Ass wr wb

Bapak Ibu Peserta ZOA,
Berikut ini diskusi lanjutan dari Sesi I mengenai pertanyaan dari 
Dr. Tantono Subagyo kepada MENRISTEK tentang Bisnis Biokteknologi.

Silakan disimak ........

Wassalam

Moderator 



Pertanyaan-pertanyaan Dr. Tantono Subagyo
-------------------------------------------

>>=================================================
>>
>>"Bunga bank" 
>>Posted by Tantono Subagyo  on Feb-01-01, 05:54 AM (GMT)  
>>Kendala utama dari pengembsngsn spliksdi bioteknologi didalam bisnis 
>>adalah tingginya bunga bank di Indonesia. Dengan bunga bank setinggi 
>>ini maka jarang sekali ada yang bisa memulai, kecuali sudah dengan 
>>"captive" market. Disamping itu beberapa industri yang sudah terkuasai 

>>oleh modal asing tidak bisa ditembus, kecuali dengan modal khusus 
>>pemerintah, contoh : bidang obat dan vaksin Pertanyaan saya :
>>
>>1. Apakah KMNRT mempunyai program "insentif", bunga bank yang bersaing 

>>untuk bisnis yang berdasarkan bioteknologi ?
>>
>>2. Indonesia sudah sangat terpuruk di bidang obat dan vaksin. Apakah 
>>KMNRT mempunyai kiat-kiat gebrakan tertentu untuk membangkitkan 
bidang 
>>tersebut. Perlu saya kemukakan bahwa satu-satunya pabrik farmasi 
>>kita Indofarma belum sampai kepada ekstraksi "active ingredient".
>>
>>3. Berdasarkan survai web saya di Jepang saja telah dipatenkan 24 
>>bahan obat kosmetik kita. Mohon KMNRT dapat mempelopori team terpadu 
>>untuk membatalkan paten tersebut yang diduga keras berasal dari 
"prior 
>>art" (seperti halnya sikap Meksiko terhadap paten yellow bean Enola 
>>atau India/Pakistan terhadap Basmati), atau meminta royaltinya untuk 
>>masyarakat tradisional (CBD pasal 8j) atau menegosiasi seperi kasus 
>>Gesang dengan Bengawan Solo.
>>Salam, Tantono


Jawaban dari Dr. Didiek H Goneadi a.n. MENRISTEK

At Sunday, 4 February 2001, "a.n. Menristek R.I. Dr. Didiek H. Goenadi" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>>=================================================
>>
>>"Bunga bank" 
>>Posted by Tantono Subagyo  on Feb-01-01, 05:54 AM (GMT)  
>>Kendala utama dari pengembsngsn spliksdi bioteknologi didalam bisnis 
>>adalah tingginya bunga bank di Indonesia. Dengan bunga bank setinggi 
>>ini maka jarang sekali ada yang bisa memulai, kecuali sudah dengan 
>>"captive" market. Disamping itu beberapa industri yang sudah terkuasai 

>>oleh modal asing tidak bisa ditembus, kecuali dengan modal khusus 
>>pemerintah, contoh : bidang obat dan vaksin Pertanyaan saya :
>>
>>1. Apakah KMNRT mempunyai program "insentif", bunga bank yang bersaing 

>>untuk bisnis yang berdasarkan bioteknologi ?
>>
>>2. Indonesia sudah sangat terpuruk di bidang obat dan vaksin. Apakah 
>>KMNRT mempunyai kiat-kiat gebrakan tertentu untuk membangkitkan 
bidang 
>>tersebut. Perlu saya kemukakan bahwa satu-satunya pabrik farmasi 
>>kita Indofarma belum sampai kepada ekstraksi "active ingredient".
>>
>>3. Berdasarkan survai web saya di Jepang saja telah dipatenkan 24 
>>bahan obat kosmetik kita. Mohon KMNRT dapat mempelopori team terpadu 
>>untuk membatalkan paten tersebut yang diduga keras berasal dari 
"prior 
>>art" (seperti halnya sikap Meksiko terhadap paten yellow bean Enola 
>>atau India/Pakistan terhadap Basmati), atau meminta royaltinya untuk 
>>masyarakat tradisional (CBD pasal 8j) atau menegosiasi seperi kasus 
>>Gesang dengan Bengawan Solo.
>>
>>Salam, Tantono
>>
>

>Dr. Tantono Subagyo yth.,
>
>Saya mohon maaf atas ketertinggalan jawaban saya atas pertanyaan 
>anda.  Berikut ini saya sampaikan dengan hormat beberapa hal yang 
>terkait.
>
>1.  Pemerintah Indonesia (cq KMNRT) menyadari bahwa selama ini aspek 
>inovasi (bringing the invension to the market place) masih sangat 
>tidak diperhatikan.  Oleh karena itu, dalam Jakstra Ipteknas 2000-
>2001 dan Punas Ristek 2001-2005 telah dirumuskan program-program 
>insentif guna menciptakan atmosfir yang kondusif bagi adopsi teknologi 
>domestik oleh industri nasional.  Beberapa program, seperti Oleh 
>Paten, Sentra HaKI, Asuransi Teknologi, dan Sistem Pendampingan 
Teknologi 
>dan Manajemen telah mulai dilaksanakan dalam TA 2000 dan 2001.  Dalam 
>fungsinya sebagai fasilitator, bukan eksekutor, KMNRT berupaya untuk 
>menyediakan kebijakan yang mengurangi risiko usaha dalam adopsi 
teknologi 
>domestik.  Melalui program Asuransi Teknologi, KMNRT bekerjasama 
>dengan Konsorsium Asuransi Teknologi menyediakan bantuan premi untuk 
>menjamin kompensasi jika ada kegagalan komersialisasi akibat teknologi,
>bukan akibat manajemen.  Skema insentif keringanan pajak saat ini 
>masih dalam persiapan untuk dibahas, baik yang menyangkut PNBP bagi 
>litbang pemerintah maupun bunga bank ringan untuk industri yang 
mengadopsi 
>invensi dalam negeri.  Dalam waktu yang bersamaan, saat ini tengah 
>dijajagi skema yang melibatkan JVC seperti PT PNM Tech (Persero) 
>dan beberapa perusahaan financial management di Indonesia.  Skema 
>ini nantinya dalam waktu dekat dapat direalisasikan, termasuk untuk 
>kegiatan bioteknologi.
>
>2.  Dalam Jakstra Ipteknas dan Punas Ristek telah diuraikan pentingnya 
>program bifarmaka yang berbasis pada plasma nutfah nasional kita.
>Dalam program Oleh Paten, beberapa invensi yang dibiayai aplikasi 
>patennya menyangkut aspek produksi vaksin.  Untuk masalah obat-obatan,
>KMNRT telah menjajagi kemungkinan pengembangan program selanjutnya 
>dengan pihak KADIN Kompartemen Alat, Mesin, dan Agroindustri yang 
>di dalamnya ada GP Farmasi Indonesia.  Pentingnya aspek ini tercermin 
>dari dipilihnya agrobisnis sebagai salah satu kompetensi inti dari 
>program KMNRT dan disediakannya satu posisi Staf Ahli Bidang Pangan.
>
>3.  Terima kasih atas informasinya tentang kemungkinan prior art 
>paten obat-obatan di Jepang yang patut diduga menyangkut kepemilikan 
>masyarakat Indonesia.  Kami akan segera tindaklanjuti informasi ini 
>dengan melibatkan pihak-pihak terkait.
>
>Terima kasih.
>
>Salam,
>A.n. Meneg Ristek RI
>Didiek H. Goenadi








Reply via email to