Saya setuju dgn bung tawang mus mus kurang cerdas analisanya. ga bisa bedain doa sama mantera. ga bisa bedain usaha sama takdir.
On 5/22/10, Tawangalun <tawanga...@yahoo.com> wrote: > Yo semua pertandingan itu sok kalah sok menang.Muhammad Ali kan sering > menang kan padahal dia pakai Bismillah juga.jadi daya analisis Genduk Mus > Mus ini memang perlu ditingkatkan,dan satu kurangnya kalau menyangkut Islam > terus kurang obyektip. > > Shalom, > Tawangalun. > > --- In zamanku@yahoogroups.com, "muskitawati" <muskitaw...@...> wrote: >> >> Gara2 Mantera Bismillah Taufik Jadi Kalah !!! >> >> Mereka muslimin yang mengucapkan mantera "Bismillah" secara sadar atau >> tidak sadar sudah takabur, takabur karena menyombongkan diri sebagai orang >> yang dipilih, ditunjuk, dibeking dan disayangi Allah. >> >> Bismillah itu sendiri artinya bisa macem2, tapi selalu digunakan sebagai >> mantera pembukaan, yaitu pembukaan untuk mengundang kekuatan supranatural >> yang dalam Islam dimaksudkan kekuatan Allah itu sendiri. >> >> Sebenarnya yang boleh mengucapkan mantera "Bismillah" ini hanyalah nabi >> Muhammad, tapi sayang, semua muslimin merasa dirinya juga seperti nabi >> Muhammad sehingga wajib meneladani apa yang dilakukan nabi Muhammad semasa >> hidupnya yang kita kenal sebagai sunnah nabi. Padahal, sunnah nabi itu >> dilarang, tidak ada yang boleh meneladani dirinya jadi nabi seperti nabi >> Muhammad, yaaa... inilah yang namanya salah kaprah. >> >> Gara2 Taufik itu takabur merasa pasti menang karena sudah membaca mantera >> "Bismillah" sebagai kekuatan menang dari Allah kepada nabi Muhammad. >> Apalagi lawannya itu adalah Cina yang jelas2 dimusuhi Allah karena >> terbukti Allah tidak pernah bisa menang di Cina. Jadi kalo Allah saja >> kalah di Cina, mana mungkin si Taufik yang meminjam tenaga Allah yang >> kalahan itu bisa jadi menang ??? >> >> Taufik itu betul2 takabur, mentang2 si Cina itu bukan Islam sehingga dia >> yakin dirinya yang Islam pasti bisa memenangkan Cina. Oleh karena itulah >> puncak ke takaburannya dia mengucapkan mantera keramat "Bismillah" dimuka >> tv maupun wartawan2 padahal mantera itu hanya boleh diucapkan oleh nabi >> Muhammad sendiri. Yang hanya boleh diucapkan oleh Taufik berdasarkan >> Islam sebenarnya hanayalah "insyaalah" dan itupun cukup diucapkan didalam >> hati saja, kalo diexpresikan dalam ucapan kata2 sendiri juga merupakan >> ketakaburan. >> >> Demikianlah, media di Indonesia malu memberitakan kekalahan team negeri >> Syariah ini secara besar2an diseluruh Indonesia, beritanya hampir tidak >> bisa ditemukan, dan kalopun ditemukan maka beritanya hanya singkat dan >> kecil2 saja tulisannya. >> >> Meskipun team regu bulutangkis RI ini tdd sebagian besar pemain2 yang >> non-muslim, sebagian besar keturunan Cina, dan juga dicukongi 95% oleh >> cukong2 pengusaha keturunan Cina, namun si taufik yang minoritas Islam >> dalam regu bulutangkis RI ini harus jadi kapten, harus jadi pemimpin dari >> mereka non-muslim karena berdasarkan Syariah Islam tidak boleh muslimin >> dipimpin oleh orang2 kafir. Demikianlah Taufik sebagai kapten regu >> bulutangkis Indonesia tanpa meminta perkenan anggauta2 team nya yang lain >> dia langsung mewakili regunya untuk membaca "bismillah", artinya mewakili >> regunya mengundang kekuatan Allahnya yang justru tidak diyakini oleh >> teman2 seregunya. >> >> Sebagai kapten regu bulutangkis seyogyanya si Taufik ini harusnya juga >> mendukung mental dan moral teman2nya yang berbeda agamanya, tapi tanpa mau >> memahami perasaan teman2nya dia langsung memaksakan mantera2nya sendiri >> yang wajar akan membuat down teman2nya sendiri dengan lagak lagu yang >> begitu arrogan mengabaikan dan merendahkan hak azasi teman2nya yang bukan >> Islam. >> >> Padahal si Taufik ini khan dalam regu bulutangkis ini sebagai kapten >> mewakili pemain2 lainnya bukan cuma mewakili dirinya sendiri, lalu kenapa >> dia memaksakan diri dengan mantera "bismillah" yang jadi penyebab >> tersungkurnya team Indonesia secara memalukan yaitu sekali tarik langsung >> 3-0 tanpa balas. >> >> Semoga pesan saya dalam contoh disini bisa direnungkan arti pluralitas itu >> bukan memaksakan mantera2 Islam untuk mewakili kelompok mayoritas dalam >> lingkungan regunya. Betul mayoritas rakyat Indonesia beragama Islam, tapi >> mayoritas regu bulutangkis Indonesia ini bukanlah Islam dan jangan dipaksa >> harus juga Islam, antara anggauta regu bulu tangkis jangan disamakan >> dengan keseluruhnan rakyatnya. >> >> Jadi mayoritas rakyat seluruh dunia itu non-muslim yang sama sekali tidak >> mengganggu hak2 muslimin, namun bukan berarti mayoritas rakyat di >> Indonesia yang muslimin harus mengganggu minoritasnya, atau minoritas >> dalam regu bulutangkis harus berkuasa meng-injak2 harga diri anggauta team >> yang mayoritasnya bukan Islam. >> >> Janganlah memaksakan kekuatan mayoritas diluar team regu bulutangkis ini >> untuk membeking sesamanya yang menjadi minoritas didalam team ini sehingga >> anggauta2 team yang bukan Islam yang didalam team ini adalah mayoritas >> dipaksakan menerima untuk dipimpin oleh minoritas karena adanya kekuatan >> mayoritas Islam diluar team ini. >> >> Kalo sampean enggak senang Amerika membantu Israel, maka jangan memaksakan >> Islam untuk menguasai perbulu tangkisan yang mayoritasnya non-muslimin. >> >> Demikianlah, mantera2 setan seperti "Bismillah" ini dimanapun telah >> terbukti menjadi tumbal kekalahan. Coba tunjukkan satu aja contoh >> pengucap mantera "Bismillah" ini pernah ada yang menang ???? Bahkan nabi >> Muhammad sendiripun pernah kalah perang dan luka2 parah gara2 mengucapkan >> mantera "Bismillah", namun setelah dia berperang lagi tanpa mengucapkan >> mantera "Bismillah" ini ternyata berhasil menang. >> >> http://www.badzine.info/index.php/news/major-events/2010-thomas-a-uber-cups/2512-thomas-cup-2010-final-indonesia-extend-8-year-drought-as-china-capture-8th-title-.html >> >> Berita diwebsite diatas memberitakan secara besar2an tentang keberhasilan >> Cina kafir dalam mencukur gundul wakil2 para penyembah Allah. >> >> Akhirnya si Taufik mau mengakui juga, katanya, "Yaa...Allah, aku kalah >> karena menyembah engkau, seharusnya aku percaya kepada kemampuan sendiri >> bukan bukan mempercayai kemenangan ini kepada dikau karena engkau bukan >> pemain bulu tangkis". >> >> Tentu dapat dipahami, si Taufik kalah gara2 menggantungkan kemenangannya >> bukan kepada hasil latihannya, tetapi menggantungkan kepada kemampuan >> Allah yang akan memberi bantuan kekuatan melalui mantera bacaan >> "Bismillah" nya. Padahal kapan pernah Allah berlatih bulu tangkis hingga >> bisa membantu si Taufik jadi menang ???? Menang kalah dalam pertandingan >> bulutangkis bergantung kepada latihan dan bakat masing2, bukan bergantung >> kepada doa2, mantera2, atau banyaknya tahajut ditengah malam buta. >> >> Ny. Muslim binti Muskitawati. >> > > >