Seniman Dunia Minta RUU APP Ditinjau Ulang
   
  From: Matthew Isaac Cohen
  E-mail: [EMAIL PROTECTED]

   
  Surat kita yang ditujukan kepada Presiden RI sudah terbit di Suara Pembaruan 
edisi Senin 20 Maret 2006. Lihat di bawah ini. Bisa dibaca langsung di
internet: 
(http://www.suarapembaruan.com/last/index.htm). 
  Lihat tanggal 20 Maret di bagian Budaya.
   
   
  Our letter addressed to the President appeared in Suara Pembauran on 
Monday 20 March 2006. Below is the text. You can also read it by going to the 
Suara Pembaruan index 
  (http://www.suarapembaruan.com/last/index.htm), going 
to 20 March and scrolling down to Budaya.
   
  Surat asli sudah dikirim kepada Presiden RI.
   
  The original letter has been sent by snail mail to President Susilo 
Bambang Yudhoyono.
   
  Terima kasih atas dukungan semuanya.
  Thanks to all for your generous support.
   
  Aviva & Matthew
   
  SUARA PEMBARUAN DAILY
----------------------------------------------------------------------------

  Seniman Dunia Minta RUU APP Ditinjau Ulang
   
  JAKARTA - Ratusan seniman dan sarjana seni pentas dunia meminta agar
Rancangan Undang-Undang tentang Antipornografi dan Pornoaksi (RUU APP)
ditinjau ulang. Mereka meminta agar pemerintah dan kalangan elite 
politik Indonesia menyesuaikan RUU itu dengan kebutuhan seni dan budaya 
Indonesia.
   
  Pernyataan para seniman dan sarjana seni pentas dunia itu terangkum 
dalam aksi pengumpulan tanda tangan meminta agar RUU APP ditinjau ulang.
Rencananya, surat itu akan dikirimkan kepada Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono. "Kami, sarjana dan seniman dari dalam dan luar negeri
menyampaikan keprihatinan atas RUU APP," ujar Aviva Kartiningsih Cohen,
salah satu penggagas aksi pengumpulan tanda tangan itu, kepada 
Pembaruan melalui surat elektronik di Jakarta, Sabtu (18/3) siang.
   
  Beberapa nama seniman dunia yang ikut menandatangani pernyataan sikap 
itu antara lain, musisi Gary McFarlane (Kanada), penata tari Zulkifli 
Mohmad (Kuala Lumpur), Ibrahim Hamid (Orkestra Melayu Singapura), Wayne Vitale
(Pimpinan Gamelan Sekar Jaya, Amerika Serikat), Cindy Benton-Groner
(Direktur Gamelan, College of William and Mary, AS), Jon Keliehor 
(Komponis dan Ketua Gamelan Naga Mas, Glasgow, Skotlandia), dan Jan van der 
Putten (Dosen Sastra Melayu, Singapura).
   
  Dari Indonesia, nama-nama seniman yang ikut menandatangani surat itu 
antara lain Ikranagara (seniman), Rahayu Supanggah (STSI Surakarta), Nirwan 
Dewanto (sastrawan), Nor Pud Binarto (budayawan dan aktivis kemanusiaan), Andi
Suandi (pelukis abstrak), Cok Sawitri (penyair), dan I Wayan Gde Yudane
(komponis).
   
  Menurut Aviva, seniman dan sarjana seni dunia sangat peduli dengan 
budaya dan seni di Indonesia. Menurut mereka, seni Indonesia sudah berkembang 
di luar negeri. "Jika akar seni dan budaya Indonesia dirusak, semua yang 
telah berkembang di luar negeri itu akan rusak pula. Sementara di sisi lain, 
dalam era globalisasi ini dampak RUU APP akan dirasakan pula di luar 
Indonesia," kata dia.
   
  Seni pentas Indonesia, terutama seni gamelan, wayang, serta tari Jawa 
dan Bali, telah menjadi sumber kreativitas seniman dan sarjana seni dunia.
Malah, seni wayang sudah diakui resmi sebagai Warisan Budaya Dunia
Nonbendawi dari UNESCO.
  
Mengurangi Kreativitas
   
  Aviva menambahkan, RUU APP akan melarang orang untuk menyiarkan,
memperdengarkan, mempertontonkan atau menempelkan tulisan, suara atau
rekaman suara, film atau yang dapat disamakan dengan film, syair lagu,
puisi, gambar, foto dan/atau lukisan yang mengeksploitasi daya tarik 
tubuh atau bagian-bagian tubuh orang yang menari erotis atau bergoyang 
erotis.

  Aturan itu bisa ditafsirkan sebagai larangan terhadap seni tari daerah,
seperti tayuban, joget, ronggeng, jaipongan, dan gandrung Banyuwangi.
  Selain itu, sastra klasik ala Serat Centhini dan ceritera pokok 
pewayangan tidak bisa tampil lagi. Salah satu contoh adalah lakon Murwakala yang
menggambarkan kelahiran Batara Kala. Pada lakon itu digambarkan Batara 
Guru terpesona melihat seorang perempuan sehingga kamanya (nafsu) timbul. 
Lakon ini paling penting bagi para dalang, tetapi bisa dilarang karena bisa
dianggap erotis. Jadi, batas antara seni dan erotisme (langen dalam 
bahasa Jawa) kerap kali tidak jelas. (



Click:

http://www.mediacare.biz

or

http://mediacare.blogspot.com

or 

http://indonesiana.multiply.com

Mailing List: http://www.yahoogroups.com/group/mediacare/join
                
---------------------------------
Yahoo! Travel
 Find  great deals to the top 10 hottest destinations!

[Non-text portions of this message have been removed]



 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Serikat-Kaum-Terkutuk/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke