Re: Balasan: [zamanku] Syarat Diterimanya Ibadah

2008-11-25 Terurut Topik Hafsah Salim
--- In zamanku@yahoogroups.com, Mamat Suryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Roslan Salleh, "Kemurniaan akidah adalah perkara utama dalam Islam.
Tiada mempersekutukan Allah samasekali."
> Tapi Awloh Islam bilang, bagiku agamaku dan bagimu agamamu, bagiku
Tuhanku dan bagimu Tuhanmu, jadi ada lebih dari satu Tuhan dong di
dunia ini, Tuhanku kata orang Ismam dan Tuhanmu untuk orang kafir,
minimal ada dua Tuhan. Awloh Islam itu cuma beraninya ngurus orang
Islam tapi orang diluar Islam Awloh angkat tangan engga berani ngurus.
Lucu ye
>  
>  




Allah itu bisa dibuktikan cuma angan2 yang diciptakan masing2 umatnya
meskipun sesama Islam tidak mungkin angan2nya bisa sama, tidak mungkin
memaksakan keseragaman angan2.

Jadi angan2 itu bisa dianggap sebagai cerita bohong, bisa dianggap
kebohongan, bisa dianggap berbohong.

Itulah sebabnya, nabi Muhammad mengatakan bahwa "agamaku bagi aku, dan
agamamu bagimu"

Artinya, KEBOHONGAN-MU ITU UNTUK MEMBOHONGIMU SAJA, DAN KEBOHONGANKU
ITU UNTUK MEMBOHONGI-KU SAJA.

Demikianlah ajaran nabi Muhammad yang sebenarnya, namun karena salah
dipahami umat maka seringkali justru sebaliknya, umat Islam lebih
sering bukan cuma membohongi dirinya sendiri tapi juga membohongi
orang lain.  Padahal nabi Muhammad sebenarnya melarang umat Islam
untuk membohongi orang lain cukup bohongi saja diri sendiri karena
kalo membohongi orang bisa mencelakakan baik mencelakakan orang lain
dan juga mencelakakan dirinya sendiri.

Ny. Muslim binti Muskitawati.












> --- On Mon, 11/24/08, Ketut <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> From: Ketut <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re: Balasan: [zamanku] Syarat Diterimanya Ibadah
> To: zamanku@yahoogroups.com
> Date: Monday, November 24, 2008, 1:48 AM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>  
> Roslan Salleh :
> Kita akan menjadi manusia yg menafaat pada seluruh umat manusia.
>  
> 
>  
> udah terbukti belum ?
>  
> Roslan Salleh :
> Syirik cth: tuhan lebih dari satu, Tuhan ada anak?, ada patung atau
unsur patung
>  
> 
> Ini termasuk penistaan agama nggak ?
> mau sembah patung kek, mau tunggang tungging kek, ngapain lu sibuk
ngurusin ? gw kan ngga koar2 bikin ribut menganggu elu ?
>  
> he.. he.. ayo kita tunggu jawaban si roslan yang menurut gw
samasekali ngga soleh ini.
>  
>  
> 
> - Original Message - 
> From: Roslan Salleh 
> To: [EMAIL PROTECTED] .com ; islamkristen@ yahoogroups. com 
> Sent: Saturday, November 22, 2008 2:05 PM
> Subject: Balasan: [zamanku] Syarat Diterimanya Ibadah
> 
> 
> 
> 
>  
> Salam.
>  
> Ibadah hanya diterima Allah apabila tiada syirik atau unsur syirik.
Kemurniaan akidah adalah perkara utama dalam Islam. Tiada
mempersekutukan Allah samasekali. Manusia walau sebaik mana atau kuat
kebajikan, jika akidah bermasalah, kebaikannya tidak membawa erti pada
Allah. Kebajikannya ibarat debu-debu berterbangan, tiada mendatang
menafaat dan tertolak oleh Allah.
>  
> Syirik cth: tuhan lebih dari satu, Tuhan ada anak?, ada patung atau
unsur patung (samada disembah atau konon sebagai pihak tengah), tiada
Tuhan (atheism), percaya Allah namun tiada ingin mematuhi perintah
Allah) atau sengaja engkar, dll yg serupa. 
> Semoga dgn menuruti ajaran Islam yg sebenar...kita akan menjadi
manusia yg terbaik, menyeru manusia kembali mengabdikan diri pada
Allah..serta menjauhi dosa. Kita akan menjadi manusia yg menafaat
pada seluruh umat manusia..
>  
> Sekian.
> 
> Lusy Anita <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Syarat Diterimanya Ibadah
> 
> Ibadah adalah perkara tauqifiyah yaitu tidak ada suatu bentuk ibadah
yang disyari’atkan kecuali berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah. Apa
yang tidak disyari’atkan berarti bid’ah mardudah (bid’ah yang
ditolak) sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam..
> “Artinya : Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntunan dari
kami, maka amalan tersebut tertolak.” [6]
> 
> Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu
tidak bisa dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:
> [a]. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.
> [b]. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam
> Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari syahadat laa ilaaha
illallaah, karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya kepada Allah
dan jauh dari syirik kepada-Nya. Sedangkan syarat kedua adalah
konsekuensi dari syahadat Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut
wajib-nya taat kepada Rasul, mengikuti syari’atnya dan meninggal-kan
bid’ah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan.
> 
> Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
> “Artinya : (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan
diri sepenuhnya kepada Allah, dan ia berbuat kebaj

Re: Balasan: [zamanku] Syarat Diterimanya Ibadah

2008-11-24 Terurut Topik Mamat Suryanto
Roslan Salleh, "Kemurniaan akidah adalah perkara utama dalam Islam. Tiada 
mempersekutukan Allah samasekali."
Tapi Awloh Islam bilang, bagiku agamaku dan bagimu agamamu, bagiku Tuhanku dan 
bagimu Tuhanmu, jadi ada lebih dari satu Tuhan dong di dunia ini, Tuhanku kata 
orang Ismam dan Tuhanmu untuk orang kafir, minimal ada dua Tuhan. Awloh Islam 
itu cuma beraninya ngurus orang Islam tapi orang diluar Islam Awloh angkat 
tangan engga berani ngurus. Lucu ye
 
 
--- On Mon, 11/24/08, Ketut <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Ketut <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: Balasan: [zamanku] Syarat Diterimanya Ibadah
To: zamanku@yahoogroups.com
Date: Monday, November 24, 2008, 1:48 AM






 
Roslan Salleh :
Kita akan menjadi manusia yg menafaat pada seluruh umat manusia.
 

 
udah terbukti belum ?
 
Roslan Salleh :
Syirik cth: tuhan lebih dari satu, Tuhan ada anak?, ada patung atau unsur patung
 

Ini termasuk penistaan agama nggak ?
mau sembah patung kek, mau tunggang tungging kek, ngapain lu sibuk ngurusin ? 
gw kan ngga koar2 bikin ribut menganggu elu ?
 
he.. he.. ayo kita tunggu jawaban si roslan yang menurut gw samasekali ngga 
soleh ini.
 
 

- Original Message - 
From: Roslan Salleh 
To: [EMAIL PROTECTED] .com ; islamkristen@ yahoogroups. com 
Sent: Saturday, November 22, 2008 2:05 PM
Subject: Balasan: [zamanku] Syarat Diterimanya Ibadah




 
Salam.
 
Ibadah hanya diterima Allah apabila tiada syirik atau unsur syirik. Kemurniaan 
akidah adalah perkara utama dalam Islam. Tiada mempersekutukan Allah 
samasekali. Manusia walau sebaik mana atau kuat kebajikan, jika akidah 
bermasalah, kebaikannya tidak membawa erti pada Allah. Kebajikannya ibarat 
debu-debu berterbangan, tiada mendatang menafaat dan tertolak oleh Allah.
 
Syirik cth: tuhan lebih dari satu, Tuhan ada anak?, ada patung atau unsur 
patung (samada disembah atau konon sebagai pihak tengah), tiada Tuhan 
(atheism), percaya Allah namun tiada ingin mematuhi perintah Allah) atau 
sengaja engkar, dll yg serupa. 
Semoga dgn menuruti ajaran Islam yg sebenar...kita akan menjadi manusia yg 
terbaik, menyeru manusia kembali mengabdikan diri pada Allah..serta 
menjauhi dosa. Kita akan menjadi manusia yg menafaat pada seluruh umat manusia..
 
Sekian.

Lusy Anita <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:







Syarat Diterimanya Ibadah

Ibadah adalah perkara tauqifiyah yaitu tidak ada suatu bentuk ibadah yang 
disyari’atkan kecuali berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah. Apa yang tidak 
disyari’atkan berarti bid’ah mardudah (bid’ah yang ditolak) sebagaimana sabda 
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam..
“Artinya : Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntunan dari kami, maka 
amalan tersebut tertolak.” [6]

Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak bisa 
dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:
[a]. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.
[b]. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari syahadat laa ilaaha illallaah, 
karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya kepada Allah dan jauh dari syirik 
kepada-Nya. Sedangkan syarat kedua adalah konsekuensi dari syahadat Muhammad 
Rasulullah, karena ia menuntut wajib-nya taat kepada Rasul, mengikuti 
syari’atnya dan meninggal-kan bid’ah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri sepenuhnya 
kepada Allah, dan ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala di sisi Rabb-nya 
dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” 
[Al-Baqarah: 112]
Aslama wajhahu (menyerahkan diri) artinya memurnikan ibadah kepada Allah. Wahua 
muhsin (berbuat kebajikan) artinya mengikuti Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa 
sallam
Syaikhul Islam mengatakan, “Inti agama ada dua pilar yaitu kita tidak beribadah 
kecuali hanya kepada Allah, dan kita tidak beribadah kecuali dengan apa yang 
Dia syari’at-kan, tidak dengan bid’ah.”
Sebagaimana Allah berfirman.
“Artinya : Maka barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaknya 
ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan sesuatu pun dalam 
ber-ibadah kepada Rabb-nya.” [Al-Kahfi: 110]

Hal yang demikian itu merupakan manifestasi (perwujudan) dari dua kalimat 
syahadat Laa ilaaha illallaah, Muhammad Rasulullah.
Pada yang pertama, kita tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Pada yang kedua, 
bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan-Nya yang 
menyampaikan ajaran-Nya. Maka kita wajib membenarkan dan mempercayai beritanya 
serta mentaati perintahnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah 
menjelaskan bagai-mana cara kita beribadah kepada Allah, dan beliau Shallallahu 
‘alaihi wa sallam melarang kita dari hal-hal baru atau bid’ah. Beliau 
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa semua bid’ah itu sesat. [7]

Bila ada orang yang bertanya: “Apa hikmah di ba

Re: Balasan: [zamanku] Syarat Diterimanya Ibadah

2008-11-23 Terurut Topik Ketut
Roslan Salleh :
Kita akan menjadi manusia yg menafaat pada seluruh umat manusia.



udah terbukti belum ?

Roslan Salleh :
Syirik cth: tuhan lebih dari satu, Tuhan ada anak?, ada patung atau unsur patung


Ini termasuk penistaan agama nggak ?
mau sembah patung kek, mau tunggang tungging kek, ngapain lu sibuk ngurusin ? 
gw kan ngga koar2 bikin ribut menganggu elu ?

he.. he.. ayo kita tunggu jawaban si roslan yang menurut gw samasekali ngga 
soleh ini.


  - Original Message - 
  From: Roslan Salleh 
  To: zamanku@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Saturday, November 22, 2008 2:05 PM
  Subject: Balasan: [zamanku] Syarat Diterimanya Ibadah




  Salam.

  Ibadah hanya diterima Allah apabila tiada syirik atau unsur syirik. 
Kemurniaan akidah adalah perkara utama dalam Islam. Tiada mempersekutukan Allah 
samasekali. Manusia walau sebaik mana atau kuat kebajikan, jika akidah 
bermasalah, kebaikannya tidak membawa erti pada Allah. Kebajikannya ibarat 
debu-debu berterbangan, tiada mendatang menafaat dan tertolak oleh Allah.

  Syirik cth: tuhan lebih dari satu, Tuhan ada anak?, ada patung atau unsur 
patung (samada disembah atau konon sebagai pihak tengah), tiada Tuhan 
(atheism), percaya Allah namun tiada ingin mematuhi perintah Allah) atau 
sengaja engkar, dll yg serupa. 
  Semoga dgn menuruti ajaran Islam yg sebenar...kita akan menjadi manusia yg 
terbaik, menyeru manusia kembali mengabdikan diri pada Allah..serta 
menjauhi dosa. Kita akan menjadi manusia yg menafaat pada seluruh umat manusia.

  Sekian.

  Lusy Anita <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Syarat Diterimanya Ibadah

  Ibadah adalah perkara tauqifiyah yaitu tidak ada suatu bentuk ibadah 
yang disyari’atkan kecuali berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah. Apa yang tidak 
disyari’atkan berarti bid’ah mardudah (bid’ah yang ditolak) sebagaimana sabda 
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  “Artinya : Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntunan dari kami, 
maka amalan tersebut tertolak.” [6]

  Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu 
tidak bisa dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:
  [a]. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.
  [b]. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi 
wa sallam
  Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari syahadat laa ilaaha 
illallaah, karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya kepada Allah dan jauh 
dari syirik kepada-Nya. Sedangkan syarat kedua adalah konsekuensi dari syahadat 
Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajib-nya taat kepada Rasul, mengikuti 
syari’atnya dan meninggal-kan bid’ah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan.

  Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
  “Artinya : (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri 
sepenuhnya kepada Allah, dan ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala di sisi 
Rabb-nya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” 
[Al-Baqarah: 112]
  Aslama wajhahu (menyerahkan diri) artinya memurnikan ibadah kepada 
Allah. Wahua muhsin (berbuat kebajikan) artinya mengikuti Rasul-Nya Shallallahu 
‘alaihi wa sallam
  Syaikhul Islam mengatakan, “Inti agama ada dua pilar yaitu kita tidak 
beribadah kecuali hanya kepada Allah, dan kita tidak beribadah kecuali dengan 
apa yang Dia syari’at-kan, tidak dengan bid’ah.”
  Sebagaimana Allah berfirman.
  “Artinya : Maka barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka 
hendaknya ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan sesuatu 
pun dalam ber-ibadah kepada Rabb-nya.” [Al-Kahfi: 110]

  Hal yang demikian itu merupakan manifestasi (perwujudan) dari dua 
kalimat syahadat Laa ilaaha illallaah, Muhammad Rasulullah.
  Pada yang pertama, kita tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Pada yang 
kedua, bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan-Nya yang 
menyampaikan ajaran-Nya. Maka kita wajib membenarkan dan mempercayai beritanya 
serta mentaati perintahnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah 
menjelaskan bagai-mana cara kita beribadah kepada Allah, dan beliau Shallallahu 
‘alaihi wa sallam melarang kita dari hal-hal baru atau bid’ah. Beliau 
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa semua bid’ah itu sesat. [7]

  Bila ada orang yang bertanya: “Apa hikmah di balik kedua syarat bagi 
sahnya ibadah tersebut?”
  Jawabnya adalah sebagai berikut:
  [1]. Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk mengikhlaskan ibadah 
kepada-Nya semata. Maka, beribadah kepada selain Allah di samping beribadah 
kepada-Nya adalah kesyirikan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
  “Artinya : Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama 
kepada-Nya.” [Az-Zumar: 2]
  [2]. Sesungguhnya Allah mempunyai hak dan wewenang Tasyri’ 
(memerintah dan melarang). Hak Tasyri’ adalah hak Allah semata. Maka, 
barangsiapa ber

Balasan: [zamanku] Syarat Diterimanya Ibadah

2008-11-22 Terurut Topik Roslan Salleh
 
  Salam.
   
  Ibadah hanya diterima Allah apabila tiada syirik atau unsur syirik. 
Kemurniaan akidah adalah perkara utama dalam Islam. Tiada mempersekutukan Allah 
samasekali. Manusia walau sebaik mana atau kuat kebajikan, jika akidah 
bermasalah, kebaikannya tidak membawa erti pada Allah. Kebajikannya ibarat 
debu-debu berterbangan, tiada mendatang menafaat dan tertolak oleh Allah.
   
  Syirik cth: tuhan lebih dari satu, Tuhan ada anak?, ada patung atau unsur 
patung (samada disembah atau konon sebagai pihak tengah), tiada Tuhan 
(atheism), percaya Allah namun tiada ingin mematuhi perintah Allah) atau 
sengaja engkar, dll yg serupa. 
  Semoga dgn menuruti ajaran Islam yg sebenar...kita akan menjadi manusia yg 
terbaik, menyeru manusia kembali mengabdikan diri pada Allah..serta 
menjauhi dosa. Kita akan menjadi manusia yg menafaat pada seluruh umat manusia.
   
  Sekian.

Lusy Anita <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Syarat Diterimanya Ibadah
  
Ibadah adalah perkara tauqifiyah yaitu tidak ada suatu bentuk ibadah yang 
disyari’atkan kecuali berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah. Apa yang tidak 
disyari’atkan berarti bid’ah mardudah (bid’ah yang ditolak) sebagaimana sabda 
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Artinya : Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntunan dari kami, maka 
amalan tersebut tertolak.” [6]
  
Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak bisa 
dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:
[a]. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.
[b]. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari syahadat laa ilaaha illallaah, 
karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya kepada Allah dan jauh dari syirik 
kepada-Nya. Sedangkan syarat kedua adalah konsekuensi dari syahadat Muhammad 
Rasulullah, karena ia menuntut wajib-nya taat kepada Rasul, mengikuti 
syari’atnya dan meninggal-kan bid’ah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan.
  
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri sepenuhnya 
kepada Allah, dan ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala di sisi Rabb-nya 
dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” 
[Al-Baqarah: 112]
Aslama wajhahu (menyerahkan diri) artinya memurnikan ibadah kepada Allah. Wahua 
muhsin (berbuat kebajikan) artinya mengikuti Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa 
sallam
Syaikhul Islam mengatakan, “Inti agama ada dua pilar yaitu kita tidak beribadah 
kecuali hanya kepada Allah, dan kita tidak beribadah kecuali dengan apa yang 
Dia syari’at-kan, tidak dengan bid’ah.”
Sebagaimana Allah berfirman.
“Artinya : Maka barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaknya 
ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan sesuatu pun dalam 
ber-ibadah kepada Rabb-nya.” [Al-Kahfi: 110]

Hal yang demikian itu merupakan manifestasi (perwujudan) dari dua kalimat 
syahadat Laa ilaaha illallaah, Muhammad Rasulullah.
Pada yang pertama, kita tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Pada yang kedua, 
bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan-Nya yang 
menyampaikan ajaran-Nya. Maka kita wajib membenarkan dan mempercayai beritanya 
serta mentaati perintahnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah 
menjelaskan bagai-mana cara kita beribadah kepada Allah, dan beliau Shallallahu 
‘alaihi wa sallam melarang kita dari hal-hal baru atau bid’ah. Beliau 
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa semua bid’ah itu sesat. [7]
  
Bila ada orang yang bertanya: “Apa hikmah di balik kedua syarat bagi sahnya 
ibadah tersebut?”
Jawabnya adalah sebagai berikut:
[1]. Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk mengikhlaskan ibadah kepada-Nya 
semata. Maka, beribadah kepada selain Allah di samping beribadah kepada-Nya 
adalah kesyirikan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya.” 
[Az-Zumar: 2]
[2]. Sesungguhnya Allah mempunyai hak dan wewenang Tasyri’ (memerintah dan 
melarang). Hak Tasyri’ adalah hak Allah semata. Maka, barangsiapa beribadah 
kepada-Nya bukan dengan cara yang diperintahkan-Nya, maka ia telah melibatkan 
dirinya di dalam Tasyri’.
[3]. Sesungguhnya Allah telah menyempurnakan agama bagi kita[8] Maka, orang 
yang membuat tata cara ibadah sendiri dari dirinya, berarti ia telah menambah 
ajaran agama dan menuduh bahwa agama ini tidak sempurna (mempunyai kekurangan).
[4]. Dan sekiranya boleh bagi setiap orang untuk beribadah dengan tata cara dan 
kehendaknya sendiri, maka setiap orang menjadi memiliki caranya tersendiri 
dalam ibadah. Jika demikian halnya, maka yang terjadi di dalam ke-hidupan 
manusia adalah kekacauan yang tiada taranya karena perpecahan dan pertikaian 
akan meliputi ke-hidupan mereka disebabkan perbedaan kehendak dan perasaan, 
padahal agama Islam mengajarkan kebersamaan dan kesatuan menurut syari’at yang 
diajarkan Allah dan Rasul-Nya.