kayak ngecak Togel aja maen2 sama angka... cheers, ph
2010/1/22 Greg Le Mond <grek_2...@yahoo.com> > > http://www.harianbatampos.com/index.php?option=com_content&task=view&id=159874&Itemid=374 > > Angka 40 dalam Alquran > Jumat, 15 Januari 2010 > Oleh: Robi Kurniawan,MA > Dosen & Muballigh Kota Batam > > Bermain angka sangatlah menarik sekali mulai dari satuan, ratusan, ribuan > bahkan miliaran dan triliunan. Apalagi angka-angka tersebut berupa uang yang > didapati secara mendadak, undian, korupsi, jarahan atau dengan keringat > sendiri secara halal. Makin tinggi nilai nominalnya semakin sibuk manusia > dibuatnya dan akhirnya bisa melalaikan manusia dari Tuhan. > > Bahkan di sebagian masyarakat ada yang memercayai angka-angka keramat, > angka membawa keberuntungan dan kesialan. Seiring hal itu juga Alquran penuh > dengan matematika kejadian seperti jumlah langit 7 lapis, bilangan salat 17 > rakaat, Thawaf dan Sa'i ketika berhaji dan berumrah 7 kali dan banyak yang > lainnya yang tidak mungkin kita bahas satu persatu melalui tulisan. > Mayoritas angka-angka tersebut beroreantasi ganjil. > > Tulisan ini mengajak kita untuk merenungkan suatu sisi keistimewaan angka > 40 berorientasi genap yang tersirat dalam Alquran.Dalam surat al-A'raf [7]: > 142-143 Allah SWT mengatakan: "Dan telah Kami janjikan kepada Musa > (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami > sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah > waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa > kepada saudaranya yaitu Harun:" "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, > dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat > kerusakan (142). > > Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah > Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah > Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat > melihat kepada Engkau".Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup > melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya > (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya > menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan > Musapun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha > Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama > beriman (143)". > > Angka 40 terdapat sebanyak empat kali di dalam Alquran. Dua kali disebutkan > dalam konteks pembicaraan Allah tentang masa bermunajatnya Nabi Musa as > kepada Allah di Bukit Thur Sina. > > Pertama, seperti yang disebutkan dalam surat al-A'raf [7]: 42. > > Kedua, disebutkan dalam surat al-Baqarah [2]: 51 "Dan (ingatlah), ketika > Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam, > lalu kamu menjadikan anak lembu (sembahanmu) sepeninggalnya dan kamu adalah > orang-orang yang zalim." > > Bilangan 40 ketiga, disebutkan dalam konteks pembicaraan tentang umur > kematangan manusia. Seperti yang disebutkan dalam surat al-Ahqaf [46]: 15 > "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu > bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan > susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh > bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh > tahun ia berdo`a: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni`mat Engkau > yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku > dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku > dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat > kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". > > Dalam ayat di atas, Allah swt. menyebutkan bahwa manusia mencapai umur > kematangannya, setelah dia berumur 40 tahun. Itulah sebabnya nabi Muhammad > saw, diangkat menjadi rasul setelah beliau berumur 40 tahun. Berdasarkan > ayat di atas, dipahami bahwa ketika manusia mencapai umur 40 tahun, ada > beberapa hal yang terjadi dalam diri manusia tersebut. Pertama, pada umur 40 > tahun itu manusia baru bisa menghargai suatu kebaikan dan pemberian. Ketika > berumur 40 tahun, barulah manusia bisa bersyukur, baik kepada Allah maupun > terhadap manusia. Itulah kesan yang didapatkan pada ungkapan, "Ya Tuhanku, > tunjukilah aku untuk mensyukuri ni`mat Engkau yang telah Engkau berikan > kepadaku dan kepada ibu bapakku.". > > Hal itu berarti, bahwa sebelum berumur empat puluh tahun, manusia belumlah > mampu menghargai kebaikan yang diberikan kepadanya. Mungkin itulah sebabnya, > kenapa sebelum berumur empat puluh tahun kebanyakan manusia menjadi makhluk > yang suka mencemooh dan menyepelekan orang lain bahkan terlalu sibuk dengan > urusan dunianya. Akan tetapi, tentu teramat buruk kiranya jika setelah > memasuki umur 40 tahun, manusia masih tetap saja tidak bisa menghargai orang > lain. Jika setelah berumur 40 tahun manusia juga belum bisa berterima kasih > kepada Allah atau sesama manusia, maka ibarat buah agaknya buah tersebut > tidak akan masak lagi. > > Selanjutnya, pada umur 40 tahun barulah manusia teringat akan kedua orang > tuanya berikut jasa keduanya. Sebab, setelah memasuki umur 40 tahun, > biasanya manusia telah memiliki anak yang berada dalam tingkat menuju > kedewasaan. Anak-anaknya membutuhkan sudah biaya yang besar. Begitu juga, > anak-anaknya sedang berada dalam masa perubahan yang membuatnya sebagai > orang tua mulai kewalahan. Belum lagi, jika ditambah sikap, prilaku dan > keinginan anak-anaknya yang membuat dia merasa kepayahan. Mungkin itulah > yang membuat manusia pada umur 40 tahun teringat akan kedua orang tuanya. > > Selanjutnya, pada umur 40 tahun juga manusia baru memiliki keinginan yang > kuat untuk berbuat kebaikan dan beramal shalih. Seringkali kesadaran untuk > beramal muncul ketika manusia telah memasuki umur 40 tahun. > > Kata 40 yang keempat disebutkan Allah dalam surat al-Ma'idah [5]: 26 "Allah > berfirman: "(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas > mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar > kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati > (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu." > > Ayat ini membicarakan salah satu hukuman yang pernah diberikam Allah kepada > Bani Israel yang durhaka dan pembangkang. Yaitu, mereka terhalang masuk ke > kampung halaman mereka di Palestina selama 40 tahun. Mereka lupa dengan > kampung, rumah serta keluarga mereka sendiri. Kalaupun mereka bisa memasuki > kota Palestina, akan tetapi mereka tidak ingat lagi di mana rumah dan > keluarga mereka. Mereka terdiaspora di muka bumi selama waktu 40 tahun > tersebut. > > Bani Israel adalah umat yang paling banyak dibicarakan di dalam Alquran dan > sebagian besar pembicaraan tentang mereka terkait dosa dan pembangkangan > yang mereka lakukan serta hukuman yang mereka terima. Sebagian ada yang > disuruh membunuh diri sendiri ketika hendak bertaubat dari keingkaran mereka > (2: 54), ada yang disambar petir sehingga ribuan yang mati di hadapan yang > lain (2: 55), ada yang dikutuk dan dirobah bentuknya menjadi kera (2: > 65-66), ada yang diubah bentuknya menjadi babi (5: 60), dan sebagainya. > > Sebagian mufassir, memahami masa empat puluh tahun terdiasporanya orang > Yahudi di permukaan bumi, sebagai bentuk pembersihan dan pergantian > generasi. Berdasarkan surat al-Ma'idah [5]:54:"Hai orang-orang yang beriman, > barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan > mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun > mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang > bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan > yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia > Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki- Nya, dan Allah Maha Luas > (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." > > Sementara keistimewaan angka empat puluh juga disebutkan dalam beberapa > hadits Nabi saw, seperti, "Yang hafal 40 hadist akan dibangkitkan bersama > para ulama ( H.R. Tarmuzi). Begitu juga ada anjuran Nabi saw. shalat empat > puluh waktu di masjid Nabawi Madinah. Selanjutnya dalam hadits lain > disebutkan, "Siapa yang salat empat puluh hari secara berjama'ah akan > dijauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh tahun perjalanan > berkuda. > > Kembali kita rujuk surat al-A'raf ayat 142-143 di atas. Ada beberapa hal > yang menarik untuk dicermati. Kenapa Allah swt. hanya meminta waktu kepada > Musa selama 40 malam saja untuk dia mengasingkan diri dan bermunajat > kepadanya? Bukankah umur Musa as. cukup panjang? Jawabanya adalah; > > Karena Allah tidak ingin selamanya manusia berada dalam pengasingan diri. > Manusia haruslah bersosialisasi, mengurus umat dan kumunitasnya. Karena > pekerjaan mengurus umat dan masyarakat juga tidak kalah hebatnya > dibandingkan beribadah dengan cara mengasingkan diri di gua-gua, di hutan > atau mengunci diri di dalam kamar. > > Dalam sebuah kisah disebutkan, bahwa ketika nabi Musa as. ingin menemui > Tuhan dan berdialog dengan-Nya, dia dicegat oleh seorang abid. Sang abid > berkata kepada Musa as. "Hai Musa mau kemana engkau?". Nabi Musa menjawab, > "Saya ingin menemui Tuhan dan berbicara dengan-Nya". Sang abid berkata, "Hai > Musa! tolong nanti engkau katakan kepada Tuhan, bahwa di sana terdapat > hamba-Nya yang sudah puluhan tahun menghabiskan umurnya beribadah > kepada-Nya. Dia mengasingkan dirinya di sebuah goa dan menghindarkan manusia > banyak demi hanya untuk beribadah kepada Tuhannya. Tanyakan kepada Tuhan, > sorga yang mana yang pantas untuknya." > > Setelah nabi Musa as. menemui Tuhan dan berbicara dengan-Nya, maka Musa > menyampaikan pesan sang abid tersebut. Setelah mendengarkan uraian Musa > tentang abid itu, maka Allah swt mengatakan bahwa tempatnya adalah neraka. > > Nabi Musa as. kemudian pulang dan di tengah perjalanannya, kembali bertemu > dengan sang abid. Nabi Musa as memberitahukan apa yang dikatakan Tuhan > kepadanya, bahwa dia akan masuk neraka. Sang abid kemudian, berfikir > bagaimana mungkin dia bisa masuk neraka dengan kesalehan yang dinilainya > sangat tinggi. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana kelak nasib orang-orang > yang tidak pernah beribadah kepada Tuhan. > > Sang abid kemudian berkata kepada Musa, "Hai Musa! Besok jika engkau > kembali menemui Tuhan, tolong katakan kepada-Nya; jika saya mesti masuk > neraka, maka tolong jadikan tubuhku ini sebesar-besarnya hingga menutupi > pintu neraka sehingga tidak ada manusia lain yang bisa memasukinya. Jika > saya harus masuk neraka, biarlah saya sendiri saja yang menjadi wakil semua > manusia yang akan masuk neraka. " > > Nabi Musa as kemudian datang lagi menemui Tuhan dan menanyakan kembali > tentang abid tersebut. Allah swt menjawab "Dia adalah penghuni surga". > > Selanjutnya, kenapa dalam ayat di atas Allah menyebutkan kata malam > (lailatan) untuk menyebutkan masa bermunajatnya Musa as. kepada Allah. > Kenapa tidak menyebutkan kata emput puluh hari (yauman/nahâran) ? Jawabannya > adalah, jika manusia ingin bermunajat dan berada dekat serta bermesraan > dengan Allah, maka tidak perlu manusia mengasingkan diri di gua-gua, di > hutan atau tempat sepi lainnya. Cukup bagi manusia bangun di tengah malam, > lalu dia beribadah kepada Allah. Niscaya pada waktu itu dia akan menemukan > kedekatan hubungan dengan-Nya. > > Singkatnya hidup adalah rapor untuk mendapatkan penilaian baik dan buruknya > dari Allah SWT. Sebaik-baiknya manusia adalah yang diberi kesempatan umur > panjang serta diisi dengan kebaikan dan sejahat-jahat manusia adalah yang > diberi kehidupan lama, tapi diisi dengan keburukan. > > Wallahu A'lam > > ------------------------------------ > > Ingin bergabung di zamanku? Kirim email kosong ke: > zamanku-subscr...@yahoogroups.com > > Klik: http://zamanku.blogspot.comYahoo <http://zamanku.blogspot.comyahoo/>! > Groups Links > > > > -- Powered by Okelahkalobegitu www.mcc-ad.com FB: priya husada