Penyesalan yang tiada arti. Ahh ini sih penyesalan bermotif politis. Lantas 
buat bung Rizal Lingga...apa urusannya dengan Muslim? Kalau Anda ingin 
mengetahui tentang Islam bacalah buku-buku tentang Islam...Tidak perlu lah Anda 
mengeluarkan pernyataan provokatif. Itu menunjukkan kedangkalan berpikir Anda...

Kesalahan dan kebodohan itu milik semua orang tanpa pandang reliji, suku, ras, 
tinggi pendek dan lain-lain. 

Eka Zulkarnain

--- On Wed, 12/3/08, rizal lingga <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: rizal lingga <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [zamanku] Re: Bush Menyesal Melakukan Invasi ke Irak
To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], zamanku@yahoogroups.com, [EMAIL 
PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, December 3, 2008, 9:02 PM










    
            Itulah dia pemimpin yang berjiwa besar, berani mengaku salah, dan 
ini juga yang coba saya tiru, karena tak ada manusia yang tak pernah salah, 
kita semua pernah salah.

Dan bagaimana dengan kalian Muslim? Belum pernah ada saya lihat pemimpin kalian 
yang mengaku salah. Yang sering saya lihat adalah SELALU MEMBENARKAN DIRI. 
Apakah berjiwa besar mengaku salah tidak diajarkan Islam?



--- On Wed, 12/3/08, najla abu <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:



From: najla abu <[EMAIL PROTECTED] com>

Subject: [Milis_Iqra] Bush Menyesal Melakukan Invasi ke Irak

To: "milis_iqra" <[EMAIL PROTECTED] oups.com>

Date: Wednesday, December 3, 2008, 10:58 PM



http://www.arrahmah .com/index. php/news/ read/2678/ 4/bush_menyesal_ 
melakukan_ invasi_ke_ irak

Bush Menyesal Melakukan Invasi ke Irak



Oleh Hanin Mazaya pada Tue 02 Dec 2008, 07:02 PM

Print Email Recommend (1) Comment (0)



WASHINGTON (Arrahmah.com)  - Presiden AS George W. Bush untuk pertama kalinya, 
mengakui bahwa tidak ada senjata pemusnah massal di Irak. Bush juga mengakui 
bahwa hal yang paling membuatnya menyesal selama menjabat presiden AS adalah 
tuduhannya bahwa Irak memiliki senjata pemusnah massal yang berujung pada 
invasi AS ke Negeri 1001 Malam itu.

Meski demikian Bush tetap menyalahkan agen-agen intelijennya, yang menurutnya 
telah salah membuat kesimpulan tentang Irak. "Banyak orang yang telah 
mempertaruhkan reputasinya dalam masalah ini dan mengatakan bahwa senjata 
pemusnah massal adalah alasan untuk menyingkirkan Saddam Hussein," kata Bush 
dalam wawancara dengan ABC News.

Tapi ketika ditanya apakah Bush akan tetap melakukan invasi ke Irak meski 
intelijennya melaporkan Saddam tidak memiliki senjata pemusnah massal, Bush 
berkilah dengan jawaban,"Anda tahu, ini adalah pertanyaan menarik. Saya tidak 
bisa melakukan sesuatu dari awal lagi, apa yang tidak bisa saya lakukan. Sulit 
bagi saya untuk berspekulasi. "

Bush mengaku tidak siap berperang ketika ia kembali menjabat sebagai presiden 
AS. "Saya pikir, saya tidak siap berperang. Dengan kata lain, saat kampanye 
saya tidak mengatakan 'pilihlah saya, saya bisa mengatasi serangan-serangan' . 
Saya tidak mengantisipasi jika harus berperang," ujar Bush.

Bush juga menyatakan penyesalannya atas krisis ekonomi dan banyaknya pemutusan 
hubungan kerja yang terjadi di AS.

Pengakuan Bush bahwa agen-agen intelijennya telah salah membuat kesimpulan 
tentang senjata pemusnah massal di Irak, sudah cukup menjadi bukti bahwa Bush 
telah melakukan pelanggaran kemanusiaan berat di Irak.

Karena akibat invasi AS di Irak, ratusan ribu rakyat Irak menjadi korban dan 
Negeri 1001 Malam itu jadi carut marut oleh berbagai aksi kekerasan dan 
pertikaian sektarian. AS bukan hanya harus menarik seluruh tentaranya dari 
Irak, tapi Bush juga harus dimintai pertanggung jawabannya atas pelanggaran HAM 
berat, jika perlu di hadapan mahkaman internasional. (Hanin Mazaya/prtv/ 
eramuslim)

 


      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

Kirim email ke