*yup, sekedar nambahin dan pastinya sedikit OOT,
hadith *itu ucapan dan perilaku, termasuk isyarat dari Nabi.
Sahih/Valid didasarkan pada beberapa hal, yaitu orang yang mendengar, orang
yang mengucapkan, saksi, dsb. Paling mempengaruhi ketidaksahihan hadits
biasanya adalah yang menyampaikan, jika metodenya salah, memasukkan opini
pribadi, penghafalnya bukan intelek [kecerdasannya kurang], atau bahkan mau
mengambil keuntungan demi ambisi pribadi, rusaklah hadith dan statusnya
unvalid [batal]

adapun soal sikap atas validitas hadith, mungkin kita bisa bersikap tidak
sebagai orang yang "kecewa" dengan lingkungan sekitar gara-gara jadi makhluk
"eksil", lantas semua dipukul rata "unvalid!", "guilty!" dsb.

Kadang kompromi itu perlu. terutama bagi orang yang masih butuh orang lain.
Orang yang menolak ayat Tuhan maupun hadith Nabi, ada dalam sifat2
senjakalanya dunia menjelang kiamat. yang nggak ada justru sikap egois yang
ingin mati pun berangkat sendiri ke kuburan, mengubur dirinya sendiri.

kalaupun banyak anggota milis masih kompromis terhadap hadith, saya kira itu
karena memang perlu, demi keabsahannya dalam beragama [bagi yang beragama].
jadi, bukan karena takut sama laskar pembela agama seperti FPI misalnya,
karena bagi penghina simbol agama, halal darahnya untuk ditumpahkan. dan itu
dalil sepanjang jaman yang menjadi alat kontrol sehingga ajaran agama masih
ada sampai sekarang. mungkin kalau tidak ada ancaman"halal darah
ditumpahkan" pemeluk agama pun dengan kreatifitasnya akan melakukan
inovasi2.

agar kenyamanan bermasyarakat dapat terlaksana seperti cita-cita sila 2 dan
5 pancasila, mungkin penghinaan terhadap simbol agama apapun perlu
dikurangi. karena itu akan memunculkan amrozi-amrozi barusebagai eksekutor
yang dengan mudah dipergunakan sebagai alat oleh asing untuk beraksi,
setelah selesai "bertugas" lantas mau dibunuh dengan dalih terorisme, untuk
menghilangkan jejak dan memutus rantai informasi.

atau jangan-jangan diantara miliser ada "satgas" yang khusus "ngompori"
generasi2 eksekutor baru sebagai "proyek" pesanan asing untuk mengesankan
dan membuat pencitraan negatif terhadap indonesia. Kenapa "asing" memelihara
teroris dan membiayai aksinya di indonesia? tak lain untuk menarik investasi
asing dan kunjungan pariwisata. [ya, lagi-lagi,setelah selesai bertugas
mereka akan dihadapkan padamoncong senapan eksekutor untuk di dor].

jadi, yang sekarang ini sedang bertugas jadi "kompor" lewat milis pun, pada
saatnya nanti ketika tugas telah selesai,  seluruh anggota milis ini akan
kehilangan...dengan tanpa jejak. jadi, pada postingan2 provokatif saat ini,
simpan, siapa tahu itu postingan terakhir dari sang "satgas".

jamane jaman edan, sing ra edan ra keduman.
sebaik-baik orang hidup di jaman edan, adalah orang yang "waras" dan
waspada.

*salam.*


Pada 1 Agustus 2008 11:49, Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

>
> ********* Tidak Pernah Dikenal Ada Hadits Yang Sahih !!!
> *********
>
> Arti "Sahih" dalam bahasa Inggrisnya disamakan sebagai "Valid".
> Perdefinisi, "Valid" berarti hal2 yang dipastikan kebenarannya karena
> sudah lulus dalam berbagai test2 pembuktian yang valid, artinya telah
> lulus validasinya.
>
> Hadits itu berisi "TAFSIR2" dari isi Quran.
> Padahal, perdefinisi, "tafsir" itu disamakan artinya dengan "tebak2an".
>
> Tak bisa disangkal, bahwa "tebak2an" sama sekali bukan kepastian dan
> belum pernah diuji validasinya, dan tidak atau belum lulus dalam test2
> pembuktian yang valid.
>
> Kesimpulannya, jelas dan pasti. HADITS TIDAK ADA YANG SAHIH. Karena
> memang tidak pernah tebak2an itu sahih.
>
> Ny. Muslim binti Muskitawati.
>
>  
>

Kirim email ke