Suasana Palestina di Jalur Gaza kacau balau tidak menentu.  Barang2
kosong, toko2 tutup, gaji pegawai sudah 2 minggu belum terbayar. 
Hammas mengirim utusan2nya ke berbagai negara2 Arab untuk meminta
bantuan, namun satupun belum ada yang berhasil.  Utusan Hammas ke
AlJazera hanya menghasilkan bentuk penyebaran permintaan sumbangan
seluruh masyarakat dunia Islam kepada Palestina.  Namun sumbangan yang
datang itu justru bukan dari dunia Islam melainkan dari dunia kafir
yang dimusuhi Islam, namun sumbangan inipun terbatas untuk diberikan
kepada rakyat Palestina bukan kepada tentara atau pegawai2
pemerintahnya.  Negara2 Islam lebih banyak hanya mencibirkan bibirnya
karena mereka menganggap Palestina ini merupakan ancaman bukan
dianggapnya saudara.  Raja Arab Saudia adalah salah satu Khaliph Islam
Sunny yang menganggap Hammas sedang membentuk kekuatan Islam untuk
menyerang atau mengancam kekuasaannya.  Sedangkan banyak lagi negara2
Islam yang mencibirkan bibirnya itu mempunyai alasan masing2 untuk
menganggap Hammas sebagai kekuatan yang tidak seharusnya dibantu,
karena memang mereka tidak mengenal Hammas, dan Hammas selama ini juga
tidaklah mempunyai hubungan apapun dengan dunia Arab dan Islam karena
semuanya dilakukan oleh pemerintahan Palestina yang syah dibawah
Yasser Arafat yang sekarang digantikan oleh Abas.  Hammas mempunyai
kelemahan dalam hubungan luar negerinya.  Namun dengan terjadinya
krisis ekonomi dalam negeri Hammas, berekor menjadi krisis kepercayaan
kepada Hammas.

Mendadak, ditengah hari bolong, semua pasukan Hammas menyerbu dan
menduduki gedung parlemen Palestina dimana Hammas bercokol.  Semua
kantor mendadak tutup.  Pasukan Hammas yang menduduki gedung Parlemen
ini merupakan pasukan Hammas yang paling diandalkan Hammas, merupakan
pasukan khusus yang tadinya melindungi Hammas.  Sekarang dengan
menduduki gedung ini, pasukan Hammas menuntut Hammas untuk memenuhi
janji2nya sebelum memenangkan pemilihan dirinya bahwa mereka semua
akan dinaikan pangkatnya, namun belum ada satupun dari anggauta
pasukan Hammas yang pangkatnya dinaikkan oleh Hammas.  Situasi masih
terus tegang, Hammas mati kutu, acara tawar menawar berubah menjadi
ancam mengancam.  Hingga detik ini negosiasi belum menghasilkan apa2,
karena disatu pihak Hammas tidak mungkin menaikkan pangkat semua
anggauta pasukannya karena konsekuensi menaikkan pangkatnya sama
dengan menaikkan gajinya, padahal gaji bulan lalu sekalipun belum ada
yang bisa dibayarkan.  Sumbangan2 gawat darurat melalui TV-AlJazera
belum menghasilkan jumlah yang memadai untuk dikirimkan ke Gaza.

Dengan situasi yang kritis bagi Hammas ini, apakah Hammas akan merubah
politiknya untuk mengakui Israel dan berjanji untuk membubarkan
pasukan2 teroristnya ????  Kalo hal itu dilakukannya, memang tekanan
dunia luar bisa jadi mengendor, namun sama artinya membunuh diri
sendiri.  Hammas tidak mungkin atau hampir tidak mungkin mengubah
politiknya, karena kalo dia merubah politiknya, kemungkinan besar dia
sendiri jadi korban pembunuhan oleh anggauta2nya sendiri.  Anggauta2
Hammas terdiri dari tokoh2 penting yang merupakan anak2 keturunan
pemimpin2 Hammas sebelumnya yang hampir semuanya terbunuh oleh tentara
Israel, mereka merupakan grup dendam sampai mati kepada Israel dan
untuk itulah mereka mendukung Hammas dengan segala harta benda dan
nyawanya untuk memenangkan Hammas.  Mereka bukan merupakan grup orang
miskin, bahkan kebanyakan mereka adalah sangat kaya raya yang
menanamkan investasinya diseluruh negara2 Eropah dan di bank2 Swiss. 
Tentu saja mereka mampu untuk menunjang supplai perang Hammas terhadap
Israel, tetapi tiak mungkin menunjang perekonomian negara secara
keseluruhannya.  Inilah dilemma mati hidup bagi Hammas sendiri. 
Policy apapun yang diambil, hanya akan menjerat lehernya sendiri, dia
lebih mudah bernegosiasi dengan Amerika dan Israel katimbang anak
buahnya sendiri.  Jangan heran kalo mendadak Hammas minta suaka
politik kepada Amerika atau Israel atau negara2 barat lainnya.

INILAH MOTTO YANG DIKATAKAN, BERMAIN API AKHIRNYA TERBAKAR SENDIRI. 
TUJUANNYA UNTUK MEMBAKAR ORANG LAIN, APADAYA API SUDAH MENYAMBAR
BADANNYA SENDIRI TERLEBIH DULU.

Pengalaman apa yang bisa anda tarik dari kejadiaan buruk yang menimpa
Hammas ini???  Jawabanya sangat sederhana, "Janganlah merebut
kekuasaan kalo kita yakin kita tidak bisa berkuasa".  Demikianlah,
Hammas berani merebut kekuasaan padahal yang membantu merebutnya
adalah mereka yang menguasai dirinya sehingga berkuasa sekalipun dia
tidak kuasa untuk menjalankan policynya.

Siapapun yang berekedudukan jadi penguasa seperti Hammas ini, tentu
akan mengambil keputusan yang menguntungkan dirinya dalam arti bisa
mempertahankan kekuasaannya.  Dalam hal krisis ekonomi seperti ini,
tidak ada salahnya untuk mengadakan perdamaian dengan musuhnya yang
tidak berniat memusuhinya--sama sekali tidak merugikan negara, rakyat,
maupun kekuasaannya.  Namun kalo kita sudah mengkaitkan diri dengan
api dendam orang lain disekitar kita, maka tidak ada lagi keputusan
rasional yang bisa diambil, yang ada hanya "Balas dendam ini berapapun
harga yang harus dibayar".  Mereka yang dibalut dengan api dendam,
tidak memikirkan korban, tidak memikirkan harta benda atau keadaan
ekonomi, tidak memikirkan untung rugi, yang terpikir hanya "Hancurkan
semuanya".

Yang dibunuh oleh tentara Israel sangat2 banyak, ribuan, bahkan
puluhan ribu, NAMUN YANG UNIK DISINI, SEMUA KORBAN YANG TERBUNUH INI
BUKANLAH RAKYAT BIASA, MELAINKAN PEMIMPIN2 SENIOR HAMMAS YANG PUNYA
ISTERI BANYAK DENGAN RATUSAN ANAK2NYA YANG KESEMUANYA KAYA2 YANG MAMPU
MENDIKTE PEMIMPIN HAMMAS SEPANJANG MASA.

Bukan sekali dua kali Hammas mencoba mengubah policynya untuk mengakui
Israel dan menghentikan gerakan terornya, namun selalu gagal.  Dan
dunia luar tidak berminat untuk memecahkan masalah pribadi Hammas,
apalagi memikirkan jalan keluar bagi Hammas dengan bantuan2 sementara.
 Biarlah dia menuai malapetaka yang ditanamnya sendiri dimasa lalu. 
Israel sebagai negara merdeka mampu mengatasi siapapun mereka itu,
atau ancaman darimanapun datangnya akan mampu ditumpasnya seperti yang
telah dibuktikannya di-masa2 lalu.  Seluruh dunia mengagumi cara2
Israel mengatasi masalah dalam negerinya tanpa melanggar HAM maupun
hukum Internasional yang berlaku selama ini.  Akibatnya, hubungan luar
negeri Israel bertambah luas, hampir seluruh dunia telah membuka
hubungan diplomatik resmi dengan negara Israel termasuk Indonesia ini.
 China sudah menerima banyak investor2 Israel, dan China sendiri sudah
melakukan hubungan perdagangan dengan Israel selama puluhan tahun. 
Sementara itu Palestina makin terkucil, dunia Arab sendiri dan dunia
Islam sendiri sudah tidak tertarik ditipu berulang kali oleh negara
baru yang belum siap berdiri ini.  Apakah Palestina yang didirikan
dibekas tanah milik pemerintah Mesir ini harus menyerahkan tanah itu
kembali kepada pemerintah Mesir???  Tentu hal ini tergantung kepada
pemerintah Mesir itu sendiri, tetapi yang dipastikan adalah sikap
Israel akan mendukung Mesir apabila langkah tsb yang dipilih Mesir.

Ny. Muslim binti Muskitawati.











 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Serikat-Kaum-Terkutuk/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke