Precedence: bulk


Diterbitkan oleh Komunitas Informasi Terbuka
PO Box 22202 London, SE5 8WU, United Kingdom
E-mail: [EMAIL PROTECTED]
Homepage: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/xp
Xpos, No 43/II/28 Nopember-4 Desember 99
------------------------------

BANDIT EKONOMI MASIH BERKELIARAN

(POLITIK): Para pengusaha muda Orde Baru, yang banyak "menjarah" uang
bank-bank pemerintah masih bebas. Sebagian dari mereka malah anggota DPR dan
pengurus partai.

Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI) mengumumkan, 30 grup usaha yang terkait
dengan bisnis Keluarga Cendana memiliki Rp90 triliun utang macet, atau 40
persen dari utang macet yang kini dikelola BPPN. Siapa saja link Cendana
itu? Selain Humpuss, Bimantara, Nusamba dan lain-lain, tentu saja grup-grup
usaha yang dulu dengan mudah bisa memperoleh fasilitas kredit dari Orde
Baru. Satu diantaranya Bakrie Grup, milik keluarga Aburizal Bakrie. 

Bakrie termasuk pengusaha pribumi, pendukung partai berkuasa, Golkar yang
dimanja Orde Baru. Misalnya, Bakrie pernah dengan gampang menggaet modal
dari Telstra, sebuah perusahaan telkom Australia. Ini berkat permintaan
Soeharto kepada PM Australia waktu itu, Paul Keating, yang kemudian meminta
Telstra untuk bermitra dengan Bakrie menggarap proyek-proyek telkom di PT
Telkom. 

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Utang Macet Bakrie di Berbagai Bank Pemerintah
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

PT Bakrie & Bhrothers (BPD)                Rp371.620.400.000
PT Bakrie & Bhrothers (BDN)                Rp 19.180.000.000
PT Bakrie & Bhrothers (BRI)                Rp 16.050.000.000
PT Bakrie Invesindo (EXIM)                 Rp381.050.000.000
PT Bakrie Invesindo (BTN)                  Rp174.100.000.000 
PT Bakrie Invesindo (BNI)                  Rp306.710.281.000
PT Seamless Pipe Indonesia Jakarta (BRI)   Rp131.875.300.000
PT Seamless Pipe Indonesia Jakarta (BBD)   Rp297.784.300.000
PT Seamless Pipe Indonesia Jakarta (BNI)   Rp710.299.003.107
PT Seamless Pipe Indonesia Jakarta (BDN)   Rp316.374.145.000
PT Bakrie International Finance (BNI)      Rp145.156.181.084
PT Bakrie International Finance Co Bv (BRI)Rp 16.050.000.000
PT Bakrie International Finance Co Bv (BRI)Rp 24.075.000.000
PT Bakrie Finance Corp (BNI)               Rp 28.826.000.000
PT Bakrie Finance Corp (BTN)               Rp 10.353.080.000
PT Bakrie Nirwana Resort (BRI)             Rp 96.300.000.000
PT Bakrie Nirwana Resort (Bapindo)         Rp 20.353.080.000
PT Bakrie Nirwana Resort (BNI)             Rp233.049.047.993
PT Bakrie Nirwana Resort (BDN)             Rp544.000.000.000
PT Bakrie Capital Indonesia (BTN)          Rp 43.650.000.000
PT Bakrie Rasunavest Corp (BBD)            Rp173.452.004.444
PT Boga Nandini Andrawina (BBD)            Rp 45.214.158.364
PT Catur Swasakti Utama (BNI)              Rp227.291.100.000
PT Krakatau Lampung Tourism (Bapindo)      Rp  6.681.982.327
PT Cakrawati Andalas IV (BDN)              Rp 72.420.702.984
PT Bakrie Fajar Bumi Sakti (BDN)           Rp 61.500.000.000
Nortsea Service Ltd (BDN)                  Rp320.719.474.000 
PT Catur Swasakti Utama (BTN)              Rp 48.912.000.000
PT Swadinamika Bakrie Finance              Rp 31.639.017.075

TOTAL                                    Rp4.620.917.822.000

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Dari daftar utang Bakrie Grup (lihat tabel), tampak begitu gampang Bakrie
memperoleh kredit belasan hingga ratusan miliar untuk
perusahaan-perusahaannya. Itu baru Bakrie, belum sejumlah kelompok usaha
seperti Kodel yang beranggotakan orang-orang seperti Fadel Mohammad, Fahmi
Idris, Sugeng Sarjadi dan Agung Laksono. Kredit kelompok ini juga macet dan
ditangani BPPN. Hingga kini, kredit macet itu belum dibayar. Namun, Fadel,
Fahmi, Sugeng, Agung, Bakrie dan lain-lain toh masih bebas berkeliaran.
Mereka malah menyusun kekuatan politik di Partai Golkar yang masih mampu
menarik suara hingga menjadi pemenang kedua pemilu lalu. Apalagi, dengan
dipilihnya Marzuki Darusman, Ketua DPP Partai Golkar jadi Jaksa Agung,
orang-orang yang punya pengaruh di Golkar itu sulit dihukum. Padahal, di
zaman Habibie, dua pengusaha Orde Baru yang belakangan berseberangan dengan
pemerintah, Arifin Panigoro dan Sofyan Wanandi harus berhadapan dengan hukum
karena kredit macetnya, yang tentu saja belum seberapa jumlahnya dibanding
Bakrie, Keluarga Cendana dan kawan-kawannya.

Seharusnya, Presiden Gus Dur memberi batas waktu untuk para pengutang yang
sudah menghabiskan uang rakyat lebih dari Rp200 triliun itu. Sampai batas
tertentu tak bisa mengembalikan, semua hartanya disita dan yang bersangkutan
diadili. Tapi beranikah Gus Dur, yang jadi presiden karena dukungan mereka
yang punya pengaruh di Partai Golkar? (*)

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Pengusaha Muda Orde Baru yang Bisa Dikategorikan Sebagai "Penjahat Ekonomi"
di Luar Keluarga Cendana, Namun Masih Link Cendana
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

ABURIZAL BAKRIE
-Pendukung dana Golkar di zaman Orde Baru, hingga sekarang. Kini Ketua Kamar
Dagang dan Industri. Termasuk sepuluh besar pengutang bermasalah.

NIRWAN BAKRIE
-Adik kandung Aburizal, pendukung Golkar.

PONTJO SOETOWO
-Anak mantan Direktur Pertamina, Ibnu Soetowo, kawan dekat Soeharto.
Pendukung Golkar.

ANTHONY SALIM
-Anak tertua Soedono Salim. Pendukung dana Golkar.

TOMMY WINATA
-Banyak berbisnis dengan Kostrad, pendukung Golkar.

AGUNG LAKSONO
-Ketua DPP Golkar, mantan menteri Pemuda dan Olah Raga di kabinet terakhir
Soeharto dan Kabinet Habibie.

SYARIF C. SUTARDJO

FADEL MUHAMMAD
-Pendukung Golkar sejak zaman Soeharto, kini Bendahara Umum Partai Golkar.
Banyak memperoleh proyek-proyek dari pemerintah.

JAMES T. RIYADI
-Anak Mochtar Riyadi, pemilik Lippo Grup, pendukung dana Golkar dan pernah
menjadi anggota MPR dari Golkar.

ADIWARSITO ADINEGORO

IMAM TAUFIK
-Pengurus KADIN, pendukung Golkar

AGUS G. KARTASASMITA
-Anak Ginandjar Kartasasmita, mantan Menko Ekuin yang kini Wakil Ketua MPR.
Pendukung Golkar, pernah menjadi anggota MPR dari Golkar, banyak menerima
proyek-proyek dari pemerintah, seperti proyek-proyek di lingkungan Freeport,
Irian Jaya.

SURYO SULISTYO
-Pendukung Golkar.

FAHMI IDRIS
-Aktifis mahasiswa 1966, mantan Menteri Tenaga Kerja, pengurus Partai Golkar
dan anggota DPR dari Partai Golkar. Punya kredit macet di BPPN. Anggota
Kodel, grup bisnis yang hidup karena fasilitas Orde Baru.

JUSUF KALA
-Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Belakangan diperiksa Kejaksaan Agung
untuk tuduhan korupsi di masa lalu. Pendukung Partai Golkar. Jusuf pernah
terkait dengan kasus Eddy Tanzil dan banyak menerima proyek dan fasilitas
dari Orde Baru. Punya kredit macet di BPPN.

KUSUMO. A
-Pendukung Golkar

MOHAMAD HIDAYAT
-Pengurus Partai Golkar, bisnisnya di bidang real eastate, banyak menerima
proyek dan kredit dari Orde Baru.

CHRIS KANTER
-Pendukung Golkar.

MARIMUTU MANIMAREN
-Wakil Bendahara Partai Golkar, terlibat dalam skandal korupsi di Bank Bali. 

RUDY J. PESIK
-Pendukung Golkar

ADI PUTRA DARMAWAN TAHIR
-Anak mantan Menteri Pariwisata, pendukung Golkar dan banyak menerima
fasilitas dan proyek dari Orde Baru.

SAID UMAR HUSSEIN
-Pendukung Golkar

PASKAH SUZETTA
-Anggota DPR dari Partai Golkar, banyak memiliki kredit macet di bank-bank
pemerintah.

SUGENG SARJADI
-Mantan aktifis mahasiswa 1966, anggota Kodel. Oleh Soeharto disusupkan ke
PDI dan belakangan mendukung pendanaan Kongres Medan bikinan Soerjadi. 

SETIAWAN DJODI
-Banyak berbisnis dengan anak-anak Cendana, memperoleh berbagai fasilitas
dari Soeharto sehingga bisa menjadi pengusaha minyak. Belakangan berusaha
membersihkan namanya dengan mendekati Nahdlatul Ulama dan bermain musik
dengan Iwan Fals, pemusik yang lagu-lagunya, dikenal kritis terhadap Orde Baru.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

---------------------------------------------
Berlangganan mailing list XPOS secara teratur
Kirimkan alamat e-mail Anda
Dan berminat berlangganan hardcopy XPOS
Kirimkan nama dan alamat lengkap Anda
ke: [EMAIL PROTECTED]


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke