Re: [zamanku] Surat dari bekas artis porno Shelley Luben

2008-09-27 Terurut Topik uztad murtad
jadi sekarang Hidayatullah.com udah punya topik pornografy...
Poligamy bisa di kembangkan nich...  bosan jadi bintang porno silahkan pilih 
ustadz asal siap di kasih hadits & quran doang... buat bekal hidupmu

murtad nich !!!


--- On Sat, 27/9/08, tawangalun <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: tawangalun <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [zamanku] Surat dari bekas artis porno Shelley Luben
To: zamanku@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Date: Saturday, 27 September, 2008, 6:00 AM











Kalau RI gak punya UU anti porno kelak akan muncul Shelley Luben.Nek

Genduk malah seneng sih.



Surat dari Bekas "Artis Porno"



Wednesday, 24 September 2008 02:05



Shelley Luben mantan aktris porno mengaku bisa keluar dari dunia gelap

 bernama 'industri pornografi' dan memilih menjadi aktivis melawan

ekploitasi seksual terhadap gadis-gadis muda Amerika



Hidayatullah. com--Gadis cantik, bertubuh seksi dan mata yang

membangkitkan gairah seakan-akan berkata "i want You". Itu kesan yang

terlihat di setiap sampul film porno. Tapi, bisa jadi itulah tipuan

terbesar sepanjang masa. Inilah kisah dan pengakuan Shelley Luben

tentang masa buruk dan seluk beluk industri maksiat itu. Tulisan ini

diturunkan sebagai pelajaran bagi kita semua. Terutama para aktivis

yang "menutup mata" terhadap dampak industri pornografi. Percayalah,

Aku tahu "Aku dulu pernah melakukannya sepanjang waktu dan aku

melakukannnya karena. Nafsuku akan kekuasaan dan kecintaanku kepada

uang. Aku tidak pernah menyukai seks. Bahkan Aku tidak menginginkannya

dan faktanya aku lebih banyak minum Jack Daniels (jenis minuman

alkohol import original. Sejenis  Jhonny Walke yang juga masuk

Indonesia, red) daripada bersama para pria yang dibayar seperti aku

untuk "berpura-pura" di film. Ya Benar tidak ada diantara kami

-gadis-gadis blonde yang menyukai being in porn movie.

Kami benci disentuh oleh orang asing yang sama sekali tidak peduli

dengan kami. Kami benci dianggap rendah oleh mereka, laki-laki dengan

keringat dan bau busuknya. Beberapa diantara kami sering sampai muntah

di kamar mandi saat break syuting. Sedangkan yang lainnya berusaha

menenangkan diri dengan merokok Marlboro tanpa henti. Tapi porn

industry (industri pornografi) ingin agar kamu selalu berpikir kalau

kami artis porno sangat menyukai seks. Mereka ingin kamu percaya bahwa

kami senang dilecehkan seperti binatang dalam berbagai jenis adegan di

film. Kenyataannya, artis porno sering tidak tahu apa saja adegan yang

akan mereka lakukan saat pertama kali datang ke lokasi syuting dan

kami hanya diberi dua pilihan oleh produser: "Lakukan atau Pulang

Tanpa Bayaran. Kerja atau

tidak akan bisa kerja lagi." Iya memang benar kami punya pilihan.

Beberapa diantara kami memang sangat memerlukan uang. Tapi kami

dimanipulasi, dipaksa bahkan diancam. Beberapa diantara kami

terjangkit AIDS karena profesi ini. Atau tertular herpes dan

berbagai macam penyakit kelamin lain yang sukar disembuhkan. Salah

seorang artis film porno setelah syuting dengan menahan sakit sepanjang

hari setelah sampai dirumah menembak kepalanya dengan pistol. Kebanyakan

dari artis porno mungkin berasal dari keluarga yang berantakan dan

pernah mengalami pelecehan seksual dan perkosaan dari keluarga atau

tetangganya sendiri. Saat kami kecil kami hanya ingin bermain dengan

boneka, bukan mendapatkan trauma saat seorang laki-laki dewasa berada

diatas tubuh kami. Jadi

sejak kecil kami belajar bahwa seks bisa membuat kami berharga. Dan

dengan semua pengalaman mengerikan itu kami menipu kalian di depan

kamera padahal sebenarnya kami membenci di setiap menitnya. Karena

trauma itu kebanyakan artis porno hidupnya tergantung kepada alkohol

dan narkotika. Dan hidup kami juga selalu diliputi ketakutan akan

terjangkit HIV atau penyakit kelamin lainnya seperti; Herpes,

gonorrhea, syphilis, chlamydia, dll. setiap hari menghantui kami.

Menurut catatan Shelley dalam situs web nya. Sebelas

bintang pornografi pornografi mati akibat HIV, bunuh diri, pembunuhan

dan obat pada tahun 2007. Antara 2003 dan 2005, 976 orang pemain

dilaporkan dengan 1.153 hasil positif STD. 66% dari pemain pornografi

terkena Herpes, penyakit yang tak dapat disembuhkan. Memang setiap

bulan kami diperiksa tapi kamu tahu, kalau hal tersebut tidak akan

bisa mencegah kami tertular penyakit-penyakit mematikan itu.

Selain penyakit, adegan syuting tidak kalah mengerikannya, banyak dari

kami mengalami luka sobek atau luka pada organ tubuh bagian dalam

kami. Diluar syuting kami sering berharap bisa menjalani hidup yang

normal. Tapi sangat sulit menjalin hubungan yang normal dengan

laki-laki 'biasa', maka dari itu kebanyakan dari kami menikah dengan

sutradara film porno

atau menjalani hidup sebagai lesbian. Buat

aku, momen yang tidak akan terlupakan adalah ketika tanpa sengaja anak

perempuanku melihat ibunya yang telanjang sedang berciuman dengan

gadis lain. Anakku pasti akan terus mengingatnya juga. Pada har

Re: [zamanku] Surat dari bekas artis porno Shelley Luben

2008-09-26 Terurut Topik wirajhana eka
Om tawang,

Tidak sepakat RUU pornografi jadi UU tdk berarti mendukung Pornografi, saya 
rasa semua milis membicarakan hal yang sama..

kalau Muslim Indonesia bersikeras untuk memaksakannya, maka jangan juga menolak 
kalo Sulut, Bali dan beberapa Daerah melepaskan diri dari Indonesia...

Adil kan..

Jangan mengatakan ini dua hal yang berbeda, buat kami yang non Muslim ..ini 
merupakan hal yang sama, pemaksaan kehendak!

saya mau kasih contoh, misalkan seorang laki2 tertarik secara seksual dengan 
jidat orang2 muslim yang ada hitam2 nya karena rajin sholat atau tertarik dan 
ngga ku...ku dengan janggut panjang tanpa kumis dari para muslim-wan sehingga 
ia membayangkan itu sebagai hal yang maskulin dan bikin greget dan menarik 
secara seksual..apakah dapat para muslim dengan jidat hitam dan juga yang piara 
jenggot tanpa kumis itu dikenai pasal pornograpi bab 1 pasal 1 ayat 1?

"Pornografi adalah materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk 
gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, 
animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi 
lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka 
umum, yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan/atau

yang dikaitkan dengan pasal 7
 
Setiap orang dilarang mendanai atau memfasilitasi perbuatan sebagaimana 
dimaksud dalam Pasal 4

yang dikaitkan pada pasal 4.2 c, 8 dan 10
mengeksploitasi atau memamerkan aktivitas seksual; dilarang dengan sengaja atau 
atas persetujuan dirinya menjadi objek...yang mengandung muatan pornografi.
  
  dilarang mempertontonkan diri atau orang lain dalam pertunjukan atau di muka 
umum..eksploitasi seksual..atau yang bermuatan pornografi lainnya.,   
   
  
Boleh?

debatable ya...

