Sayang ganbarnya gak muncul.

Shalom,
Tawangalun.


Katagori : Laporan

Oleh : Redaksi 16 Mar, 09 - 5:30 am 



Behind Enemy Lines by Yvonne Ridly Yvonne Ridley,
wartawati-feminis Inggris, yang menjadi mualaf setelah ditawan Taliban,
dan kini menjadi pembela Islam di Inggris. Berikut ini adalah ceramah
Yvonne Ridley beberapa tahun lalu di Global Peace & Unity
Conference, London, tepatnya pada tanggal 30 November 2006.
Mudah-mudahan bisa jadi informasi bagi saudara-saudara yang belum
mengetahui sebelumnya.



Awalnya saya ingin mempersembahkan pidato saya di Global Peace and
Unity Conference ini kepada Imam Anwar Al-Awlaki-seorang ulama
terkemuka dan dihormati di komunitas Muslim berbahasa Inggris � yang
ditahan di Yaman dua bulan yang lalu. Namun, saya juga harus berterima
kasih kepada saudara Fahad Ansari dari Islamic Human Rights Commussion,
penulis artikel �God Save The Deen�, yang menginspirasi saya menulis
ceramah ini. Sebagian besar isi ceramah ini terinspirasi oleh
tulisannya itu.


Keislaman saya masih amat belia, karena saya baru menjadi
muslimah pada 2003 � dan meskipun masih banyak yang harus saya
pelajari, saya dapat merasakan frustasi yang dirasakan umat muslim pada
saat ini. Saya tahu serangan 11 September berdampak luar biasa besar
pada dunia, tapi itu bukan suatu awal � itu adalah kelanjutan dari
warisan imperalisme AS dan ketakutannya terhadap Islam.



Sekitar 10 tahun yang lalu, para pemuda Muslim dari berbagai belahan
dunia membanjiri Bosnia untuk membantu saudara-saudara mereka berjuang
mempertahankan diri menghadapi Serbia yang melancarkan genosida,
sementara dunia hanya berdiam diri menontonnya. Jihad menyatukan Muslim
dari segala kebangsaan, status, dan kultur. Semua disatukan, bahkan
mereka yang tidak bisa berangkat untuk berperang berusaha mengulurkan
bantuan dalam berbagai bentuk lain seperti penggalangan dana,
penyelenggaraan acara penyadaran masyarakat, dan demonstrasi.



Hasilnya, umat Muslim berhasil mematahkan usaha genosida.Dunia Barat
baru melakukan intervensi setelah tampak jelas bahwa Muslim Bosnia akan
meraih kemenangan.Mereka tidak bisa menerima berdirinya sebuah negara
Islam di jantung Eropa, sehingga mereka pun mengitervensi. Ini buka
semata-mata kesimpulan saya, tapi mantan Presiden Bill Clinton pun
mengakuinya dalam autobiografinya.



Ketakutan terhadap Islam telah berkembang selama 10 tahun belakangan,
sehingga darah saudara-saudara kami kini mengalir bagaikan
sungai-sungai yang melintasi Chechnya, Kashmir, Palestina, Afganistan,
Irak, dan baru-baru ini kita semua menyaksikan apa yang terjadi di
Lebanon. Saya pernah mendatangi banyak dari ladang-ladang pembantaian
ini dan izinkan saya mengatakan kepada Anda bahwa tubuh-tubuh rusak,
meledak berkeping-keping dari saudara-saudara Muslim kami sama persis
dengan tubuh-tubuh yang tersebar pada hari ini sangat jelas: darah
Muslim adalah komoditas murah.



Sementara itu, puluhan ribu Muslim tak bersalah masih disiksa di
tempat-tempat terpencil seperti Teluk Guantanamo, Bandara Bagram di
Afganistan, Abu Gharib, Diego Garcia, dan penjara-penjara rahasia di
berbagai penjuru dunia.



Sementara
itu, di penjara-penjara bawah tanah di Suriah, Yordania, Maroko,
Tunisia, Argeria, Mesir � saudara-saudara kami disiksa atas prakarsa
dan tuntutan pemerintah AS. Dam saua uakin pemerintah Inggris pun
terlibat dalam hal ini � Para pejabatintelejen Inggris tidak lama lagi
akan dipermalukan karena keterlibatan mereka.



Bahkan sampai sekarang, masih ada 9 warga negara Inggris yang ditahan
di Guantanamo � orang-orang Amerika tidak menginginkan mereka, tapi
pemerintah Inggris juga tidak mau menerima mereka. Meskipun Departemen
Luar Negeri memberikan berbagai dalih, sebenarnya mereka hanya perlu
menelepon untuk meminta pembebasan saudara kami itu. Dan jangan pikir
hanya laki-laki yang disekap dan disiksa � Moazzam bisa mendengan
jeritan seorang perempuan di sel penyiksaan di Afganistan tempat dia
ditahan oleh Amerika.



Temuilah Moazzam Begg di stan Cage Prisoners hari ini dan tanyakan
kepadanya, apa yang bisa Anda lakukan untuk membantu. Karena kita bisa
membantu. Hampir tak ada tahanan yang dibebaskan berkat proses
pengadilan, melalui tekanan politik � yaitu ketika pemerintah turut
campur tangan.



Anda yang hadir hari ini bisa membuat perubahan. Jangan hanya duduk di
sini dan meredam kegeramam � beraksilah. Tekanlah para politisi Anda
dan ingatkan mereka bahwa Andalah tuan-tuan mereka.



Dalam surah Al-�shr, Allah menyatakan bahwa seluruh umat manusia,
termasuk Muslim, berada dalam kerugian; kecuali mereka yang BERIMAN,
MELAKUKAN AMAL KEBAIKAN, dan SALING MENGINGATKAN TENTANG KEBENARAN DAN
KESABARAN. Hanya dengan memenuhi 4 kriteria ini, kita akan dapat
berjumpa dengan Tuhan. Namun, jika kita membenamkan kepala kita di
pasir dan berpura-pura tidak ada penindasan di dunia, dan penderitaan
saudara-saudara kita itu tak berarti apa pun bagi kita, maka mungkin
kita tidak akan bisa berjumpa dengan-Nya.



Bahkan Ken McDonald, jaksa di Inggris, merasa jijik dengan
tindakan-tindakan pemerintah � ia menyerang dengan sengit apa yang
disebut �pengadilan-pengadilan rahasia�.



Pengadilan-pengadilan itu mengadili tersangka terorisme yang tidak
diizinkan melihat bukti-bukti yang memberatkan mereka. Itu sungguh
suatu penghinaan terhadap keadilan.



Dalam
sebuah wawancara eksklusif dengan Islam Channel News, dia berkomentar:
�Kita harus menegaskan bahwa prinsip-prinsip ini tidak bisa
ditawar-tawar. Dalam tekanan politik apa pun, dalam iklim apa pun,
prinsip-prinsip ini adalah hakikat dari keadilan: persidangan yang
terbuka dan dilakukan di hadapan pengadilan yang independen dan netral.



�Kita tidak menginginkan pengadilan-pengadilan rahasia, kita tidak
menginginkan hakim yang dipilih secara rahasia, kita tidak menginginkan
keadilan rahasia. Pengadilan yang berimbang; fairness di antara
penuntut dan pembela tidak bisa ditawar-tawar; hak mendapat keterangan
lengkap tentang kasus yang dituduhkan Negara terhadap Anda tidak bisa
ditawar-tawar.



�Pembela berhak mengetahui tuduhan yang dihadapinya, dan mereka berhak
mendapatkan bahan-bahan yang dimiliki Negara, termasuk yang merugikan
tuduhan Negara atau menguntungkan tertuduh. Hak naik banding tidak bisa
ditawar-tawar.



�Dan asas praduga tak bersalah, standar pembuktian kejahatan � yang
melampaui keraguan-keraguan yang masuk akal � dengan tanggung jawab
pembuktian terletak di pundak Negara, tak satu pun dari prinsip-prinsip
ini bisa ditawar-tawar.�



Dan tentu saja ia benar � tapi Tony Blair berkata bahwa Muslim harus
berhenti memiliki mentalitas korban.Namun, kalau kepala kejaksaan saja
mengeluh, tentu kami punya alasan kuat.



Coba bayangkan, apa tanggapan anak-anak muda Muslim atas semua ini?
Mereka membaca kisah-kisah kepahlawanan Saladin Al-Ayyubi, Khalid bin
Walid, Tariq bin Ziad, dan menyimak kisah-kisah keberanian dan
keperwiraan Nabi Muhammad saw, yang amat kami cintai. Tahukah Anda, 5
tahun lalu, saya sama sekali tidak tahu siapa Nabi saw itu. Namun,
sekarang saya bersedia mengorbankan tetes darah terakhir saya untuk
membela nama, kehormatan dan kenangan tentang beliau. Bahkan setelah
wafat, beliau menunjukkan dirinya mampu menyatukan Ummah dalam protes
terhadap karikatur jahat dari Denmark itu.



Pahlawan-pahlawan modern kami mencakup Malcolm X dan Syyid Qutb, yang
tulisan keduanya membantu saya mendefinisikan diri sebagai Muslim.



Mereka menjadi semacam role model yang diikuti anak-anak muda kami.
Namun, mereka malah menerima informasi-informasi yang simpang siur dan
membingungkan. Blair mencoba melarang Milestones (Buku karangan Syyid
Qutb) � ia diberi tau bahwa Usamah bin Ladin membaca buku itu � Well,
Usamah juga membaca Shakespeare. Apakah kita juga harus melarang
Tweifth Nightm Hamlet, dan karya-krya klasiknya yang lain? Satu menit,
anak-anak muda kami diberi tahu untuk hanya takut kepada Allah SWT,
tapi menit berikutnya, mereka diberi tahu untuk �melunakkan� Islam
mereka dan menunjukkan kepala dengan patuh.



Sejak
peristiwa 11 September, diluncurkan kampanye gencar untuk mengubah
Islam menjadi sesuatu yang lebih sesuai dengan menyuarakan Barat.
Tujuannya adalah menciptakan sebuah Islam yang sekuler dan kultural
yang rukun dengan dunia karena ia tunduk kepada penindas-penindasnya,
bukannya kepada Allah; sebuah Islam tanpa jihad, syariah dan khilafah �
hal-hal yang diperintahkan Allah kepada kami untuk menjalankannya, demi
tegaknya din Allah di muka Bumi.



Dan upaya-upaya ini tampak di mana pun saya mengarahkan pandangan.
Hijab direnggut dari kepala saudari-saudari kami di Tunisia, Prancis,
dan Turki. Saudari-saudari kami di Belanda dan Jerman juga menjadi
sasaran. Dan di Inggris, ada Jack Straw, mantan Menteri Luar Negeri
Inggris uang mempermasalahkan Jilbab � dia mungkin tidak suka nikab,
tapi saya berharap ia memakainya, ditambah sebuah berangus yang besar.
Saya tidak membutuhkan laki-laki kulit putih setengah baya untuk
memberi tau saya atau saudari-saudari saya bagaimana kami harus
berpakaian. Nikab, seperti jilbab, seperti hijab menjadi simbol
penolakan terhadap gaya hidup Barat yang negatif seperti penggunaan
obat-obatan terlarang, mabuk-mabukkan, dan seks bebas. Sikap tersebut
adalah pernyataan kepada Barat bahwa kami tidak mau menjadi seperti
dirimu.



Muslim yang memilih menjadi lebih kebarat-baratan ketimbang orang Barat
sendiri membuat saya tertawa � tidak sadarkah mereka bahwa tampak
konyol di mata dunia? Mereka bersembunyi di balik deskripsi-deskripsi
semacam moderat � lagi-lagi, pesan apakah yang ingin disampakan kepada
anak-anak muda kami? Jika kita meminta mereka untuk menjadi moderat,
tidakkah itu menyiratkan bahwa ada sesuatu yang salah dengan Islam yang
perlu dilunakkan, dijinakkan?



Apa itu moderat dan apa itu ekstremis? Saya tidak tahu. Saya hanya
seorang Muslim. Saya tidak mengikuti ulama atau aliran mana pun � saya
hanya mengikuti Nabi saw. Dan Sunnahnya. Apakah itu membuat saya
menjadi seorang ekstremis? Saya tidak yakin Tony Blair memahami dirinya
sendiri � saya menulis surat kepadanya tiga bulan yang lalu dan sampai
sekarang saya masih menunggu balasannya. Menjadi Muslim itu agak mirip
dengan mengandung. Pernakah mendengar ada orang yang mengandung dengan
moderat?



Islam telah diserang selama 1.400 tahun dan kami sekarang sudah belajar
untuk hanya bergantung kepada Allah. Namun, masih ada Muslim yang
mencium tangan yang menampar mereka. Saya khawatir bahwa kita tak lagi
bisa memercayai seseorang hanya karena mengenakan busana islami. Ada
pemimpin-pemimpin Muslim yang mengklaim bahwa mereka membimbing dan
melindungi kami, tapi tidak semuanya memikirkan kepentingan kami.
Generasi muda kami harus sangat hati-hati sejak peristiwa 11 September
dan Bom London 7 Juli. Kmi harus memberi tahu generasi muda kami bahwa
apa yang terjadi di Palestina, kashmir, Chechnya, Irak dan Afganistan
adalah perlawanan yang dibenarkan terhadap pendudukan militer yang
brutal, sedangkan kejahatan-kejahatan seperti 11 September dan Bom
London adalah terorisme. Menyamakan keduanya berarti mengkhianati
saudara-saudara kami yang tak punya pilihan selain melawan atau
terhapus dari muka planet ini.



