Untuk saya sebabnya cuma satu. Nggak ada yang bisa menjawab apakah Yesus itu benar keturunan Bathsheba???????
In the Old Testament, Bathsheba is the wife of Uriah the Hittite and later of King David. She is the mother of Solomon and ultimately an ancestor of Jesus Christ. In 1 Chronicles 3:5 she is called Bath-shua* MATIUS " pasal 27 ayat 44 yg berbunyi.... * *MAKA SEKIRA-KIRA PUKUL TIGA itu BERSERULAH YESUS DENGAN SUARA YG NYARING, KATANY*A : "* Eli, Eli Lamasabachtani * *..Yg ARTINYA...** * *Ya Tuhan (TUHAN-TUHAN) APA SEBABNYA ENGKAU MENINGGALKAN KU.... * Lho katanya YESUS itu tuhan & yesus katanya SELALU BERSAMA TUHAN .... Tapi KOK YESUS MENGELUH SAMA TUHAN & BERTERIAK TERIAK MERATAP SEPERTI ITU ?????.... Dengan bunyi ayat di kitab injil ini apakah umat kristen masih tetap ngeyel percaya bahwa yesus itu tuhan, sedangkan banyak sekali ayat-ayat di dlm kitab injil sendiri yg menyatakan bahwa yesus itu BUKAN tuhan...berarti semua umat kristen di dunia meng-INGKAR- i kitab sucinya sendiri yaitu injil --- On Tue, 12/16/08, rizal lingga <nyomet...@yahoo.com> wrote: From: rizal lingga <nyomet...@yahoo.com> Subject: [zamanku] MENGAPA ORANG MENJADI ATEIS. To: lintas-i...@yahoogroups.com, zamanku@yahoogroups.com, dialogislamkris...@yahoogroups.com, murtadinkafi...@yahoogroups.com, islam-kris...@yahoogroups.com Date: Tuesday, December 16, 2008, 10:38 AM Untuk Hafsah Salim dan Ignatius dan para ateis yang lain. Ada banyak sebab mengapa orang menjadi ateis, namun biasanya adalah salah satu atau kombinasi dari hal-hal sebagai berikut: 1. Seorang mantan Muslim karena kecewa terhadap seorang kyai,atau uztad.Seorang mantan Katolik karena kecewa terhadap pastor, seorang Kristen karena kecewa terhadap seorang pendeta. Alasan kecewa banyak, bisa karena ajaran2nya, bisa jadi karena tingkah perbuatannya. 2. Kecewa karena harapan dan doa yang pernah dinaikkannya kepada Tuhan tidak terjadi seperti yahng diharapkannya. Artinya orang ini berkeras agar Tuhan menjawab doa seperti maunya (dia mau mendikte Tuhan seperti kehendaknya) , dan ketika itu tidak terjadi, dia kecewa dan benci kepada Tuhan. 3. Orang ini terpengaruh dengan suatu aliran filsafat yang ateis, dan mengira dia mendapat kebebasan mutlak dengan tidak percaya lagi kepada Tuhan. Dia membaca kitab suci dengan penafsiran yang ateis, sehingga melihat apa yang di kitab suci itu sebagai tidak masuk akal dan karena itu tidak perlu dipercayai lagi. Akibat menjadi Ateis: Seperti yang dikatakan oleh filsuf Heidegger dan Sartre, mereka melihat hidup ini tidak punya arti dan tujuan, penuh kemuakan dan kebencian terhadap agama. Sebagai gantinya mereka membebaskan diri untuk melakukan segala hal yang tadinya dilarang oleh agama, asal tidak membahayakan dan menganggu orang lain. Maka bagi seorang ateis, tidak akan suka ditanya apa arti dan makna hidupnya, karena jelas tidak berarti apa-apa selain hanya menjalani hidup, tak ubahnya dengan semua jenis makhluk hidup lainnya selain manusia alias binatang.. Orang ateis tidak percaya bahwa didalam hidup ini ada kebahagiaan, baginya semuanya hanyalah kemunafikan. Bagi orang-orang ateis teori Evolusi sudah merupakan agama bagi mereka, yang sekalipun tidak bisa dibuktikan, namun mereka meyakininya dengan kefanatikan yang melebihi orang2 teis dengan agama mereka. Bagi mereka teori evolusi adalah merupakan kebenaran pengganti agama. Orang-orang ateis tidak bisa tersenyum melihat hidup ini, mereka penuh dengan pesismisme, kebencian dan kemuakan dengan segala hal yang berbau agama. Bagi mereka orang-orang beragama adalah orang-orang bodoh. Namun mereka didalam "kepintarannya" berfaham ateis, tidak akan pernah mengerti dan mengalami ketenangan batin dan kejelasan tujuan hidup yang dimiliki oleh orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Karena hidup mereka kosong, kering, dan tak mempunyai makna apapun. Mereka menyerang semua orang yang beragama karena mereka sendiri tidak memiliki damai didalam hatinya sendiri, mereka penuh dengan pertentangan batin. Dengan sekuat tenaga mereka mencoba memiliki hati nurani tapi sekaligus menyangkal Tuhan. Pertentangan batin ini akan terus dibawa mereka sampai mati, jika mereka memang mau membawa keyakinan ateisnya sampai mati. Bagimu setelah mati hanya ada kuburan dan kebisuan. Namun bagi orang-orang yang mati dalam keadaan diperlakukan tidak adil oleh orang2 lain, mereka hanya bisa mengharapkan keadilan Tuhan dalam Pengadilan Hari Akhir yang akan membalaskan ketidak adilan yang mereka alami kepada orang2 yang telah memperlakukan mereka dengan tidak adil. Hal ini merupakan kesulitan besar bagi orang ateis untuk dijawab: Bagaimana dengan kematian orang-orang yang diperlakukan tidak adil, sekiranya tidak ada Tuhan? Bagaimana jawab anda, sdr Ignatius? Satu lagi, sekalipun kalian tidak percaya, kalian juga harus mempertanggung- jawabkan segala perkataan dan perbuatan kalian selama hidup di dunia ini kepada Tuhan. Tidak percaya? Silahkan. Tapi paling tidak anda sudah diperingatkan. Sehingga nanti tak ada alasan lagi dihadapan Tuhan bahwa kalian belum diperingatkan.