Menjadikan Soeharto pahlawan berarti menginjak-injak HAM jutaan manusia
Indonesia yang dibantai oleh ORBA dan ratusan yang tidak diizinkan pulang
dari luar negeri alias dicabut paspornya oleh rezim fasis tersebut.

Oh Tuhan maafkan dosa-dosa para pengagum Soeharto bukalah mata hati mereka
yang buta itu....amin

salam

Teddy


Pada 11 November 2008 18:15, Abdul Rohim <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

>   PKS Dianggap Jadikan Soeharto Pahlawan "Ini membuktikan mereka tak peka
> terhadap korban kemanusiaan."
>  *JAKARTA *-- Penempatan mantan presiden Soeharto sebagai pahlawan dan
> guru bangsa kembali menjadi kontroversi. Kali ini pemicunya adalah iklan
> Partai Keadilan Sejahtera yang ditayangkan di beberapa stasiun televisi
> menyambut peringatan Hari Pahlawan 10 November.
> Mantan aktivis yang pernah jadi korban Orde Baru, Budiman Sudjatmiko,
> mengecam keras penayangan iklan PKS yang menempatkan Soeharto sejajar dengan
> para pahlawan nasional, seperti Bung Karno, KH Ahmad Dahlan, Hasyim Asy'ari,
> M. Natsir, Bung Hatta, Jenderal Sudirman, dan Bung Tomo. "Soeharto tidak
> layak menjadi guru bangsa," kata Budiman saat dihubungi kemarin.
> Calon legislator Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menilai PKS
> telah beralih rupa menjadi partai nonreformis. "Ini membuktikan PKS tidak
> peka terhadap korban kemanusiaan dan kemiskinan akibat korupsi," katanya.
> "Apakah hanya demi kekuasaan, lalu ideologinya pudar?"
> Aktivis 1998 yang kini jadi politikus di PKS, Fahri Hamzah, berpendapat
> lain. Menurut dia, Soeharto tetap pantas dihormati sebagai guru bangsa. "Dia
> pernah mempengaruhi hidup kita," katanya. "Nilai negatif pasti ada, tapi
> yang harus jadi contoh nilai yang positif."
> Tak hanya kali ini iklan PKS mendapat protes. Akhir Oktober lalu, iklan
> partai ini di televisi untuk menyambut peringatan Sumpah Pemuda menimbulkan
> keberatan kalangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
> Penyebabnya, PKS dianggap hanya ingin menggaet massa dari kelompok-kelompok
> tersebut dengan menampilkan sosok panutan Muhammadiyah, seperti Ahmad
> Dahlan, dan pendiri NU, Hasyim Asy'ari.
> Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin menyesalkan tindakan PKS itu. Dia
> menegaskan tindakan semacam itu tidak etis. "Ini sangat disayangkan. Apalagi
> iklan tersebut untuk kegiatan politik dalam jangka pendek," ujar Din saat
> itu.
> Ketua Pimpinan Pusat Partai Golkar Priyo Budi Santoso, yang juga pernah
> mengusulkan gelar pahlawan untuk Soeharto, mengaku agak terkejut dengan
> gebrakan PKS kali ini. "Kami hargai sikap PKS kalau itu tulus, tapi memang
> terasa agak janggal," katanya. "Mudah-mudahan itu bukan untuk politisasi
> mengail suara." Karena itu, ia minta PKS melakukan langkah konkret dengan
> mengusulkan Soeharto sebagai pahlawan.
> Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring menegaskan tampilnya
> Soeharto bersama para pahlawan dalam iklan tersebut bukan berarti pengakuan
> partai berbasis Islam itu terhadap kepahlawanan Soeharto. "Soeharto bukan
> pahlawan," ujarnya. "Soeharto itu bagian sejarah yang tidak bisa
> dihilangkan."
> Tifatul mengakui sosok Soeharto masih jadi perdebatan dalam posisinya
> sebagai pejuang bangsa. Dia juga membantah anggapan bahwa iklan mereka hanya
> ditujukan untuk menggaet kelompok yang masih bersimpati pada Soeharto
> sekaligus "mencuri" massa NU dan Muhammadiyah dalam Pemilu 2009. "Kami tidak
> punya tujuan seperti itu," ujarnya. "Jika pun ada, bukan untuk menggaet
> kelompok tertentu."*TOMI | EKO ARI | KURNIASIH BUDI | SOETANA HASIBUAN*
> *Kontroversi Sebuah Iklan*
> Partai Keadilan Sejahtera meluncurkan iklan kontroversial yang ditayangkan
> di sejumlah stasiun televisi. Iklan itu menyejajarkan Soeharto dengan
> pahlawan nasional, seperti Soekarno, Mohammad Hatta, KH Ahmad Dahlan, dan M.
> Natsir. Iklan ini mendapat banyak kecaman.
> Urusan memuliakan Soeharto, yang oleh banyak kalangan lain masih dianggap
> sebagai "mimpi buruk", sebenarnya juga pernah dilakukan oleh partai ini
> Januari lalu. Saat Soeharto koma, di Rumah Sakit Umum Pertamina, Ketua
> Majelis Syuro PKS Hilmy Aminuddin menulis surat terbuka. Isinya imbauan agar
> Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mewakili bangsa Indonesia memberi maaf
> atas berbagai kesalahan Soeharto.
> *PENOLAKAN*
> Wacana yang diusung Priyo dan Golkar beberapa waktu lalu memicu penolakan
> dari berbagai pihak. Demonstrasi dilakukan para mahasiswa dan
> kelompok-kelompok prodemokrasi, antara lain di Denpasar, Semarang, dan
> Palembang.
> *YANG MASIH MENGGANJAL SOEHARTO*
> Kasus pembantaian massal pascatragedi 30 September 1965
> Kasus penembakan misterius
> Kasus pembantaian Tanjung Priok
> Tragedi pembantaian di Talangsari, Lampung
> Penculikan aktivis 1997-1998
> Berkuasa selama 32 tahun dengan "menguasai" tiga partai politik
> *APA KATA IKLAN*
> Durasi: 30 detik
> Isi iklan:
> - Dibuka dengan teks: Sang Guru Bangsa
> - Parade gambar para pahlawan, dimulai dari Soekarno, Soeharto, KH Ahmad
> Dahlan, KH Hasyim Asy'ari, M. Natsir, Jenderal Sudirman, Bung Tomo
> - Muncul teks: Terima Kasih Guru Bangsa, Terima Kasih Pahlawan, Kami akan
> melanjutkan langkah
> - Muncul logo PKS
> *APA KATA MEREKA*
> "Terlepas dari semua kelemahannya, Pak Harto telah memberikan bakti dan
> jasanya yang besar kepada bangsa ini."
> -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring
> "Soeharto tidak memenuhi syarat sebagai pahlawan nasional. Dia tokoh
> pembangun, tapi juga perusak terbesar di negeri ini. Seorang pahlawan tak
> boleh cacat dalam perjuangannya."
> -- Asvi Warman Adam, sejarawan LIPI
> "Mudah-mudahan itu tulus, bukan untuk politisasi mengail suara."
> -- Ketua Fraksi Partai Golkar Priyo Budi Santoso, yang pernah mengusulkan
> gelar pahlawan bagi Soeharto
> "Ini kan belum ada pengajuan resmi."
> --Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang meminta tak ada polemik soal itu
> "Soeharto tidak layak menjadi guru bangsa. PKS sudah bertentangan dengan
> semangat reformasi."
> -- Budiman Sudjatmiko, calon legislator PDI Perjuangan
> *Teks: *Y. TOMI ARYANTO | EKO ARI | KURNIASIH BUDI
>
> http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/11/11/headline/krn.20081111.147691.
> id.html<http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/11/11/headline/krn.20081111.147691.id.html>
>
>    Salam
> Abdul Rohim
> *http://groups.google.com/group/peduli-jateng?hl=id*<http://groups.google.com/group/peduli-jateng?hl=id>
>
>  
>

Kirim email ke