Nah, kalau itu saja anda debatable, bisa dong dibayangkan banyak hal-hal lain 
yang tak terpikir sekarang namun terpikir oleh orang lain..

Bali dan sulut, bukan tempat maksiat, bali disebutkan sebagai Pulau seribu Pura 
tempat bersemayam para Dewa, dengan upacara yang dilakukan setiap harinya 3 
kali oleh rata2 3 juta  an keluarga Hindu/Tiongha, Buddhisnamun ketua MUI 
Palembang JUSTRU menyatakan Bali sebagai tempat maksiat.


tawangalun <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Kalau RI gak 
punya UU anti porno kelak akan muncul Shelley Luben.Nek
 Genduk malah seneng sih.
 
 Surat dari Bekas "Artis Porno"
 
 Wednesday, 24 September 2008 02:05
 
 Shelley Luben mantan aktris porno mengaku bisa keluar dari dunia gelap
  bernama 'industri pornografi' dan memilih menjadi aktivis melawan
 ekploitasi seksual terhadap gadis-gadis muda Amerika
 
 Hidayatullah.com--Gadis cantik, bertubuh seksi dan mata yang
 membangkitkan gairah seakan-akan berkata "i want You". Itu kesan yang
 terlihat di setiap sampul film porno. Tapi, bisa jadi itulah tipuan
 terbesar sepanjang masa. Inilah kisah dan pengakuan Shelley Luben
 tentang masa buruk dan seluk beluk industri maksiat itu. Tulisan ini
 diturunkan sebagai pelajaran bagi kita semua. Terutama para aktivis
 yang "menutup mata" terhadap dampak industri pornografi. Percayalah,
 Aku tahu "Aku dulu pernah melakukannya sepanjang waktu dan aku
 melakukannnya karena. Nafsuku akan kekuasaan dan kecintaanku kepada
 uang. Aku tidak pernah menyukai seks. Bahkan Aku tidak menginginkannya
 dan faktanya aku lebih banyak minum Jack Daniels (jenis minuman
 alkohol import original. Sejenis  Jhonny Walke yang juga masuk
 Indonesia, red) daripada bersama para pria yang dibayar seperti aku
 untuk "berpura-pura" di film. Ya Benar tidak ada diantara kami
 -gadis-gadis blonde yang menyukai being in porn movie.
 Kami benci disentuh oleh orang asing yang sama sekali tidak peduli
 dengan kami. Kami benci dianggap rendah oleh mereka, laki-laki dengan
 keringat dan bau busuknya. Beberapa diantara kami sering sampai muntah
 di kamar mandi saat break syuting. Sedangkan yang lainnya berusaha
 menenangkan diri dengan merokok Marlboro tanpa henti. Tapi porn
 industry (industri pornografi) ingin agar kamu selalu berpikir kalau
 kami artis porno sangat menyukai seks. Mereka ingin kamu percaya bahwa
 kami senang dilecehkan seperti binatang dalam berbagai jenis adegan di
 film. Kenyataannya, artis porno sering tidak tahu apa saja adegan yang
 akan mereka lakukan saat pertama kali datang ke lokasi syuting dan
 kami hanya diberi dua pilihan oleh produser: "Lakukan atau Pulang
 Tanpa Bayaran. Kerja atau
 tidak akan bisa kerja lagi." Iya memang benar kami punya pilihan.
 Beberapa diantara kami memang sangat memerlukan uang. Tapi kami
 dimanipulasi, dipaksa bahkan diancam. Beberapa diantara kami
 terjangkit AIDS karena profesi ini. Atau tertular herpes dan
 berbagai macam penyakit kelamin lain yang sukar disembuhkan. Salah
 seorang artis film porno setelah syuting dengan menahan sakit sepanjang
 hari setelah sampai dirumah menembak kepalanya dengan pistol. Kebanyakan
 dari artis porno mungkin berasal dari keluarga yang berantakan dan
 pernah mengalami pelecehan seksua