Precedence: bulk


WARGA PAPUA PROTES POLISI

        JAYAPURA, (MamberaMO, 1/3/2000). Sekitar 100 orang warga asal
Kabupaten Nabire, Paniai, Puncak Jaya dan Kabupaten Jayawijaya, Rabu Siang
mendatangi Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Papu untuk meminta
pertanggungjawaban kasus penembakan warga sipil di Nabire, pada Senin petang
(28/2). Ratusan warga itu dipimpin Supervisor Lembaga Studi dan Advokasi Hak
Asasi Manusia (ELS-HAM) Papua, John Rumbiak dan tokoh masyarakat Nabire,
Sabinus Kobogauw yang datang dari Nabire bersama warga di Jayapura.

        Mereka membawa spanduk dan pamflet dengan tertib seraya memasuki
Mapolda Papu yang terletak di Jl. Sam Ratulangie, jantung kota Jayapura.
Selain dari empat kabupaten di atas, ada juga perwakilan dari sembilan
kabupaten di Papua, yaitu Kabupaten Sorong, Manokwari, Fakfak, Merauke,
Biak, Yapen Waropen, Kotamadya Jayapura dan Kabupaten Jayapura, namun
diantara mereka ada juga para wanita yang mengenakan pakaian berlogo Papua
Barat.

        Spanduk dan pamflet itu berisikan permintaan agar satuan Brimob
Polda Papua segera ditarik dari Nabire dan mempertanyakan pendekatan Kasih
Sayang Polda Papua. Dengan makin banyaknya massa, pintu utama masuk Mapolda
Papua ditutup aparat sehingga sempat terjadi perang mulut antara aparat
Polda dengan massa, namun kedua pihak langsung berdamai.

        Keikutsertaan perwakilan dari sembilan kabupaten itu sebagai
ungkapan keprihatinan atas tewasnya Menase Erary (28) di Nabire. Mereka
ingin menemui Kapolda Papua, Brigjen Pol. SY Wenas untuk mengklarifikasi
peristiwa berdarah di Nabire dua hari lalu. Kapolda kemudian bersedia
menerimanya di ruang kerja, namun karena massa semakin banyak, maka mereka
duduk di halaman gedung Mapolda Papua.

        Kapolda berada di tempat sehingga bisa menemui masyarakat Papua yang
menyatakan keprihatinan mendalam atas tewasnya Menase Erary di Nabire. Pada
Senin (28/2), dua hari lalu, sekitar 50 orang Satgas Papua menyerang barak
Brimob Polda Papua di Nabire dengan menggunakan parang, tombak dan panah.

        Aksi penyerangan itu mengakibatkan Menase Erary, mahasiswa sebuah
perguruan tinggi swasta di Nabire, tertembak mati. Sesuai hasil otopsi
korban kena peluru senapan CIS. Selain itu, seorang Satgas Papua, Vinsen
Degey (23) mengalami luka-luka di bagian kaki terkena tembakan.

        Aparat keamanan telah menahan lima orang yang diduga keras sebagai
"otak" aksi kerusuhan berdarah yaitu, Yan Anauw (16), Andy Pigome (24),
Marthinus Awen (18), Daug Tekege (18) dan Mrius Pigay (25). Walaupun begitu,
Rabu pagi sekitar 2000 orang menyerang Polres Nabire yang menyebabkan
Wakapolres setempat, Mayor Pol. Drs. Alex Sampe nyaris terkena anak panah
sebagai pembalasan atas tewasnya Menase Erary. Demikian keterangan yang
diperoleh dari Kapolres setempat, Letkol. Pol. Drs. Faizal AN melalui
telepon, Rabu siang. Menurut Kapolres, serangan yang dilakukan massa itu
berkaitan dengan kasus penembakan Manase Erari sehari sebelumnya yang
mengakibat korban meninggal dunia.

        Kasus penembakan tersebut terjadi sesaat setelah satgas Papua
menyerang Barak Satuan Brimob Polda Papua yang ditempatkan di Nabire guna
mengamankan wilayah ini sehubungan dengan ulah satgas Papua yang semakin
beringas sehingga meresahkan masyarakat di daerah ini. Dalam insiden ini
tidak ada laporan mengenai korban jiwa maupun korban luka-luka. Sementara
Polres Nabire sampai Rabu siang menahan 18 orang. ***


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke