!--[if !supportLists]-->5.            <!--[endif]-->Lukas Asal Manado
disiram dengan air keras di kepala, wajah dan leher
<!--[if !supportLists]-->6.            <!--[endif]-->Yunus asal Alor disiram
dengan air keras di leher, bahu, dan terkena lemparan batu
<!--[if !supportLists]-->7.            <!--[endif]-->Ramaeli asal Nias luka
di wajah dan kepala akibat lemparan batu
<!--[if !supportLists]-->8.            <!--[endif]-->Disiplin asal Nias luka
bakar di bahu karena terkena siraman air keras
<!--[if !supportLists]-->9.            <!--[endif]-->Demaus asal Luwu
Sulawesi luka kepala akibat lemparan batu
<!--[if !supportLists]-->10.       <!--[endif]-->Henok asal Sumatra Utara
Luka tusukan di leher akibat bambu runcing
<!--[if !supportLists]-->11.       <!--[endif]-->Kristian asal Mamasa
seluruh badan terkena siraman air keras
<!--[if !supportLists]-->12.       <!--[endif]-->Alfred asal Kalbar
luka-luka akibat lemparan batu
<!--[if !supportLists]-->13.       <!--[endif]-->Gabriel Umbi asal NTT luka
memar pada paha kiri akibat tendangan berkali-kali
<!--[if !supportLists]-->14.       <!--[endif]-->Oktavianus asal Maluku luka
di punggung akibat ditendang berkali-kali
<!--[if !supportLists]-->15.       <!--[endif]-->Yohanes asal Sumba luka di
kepala akibat pukulan benda keras
<!--[if !supportLists]-->16.       <!--[endif]-->Daniel asal Sumba luka
akibat pukulan kayu dan pecah bibir
<!--[if !supportLists]-->17.       <!--[endif]-->Salmon asal Sulut luka di
pelipis



SERUAN KEPADA SELURUH ANAK BANGSA
<!--[if !supportLists]-->1.            <!--[endif]-->Pemerintah RI
Tolonglah lindungi dan jamin keselamatan dan keamanan seluruh warga
masarakat Indonesia tanpa memandang agama, suku atau predikat apa pun.

<!--[if !supportLists]-->2.            <!--[endif]-->Aparat Kepolisian
Tolonglah usut pelaku penganiyaan, penyerang dan provokator yang menyebabkan
1400 orang harus menderita selama berhari-hari. Tolonglah jangan takut
dengan massa yang menggunakan atribut agama tertentu dan mengatasnamakan
Allah untuk melakukan tindakan anarkis

<!--[if !supportLists]-->3.            <!--[endif]-->Media Massa
Tolonglah menyampaikan pemberitaan dengan objektif sesuai dengan kenyataan
di lapangan. Sebagai contoh kasus pada saat penyerangan itu seluruh Media
Nasional hanya mengungkapkan bahwa peristiwa itu merupakan bentrokan kecil
antara masyarakat dan mahasiswa SETIA. Padahal yang benar peristiwa itu
merupakan penyerangan, penganiyaan, penyiksaan dan pengrusakan yang dengan
sengaja dilakukan oleh massa beratribut agama ISLAM yang semesinya Rahmatan
Lil Alamin.

<!--[if !supportLists]-->4.            <!--[endif]-->Masyarakat Kristen
Tolonglah doakan Setia karena hingga hari ini kami masih dalam kondisi yang
sangat memprihtinkan

<!--[if !supportLists]-->5.            <!--[endif]-->Organisasi Kristen
Tolonglah lebih aktif membela umat dan bersuara dengan nyaring menjadi
corong yang menggaungkan kelangsungan hidup damai, pelakuan yang adil dan
hidup penuh cinta kasih sesama anak bangsa

<!--[if !supportLists]-->6.            <!--[endif]-->Masyarakat Kampung Pulo
yang Menolak Setia
Tolonglah bermurah hati memberikan kesempatan bagi SETIA untuk mempersiapkan
kampus baru di tempat lain namun sekarang ini izinkan SETIA kembali
beraktifitas dulu sambil menunggu kampus baru selesai dibangun

<!--[if !supportLists]-->7.            <!--[endif]-->Seluruh anak bangsa
Marilah kita bergandeng tangan bersama membangun bangsa ini. SETIA telah
turut membangun bangsa dengan menyediakan pendidikan bagi para guru agama
agar anak-anak Indonesia beraklak baik di masa depan. Marilah buang
kebencian dan kenakanlah cinta kasih diantara kita sesame anak bangsa.


Pengirim:
Hendra K.
[EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke