gini nih yang saya bilang slanted, miring, salahkaprah. kalo masalahnya cuma penerapan syariat islam, sebenernya ga butuh bawa2 identitas kultural juga kan. budaya/agama, pada dasarnya transnasional dan sebangsanya. liat aja kerajaan sriwijaya. melayu, tapi adopsi budaya hindu.
kalo memang seharusnya hukum agama datang dari budaya lokal, maka seharusnya orang2 jawa sekarang bersyariatkan hukum kejawen dan bukannya hukum positif yang dibikin para belanda voc, lalu apa yang akan terjadi ketika terjadi syiar islam di tanah jawa yang menghasilkan kerajaan demak? entahlah. dan tuduhan yang anda berikan, pada hakikatnya, harus ditujukan pada semua budaya yang mengadopsi sistem hukum/politik/agama dan semua produk budaya dari budaya lain. dan kalo nggak salah, itu nyaris semua suku bangsa di dunia ini. belajar dulu lah di sma... lurino /tukangmikir --- On Tue, 8/5/08, Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [zamanku] Re: Aceh Bukanlah Suku Bangsa Dan Bukan Kebangsaan To: zamanku@yahoogroups.com Date: Tuesday, August 5, 2008, 2:01 AM > Lurino <[EMAIL PROTECTED] > wrote: > bangsa aceh mungkin ga punya identitas lokal, ga punya > identitas suku bangsa, ga punya identitas budaya. tapi > memangnya bangsa "indonesia" itu sendiri punya faktor2 > identitas yang kau sebutkan? sama2 hasil pinjaman dan > adopsi dari budaya segala rupa kok. > Anda betul saya tidak akan menyanggah pendapat anda diatas, cuma tetap saja ada bedanya. Aceh itu campur baur, dari Asia, ke AraB, HINGGA KE bARAT. Kalo suku Jawa, berlatar belakang Hindu yang menjadi budaya meskipun masuk agama Islam belakangan yang kemudian berakulturasi. Suku Minang berasal dari Champa, orang Menado mendapat latar belakang dari Phillipina yang dipengaruhi Spanyol. Sama sekali beda dengan Aceh yang merupakan pintu gerbang Mekah tetapi yang masuk bukan cuma dari Mekah tapi juga dari gujarat India, dari Cina, dari portugis, Inggris dan se-abrek2 manusia yang tidak beridentitas spesifik kecuali sebaGAI PEDAGANG ATAU PELAUT yang dalam perkembangan selanjutnya tidak membentuk specifik identification unruk Menjadi ciri suku bangsa atau bangsa. Islam atau Syariah Islam tidak mengenal kebangsaan, tidak mengenal batas negara, tidak mengenal atau bahkan menolak hukum tradisi budaya buatan manusia, hanya Syariah Allah yang diterimanya, sehingga Islam yang dianut orang Aceh tidak bisa berkembang menjadi bentuk nasionalisme untuk kemudian menjadi bangsa dan negara, itulah yang menyebabkan Aceh gagal mencapai kemerdekaannya yang sebetulnya cuma tinggal setengah langkah lagi. Keuletannya rendah, diterpa Tsunami jadi lupa cita2nya. Ny. Muslim bini Muskitawati. > lalu mustinya gimana? nasionalisasi? "bangsa indonesia" pun bahkan ga punya narasi bersama untuk jadi pengikat dalam wacana identitas bersama. bangsa aceh lebih memiliki narasi bersama, dalam perjuangan mereka melawan penjajahan belanda. mereka lebih pantas disebut bangsa daripada indonesia itu sendiri. > > gini nih, kalo pas sma bacanya stensilan dan nick carter doang... > > lurino > /tukangmikir > > --- On Mon, 8/4/08, Hafsah Salim <muskitawati@ ...> wrote: > From: Hafsah Salim <muskitawati@ ...> > Subject: [zamanku] Aceh Bukanlah Suku Bangsa Dan Bukan Kebangsaan > To: [EMAIL PROTECTED] .com > Date: Monday, August 4, 2008, 8:54 AM > > > > > > > > > > > > Aceh Bukanlah Suku Bangsa Dan Bukan Kebangsaan > > > > Aceh bukanlah identitas suku bangsa di Indonesia, juga tidak memiliki > > identits kebangsaan. Yang disebut sebagai orang2 Aceh se-mata2 > > sekumpulan manusia yang berada dan lahir ditanah wilayah yang > > dinamakan Aceh. Namun manusia2 ini sama sekali tidak punya identitas > > budaya, tidak punya identitas suku bangsa, dan juga tidak punya > > identitas kebangsaan. > > > > Orang2 Aceh ini bukan bangsa dan bukan suku bangsa karena mereka > > berasal dari campuran sana sini yang lahir akibat perzinahan dari > > berbagai pelaut bangsa2 penjajah seperti Arab, India, Portugis, > > Inggris, China, Belanda, maupun Spanyol. > > > > Campur baur inilah yang membuat bangsa ini tidak mempunyai identitas > > yang signifikan sebagai sebuah suku, atau sebuah bangsa. > > > > Itulah sebabnya, meskipun GAM itu ber-teriak2 bahwa Aceh itu bukan > > bangsa Indonesia dan meminta pemisahan menjadi negara sendiri, tak > > banyak yang meresponinya baik didalam negeri maupun diluar negeri > > karena seluruh dunia mengerti dari bahan apa orang2 Aceh ini > > terbentuknya. Mereka cuma celaka dilahirkan ditanah bangsa Indonesia > > yang sangat spesifik identitas budayanya maupun asal ethnic-nya. > > > > Memang orang2 Aceh ini bangga dengan budaya Islamnya, sayangnya > > Islamnya itupun bukan berasal dari Aceh melainkan import dari luar > > Aceh yang juga tidak sama dengan Islam buatan negara aselinya. > > > > Namun belakangan orang2 Aceh ini membentuk kepribadian kelompok yang > > dijadikan identifikasi mereka sendiri sehingga mereka menamakan diri > > sebagai ACEH PUNGAU yang artinya orng2 Aceh yang budayanya saling > > mengkhianat, saling menipu, saling menjual diri, saling merendahkan > > satu sama lainnya, yang kalo dipertemukan dengan orang2 dari luar > > Aceh, mereka semua itu bersatu dan bertepuk dada bahwa Aceh ini adalah > > patriot2 pertiwi. > > > > > abadi teuku <abadi_teuku@ ...> wrote: > > > Sebutlah Manusianya Jangan diatas namakan Bangsa, > > > Jika diurutkan tidak ada satupun manusia yang bersih > > > dari Dosa,menurut pendapat dan dimata orang lain, > > > termasuk anda"muskitawati" Menurut saya anda adalah > > > tukang cuap cuap dan tukang ngebanyol rendah yang > > > tidak faham sejarah, > > > > > > > Atas dasar apa anda memfitnah saya termasuk manusia berdosa ??? Saya > > bukanlah manusia suci, tapi bisa dipastikan bahwa saya tidak punya > > dosa karena saya sebagai umat Islam sama sekali tidak percaya kepada > > Allah yang anda percaya. Kalo saya sudah dengan jelas menyatakan > > tidak percaya Allah, mana mungkin bisa punya dosa ??? > > > > Kesalahan tetap sebagai manusia normal mungkin saja pernah saya > > lakukan, namun tidak pernah saya mengaku sebagai patriot sebagai yang > > dilakukan oleh kebanyakan cecunguk2 tengik suku Aceh pungau ini. > > Kultur yang menjadi identitas Aceh Pungau ini adalah saling > > mengkhianati sambil bertepuk dada sebagai patriot !!! > > > > Aceh2 pungau ini mulanya menyatakan bahwa bangsa Aceh bukanlah orang > > Indonesia, namun setelah mereka kalah dimeja politik Internasional dan > > pemberontak2 GAM hancur disikat Tsunami maupun hancur karena saling > > mengkhianat, akhirnya mau menerima syarat dari pemerintah korup > > Indonesia menjadikan Aceh sebagai wilayah otonomi berSyariah biadab. > > Celakanya, setelah berkampanye keseluruh dunia bahwa Bangsa Aceh bukan > > bangsa Indonesia, mendadak anda menyatakan patriotisme bangsa Aceh > > yang menjunjung merah putih sementara negara korup RI ini juga babak > > belur dengan hutang2 yang susah dibayar kembali karena digunakan untuk > > memukul hancur dan juga mengadu domba para patriot2 Aceh yang saling > > berkhianat ini. Untuk membujuk patriot2 Aceh berkhianat saja, > > pemerintah RI harus mengorbankan milyardan dollar. > > > > Namun patriot2 pengkhianat tidak seharusnya disebut patriot !!! cukup > > kita sebut saja sebagai pengkhianat yang tidak punya malu dan tidak > > punya harga diri. Dan kesemuanya ini sudah terkenal istilahnya dalam > > masyarakat Aceh yang pada mulanya tidak punya identitas ini menjadi > > suku yang specifik identitasnya yang kita sebut sebagai ACEH PUNGAU. > > > > Ny. Muslim binti Muskitawati. >