http://www.inilah.com/berita/politik/2008/02/25/14120/unesco-dukung-pengajaran-bahasa-ibu/
INILAH.COM, Jakarta - Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya (Unesco) mendukung pengajaran bahasa ibu di sekolah-sekolah sebagai bagian muatan lokal untuk melestarikan kekayaan budaya dari ancaman kepunahan. "Di Indonesia ada 742 bahasa ibu, namun dari tahun ke tahun jumlahnya berkurang," kata Ketua Komisi Nasional untuk Unesco Prof Dr Arief Rahman kepada pers pada Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional di Jakarta, Senin. Arief menyebutkan terdapat beberapa alasan jumlah bahasa ibu terus berkurang antara lain sudah tidak ada penuturnya karena telah meninggal tanpa sempat menurunkan kemampuan bahasa tersebut kepada generasi berikut. Apalagi adanya pemakaian bahasa nasional dan desakan bahasa asing seperti Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari sehingga generasi muda sampai di pelosok daerah memilih menggunakan bahasa Indonesia ketimbang bahasa ibu, katanya. Ia mencontohkan, dalam beberapa tahun terakhir terjadi penurunan jumlah bahasa ibu seperti di Papua dari 273 bahasa menjadi 271 bahasa, di Sumatera dari 52 bahasa kini 49 bahasa, dan di Sulawesi dari 116 bahasa turun menjadi 114 bahasa. "Unesco prihatin dengan ancaman kepunahan bahasa-bahasa ibu di dunia, terbanyak terjadi di Indonesia," katanya. Arief menegaskan bersama kepunahan bahasa ibu akan punah pula budayanya. Hal yang lebih memprihatinkan kemampuan bertutur dalam bahasa ibu yang punah akan mempengaruhi kemampuan membaca dan berbicara, katanya. Ketika bahasa ibu sudah tidak digunakan maka ancaman baru dihadapi masyarakat yakni dalam waktu cepat atau lambat mereka akan kembali menjadi buta aksara. Unesco, katanya, sangat prihatin dengan kebijakan dan perhatian yang tidak sungguh-sungguh untuk mengatasi kepunahan itu karena generasi mendatang tidak memiliki lagi bahasa ibu. Unesco menjadikan tahun 2008 sebagai Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional untuk membangkitkan kepedulian pemerintah dan masyarakat dunia untuk melawan buta aksara. Sementara itu, Kepala Pusat Bahasa Depdiknas Dendy Sugondo mengatakan, kepunahan pemakaian bahasa ibu karena banyak keluarga sudah tidak mengajarkan atau membiasakan bertutur dalam bahasa ibu dalam komunikasi sehari-hari. Beberapa upaya perlu terus dilakukan pemerintah untuk mencegah kepunahan bahasa ibu, yakni melalui revitalisasi penggunaannya dalam berbagai ranah kehidupan dan mengembangkan kosa kata baru terhadap bahasa yang terancam punah, katanya. [*/L1]