Hamba-hamba baru Dunia Barat menghujat partai-partai Islam dan
pemerintah-pemerintah yang menerapkan syari�ah. Saya menyebut mereka
�Penggembira�. Mereka diterbangkan pemerintah dari AS, Kanada, Yaman,
dan Mauritania untuk menyebarkan Islam yang jinak. Hasil akhirnya
adalah penjinakan din Allah, sebuah Islam yang lemah dan pasif, mau
menerima status quo yang menindas dan menghinakan Muslim; sebuah Islam
yang mendorong Muslim mengutuk aksi saudara-saudara mereka yang dengan
gagah berani melawan pendudukan dan penindasan dengan segala yang
mereka punya. Bahkan mendoakan mereka pun sekarang menjadi kejahatan �
berapa lama lagi sebelum kami diberi tahu untuk tidak mendoakan
mujahidin?



Salah satu panglima perang terbesar yang pernah dikenal dunia, Saladin
Al-Ayyyubi, pembebas Al-Quds, pernah ditanya mengapa dia tak pernah
tersenyum. Dia menjawab, bagaimana mungkin dia tersenyum padahal dia
tahu Masjid Al-Aqsa masih diduduki? Saya bayangkan bagaimana
tanggapannya terhadap situasi dunia sekarang? Saat ini para pemimpin
Arab menari perut tanpa malu di hadapan Amerika sambil menyerahkan Irak
di atas sebuah piring. Pemimpin-pemimpin Arab itu berpaling sementara
Palestina yang jelita tak henti-hentinya diperkosa dan �putrid jelita�
Arab lainnya, lebanon � kemanakah Dunia Arab ketika ia diserang dengan
amat brutal?



Dan
genderang perang kembali ditabuh. Bukan hanya seluruh dunia
menyaksikan, melainkan anak-anak kami, generasi muda kami, masa depan
kami. Kita harus mendidik dan menginspirasi mereka dengan kisah-kisah
Nabi dan para Sahabat. Selama Ummah memunculkan tokoh-tokoh seperti
Khalid bin Walid, Saladin Al-Ayyubi, Sayyid Qutb, dan Malcolm X, kami
tidak akan kalah. Semakin kami ditindas oleh para tiran, semakin sengit
kami melawan. Inilah sifat Islam.



Dan inilah Islam yang perlu diikuti anak-anak muda kami, dengan
bimbingan dan ispirasi. Kami harus mengganti pemimpin-pemimpin yang
mengebiri diri mereka sendiri dalam upaya menyedihkan untuk menjadi
lebih Barat ketimbang bangsa Barat sendiri. Banyak anak muda Muslim
sekarang menyadari bahwa tak peduli seberapa keras mereka
mengompromikan din mereka untuk melebur ke dalam masyarakat yang lebih
luas, ketika keadaan menjadi runyam, mereka akan diperlakukan dengan
penuh kecurigaan. Semakin kami disuruh melupakan syari�ah, khilafah dan
jihad, semakin Muslim akan membayar dengan darah untuk menegakkan
nilai-nilai itu. Jihad yang kita saksikan di Palestina, Irak,
Afghanistan, Kashmir, dan Chechnya adalah sesuatu yang mulai, sebuah
perang yang dibenarkan melawan kezaliman dan tirani.



Aksi para jihadis sama sekalitidak menimbulkan ancaman terhadap Barat
atau gaya hidup orang Barat. Perlawanan mereka bukan hanya dibenarkan
tetapi bahkan didukung oleh hukum international. Ekstremis religius
yang sungguh-sungguh menimbulkan ancaman terbesar meradikalisasi
anak-anak muda kita adalah Kristen Fundamentalis di Gedung Putih dan
Downing Street. Bush dan Blair telah menjadi agen perekrutan terbaik
Al-Qaidah.



Semakin banyak anak muda Muslim menyadari bahwa bukan terorisme atau
ekstremisme yang menjadi target, tetapi Islam sendirilah yang menjadi
target.



Kini Ummah-lah yang harus memimpin dan menginspirasi generasi muda
Muslim, seperti Nabi memimpin dan menginspirasi jutaan manusia dan akan
terus demikian adannya. Dan pelajaran pertama yang harus kami sampaikan
kepada generasi muda kami adalah takut kepada Allah SWT.
(mj/suara-islam)











Behind Enemy Lines by Yvonne Ridly (12 clips)



http://www.youtube.com/view_play_list?p=57E6477486AD4E53



Kirim email ke