Talenta Dunia Anak Indonesia
   
  http://www.gatra.com/artikel.php?id=93237
   
  MUSIM dingin pertengahan Maret 2006 di Amsterdam, Belanda. Suhu dingin hingga 
minus 1 derajat celsius menusuk hingga ke tulang. Tapi Irvin Museng justru 
merasakan ''kehangatan'' Amsterdam. ABG alias anak baru gede asal Makassar, 
Sulawesi Selatan, ini bungah betul. "Saya senang bisa tinggal dan belajar sepak 
bola di Ajax," kata Irvin lewat surat elektronik kepada Gatra.
   
  Putra kedua dari tiga bersaudara pasangan Henky Museng dan Yenny Thaurisan 
asal Makassar ini memang baru saja terpilih sebagai salah satu anggota tim D1, 
Ajax Junior. Bersama 24 anak lainnya dari seluruh dunia, Irvin menjadi 
satu-satunya anak asal Asia yang sukses direkrut klub raksasa Ajax Amsterdam. 
Irvin menyisihkan lebih dari 3.000 anak lainnya.
   
  Pemain klub Makassar Football School (MSF) kelahiran Makassar, 13 tahun lalu, 
itu memang sudah lama jadi incaran para pencari bakat. Ajax terpincut 
kepiawaian Irvin menggocek si kulit bundar. Irvin diharapkan dapat menimba ilmu 
sepak bola di salah satu klub sepak bola tertua di Eropa itu. Klub yang sukses 
menelurkan sejumlah bintang sepak bola dunia, seperti Marco van Basten, Frank 
Rijkaard, dan Dennis Bergkamp ini rencananya mendidik Irvin selama tiga tahun. 
"Seperti mimpi saja," ujar Irvin.
   
  Menurut Ruud J.C. Voll, pencari bakat yang membawa Irvin ke Ajax, pihaknya 
tertarik setelah menyaksikan keberhasilan MSF di ajang Piala Dunia Danone U-12 
di Lyon, Prancis, September 2005. Saat itu, kepiawaian Irvin menggiring bola 
sempat memukau para penonton. Bahkan Irvin memimpin rekan-rekannya menduduki 
posisi 10 besar dari 32 negara. MSF berhasil mengalahkan tim Belanda dengan 
skor telak 6-0, Kanada (3-0), dan Irlandia (6-0). Irvin sukses menjadi top 
scorer dengan mengemas 10 gol.
   
  Meski demikian, Ruud mengaku awalnya tak mudah meyakinkan pimpinan Ajax untuk 
merekrut Irvin. Baru setelah empat bulan berusaha, warga negara Belanda 
berdarah Toraja itu berhasil meyakinkan petinggi Ajax. "Saya yakin, Irvin mampu 
bersaing dengan anak seusianya dalam tim Ajax Junior," kata Ruud.
   
  Ruud kemudian mengantar Direktur Akademi Sepak Bola Ajax, John van Den Bom, 
ke Makassar. Ditemani seorang notaris asal Belanda, Mr. Berry Bertels, John 
sempat menyaksikan permainan Irvin dan rekan-rekannya di Makassar, Februari 
lalu. "Pencari bakat Ajax kagum dengan kepiawaian Irvin menggiring bola," ujar 
Diza Rasyid Ali, pemilik MSF, kepada Gatra.
   
  John langsung meminta Irvin ikut seleksi pemain muda berbakat di Ajax, 4 
Maret lalu. Hasilnya, Irvin kini sudah bisa merumput di Amsterdam Arena, yang 
juga pernah membesarkan legenda sepak bola Belanda, Johan Cruyff. "Saya 
berharap, orangtua dan semua pihak mendukung cita-cita saya jadi pesepak bola 
di dunia internasional," kata Irvin.
   
  Harapan Irvin wajar saja. Maklum, ia tak ingin bernasib sama seperti sejumlah 
atlet muda berbakat yang sempat mengenyam pendidikan di klub besar Eropa 
lainnya. Meski ''dianggap'' di negeri orang, pengakuan terhadap keberadaan 
mereka oleh otoritas sepak bola Indonesia masih kurang. Buktinya, sejumlah 
pemain yang merumput di Eropa kini tak jelas nasibnya. Bahkan mereka tak pernah 
masuk dalam tim nasional.
   
  Jauh sebelum Irvin, sejumlah pemain muda Indonesia sempat menikmati aroma 
klub-klub besar Eropa. Irfan Bachdim, misalnya, pernah juga merasakan didikan 
tangan-tangan dingin pelatih Ajax Amsterdam pada 1999. Putra pasangan Noval 
Bachdim dan Hester van Dijic ini bahkan pernah menjadi top scorer kompetisi 
amatir U-15 Belanda tahun 2002.
   
  Belakangan, setelah perkembangannya dinilai stagnan, Irfan kemudian bergabung 
dengan klub amatir Argon. Kini rekan seangkatan pemain Ajax, Ryan Babbel, itu 
membela klub Divisi I Belanda, FC Utrecht. Selain Irfan, atlet muda Indonesia 
lainnya yang sukses adalah Muhammad Rigan Agachi. Putra David Pono dan Sri 
Eliyani ini sempat berlatih di tim B klub PSV Eindhoven. Bahkan laki-laki 
kelahiran Jakarta, 4 Agustus 1984, ini sempat bermain untuk klub lokal, 
Victoria Durmond.
   
  Namun belakangan, nasib Rigan jadi tak jelas. Kabarnya, Rigan yang direkrut 
PSV untuk berlatih selama tiga tahun sempat dipulangkan terkait pencurian umur.
   
  Hendri Firzani, dan Anthony (Makassar)
[Olahraga, Gatra Edisi 19 Beredar Senin, 20 Maret 2006] 


      
http://www.geocities.com/herilatief/
  [EMAIL PROTECTED]
  Informasi tentang KUDETA 65/Coup d'etat '65 
Klik: http://www.progind.net/   
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ 
   




                
---------------------------------
Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ 
countries) for 2ยข/min or less.

[Non-text portions of this message have been removed]



 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Serikat-Kaum-Terkutuk/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke