Yth. Peserta Diskusi ZOA-BIOTEK, Berikut kami sampaikan tanggapan lain dari Bapak Diartoko Paulus. moderator ZOA-BIOTEK Dedy H.B. Wicaksono =================================================== From: "diartoko paulus" <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Pertanyaan sekitar tanaman transgenik Date: Thursday, 01 February 2001 22:42:08 +0700 Yth. Bapak Antonius Suwanto Nama saya Diartoko dari Pascasarjana UGM-Jogja. Menaggapi informasi yang bapak sajikan dalam makalah tentang tanaman transgenik dan bagaimana kita menyikapinya, saya berfikir bapak lebih memposisikan pada pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan bioteknologi, sehingga mungkin lebih tepat jika judul yang bapak ajukan bukan bagaimana kita menyikapinya, tetapi justru bagaimana kita mengembangkannya. Itu saran saya pak. Yang kedua, jika bapak tetap ingin menggunakan judul yang seperti bapak ajukan sebaiknya bapak lebih seimbang dalam memaparkan informasi bagaimana kita menyikapinya; maksud saya bapak harus menampilkan juga secara proporsional resiko tanaman transgenik terhadap "kita". Saya hanya mengingatkan pak, bahwa seperti yang bapak sebut dalam halaman 6 bahwa kita tertinggal dalam perkembangan bioteknologi, maka bisa dikatakan dengan kalimat yang lain bahwa kita sekarang sebagai konsumen bioteknologi. Oleh karena itu saya sarankan bapak lebih banyak memberikan juga mengenai apa yang perlu diketahui dan menjadi haknya konsumen bioteknologi, supaya kita bisa menentukan pilihan secara bebas. Bukankah dengan demikian kita juga (justru) melakukan biotechnology literacy secara sehat dan mengawali pendidikan bioetik yang menghormati hak konsumen? Yang ketiga, seandainya kita mengawali pendidikan bioteknologi kepada masyarakat kita, yang saat ini masih menghadapi persoalan perut, tentunya baik bagi kita (masyarakat akademis dan pengambil kebijakan) justru lebih besar berperan dalam memproteksi masuknya produk yang masih diperdebatkan ke dalam negeri. Seorang atase perdagangan di luar negeri yang diundang ke kampus kami mengatakan bahwa agreement kita dengan WTO itu terjadi karena ketidak tahuan utusan kita dan hanya asal tanda tangan. Oleh karena itu sekali lagi secara praktis perlu kita memproteksi masyarakat kita agar tidak menjadi konsumen produk yang tidak jelas. Bukankah jika kita bicara mengenai teknik rekayasa genetika saat ini justru akan memunculkan banyak penguasa kehidupan di masa depan? Sementara kita sendiri belum bisa bersikap egaliter terhadap kehidupan. Terima kasih, dan mohon tanggapan.