Precedence: bulk PASUKAN MAYOR JENDRAL RYAMIZARD SIAGA PENUH JAKARTA, (TNI Watch! 15/2/2000). Pasukan pimpinan Pangdam Jaya Mayjen TNI Ryamizard Ryachudu (yang terdiri dari Brigif 1/Jayasakti, Korps Marinir dan Kopassus), siaga penuh sejak Minggu, (13/2) lalu, ketika Presiden Gus Dur tiba di Jakarta dari lawatannya ke luar negeri. Hari itu, Gus Dur memang berencana memecat Jendral TNI Wiranto dari jabatannnya sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam). Sejak Keppres Penonaktifkan Jendral Wiranto ditandatangani Presiden Minggu, pukul 21.00 WIB, Pangdam Jaya menyatakan situasi Jakarta dan sekitarnya, di bawah komando Kodam Jaya berada di bawah status Siaga I. Ini artinya, pasukan di bawah kendali Ryamizard berada pada posisi siap bergerak. Sejumlah pasukan sejak Minggu itu, juga disiagakan di sekitar Istana Negara dan beberapa daerah strategis untuk memastikan pengamanan. Proses keluarnya Keppress No 29/M/tahun 2000, tanggal 14 Februari 2000, yakni tentang pemecatan Jendral Wiranto dari jabatan Menko Polkam dilakukan Gus Dur, dibantu KSAD Jendral TNI Tyasno Sudarto, dengan penuh perhitungan. Jendral Tyasno, sebelumnya sudah mencari dukungan dari para jendral bintang tiga dan empat yang menduduki jabatan strategis. Hampir semua jendral menyetujui tindakan tersebut. Sumber TNI Watch! di kalangan perwira TNI mengungkapkan, Minggu, sejak pukul 17.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB sebelum Keppres itu ditanda tangani, Gus Dur sudah meminta KSAD mencari tahu respons dari kalangan perwira tinggi. Sumber tadi mengatakan, bahwa hal itu yang membuat Gus Dur merasa yakin dan menandatangani SK tersebut sekitar pukul 21.00 WIB. Ini memang berbeda berita yang hingga Minggu sore masih terdengar bahwa Jendral Wiranto tidak jadi mundur seperti dilansir Republika, Senin (14/2). Memang, hingga Minggu sore sekitar pukul 19.00 WIB, Wiranto masih ngotot menolak mengundurkan diri. Bahkan Wiranto melakukan tawar-menawar dengan Gus Dur dan Wakil Presiden Megawati. Isi tawar-menawar itu: Wiranto mau mengundurkan diri asalkan dirinya secara resmi dinyatakan tidak terlibat dalam kasus pembantaian di Timtim pasca jajak pendapat. Gus Dur dan Megawati tak menjawab ya atau tidak. Namun, pada saat yang sama, Jendral Tyasno sudah mengumpulkan dukungan dari para jendral yang duduk di jabatan strategis. Pengamanan pun diperketat. Dari pengamatan TNI Watch! di lapangan, Wisma Nusantara dijaga ratusan prajurit bersenjata lengkap yang didukung beberapa panser. Di Harmoni dan Kota juga tampak ratusan prajurit yang bersiap-siaga. Begitupun di sekitar Lapangan Banteng dan Masjid Istiqlal disiagakan sekitar 20 truk pasukan dan delapan panser. Sementara di pinggiran kota, sekitar Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, juga terdapat banyak pasukan dalam kondisi siap tempur. Bahkan sebelum memasuki pintu tol arah Bogor ke Kampung Rambutan, Jakarta Timur dan daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur tampak banyak sekali pasukan. Sejak Minggu pagi, di Lanud Halim Perdanakusuma, juga tampak kesibukan. Setiap beberapa menit, pesawat angkut militer hilir mudik. Suaranya mengganggu penduduk di sekitar Pangkalan TNI Angkatan Udara itu. Jendral TNI Tyasno sendiri turut memeriksa keadaan Istana Negara, hingga pukul 23.00 WIB. Letjen TNI (Purn) Soeryadi Sudirja, misalnya, sempat panik saat diberi tahu bahwa Senin (14/2) pagi, ia akan dilantik sebagai Menko Polkam ad-interim menggantikan Wiranto. Soeryadi diberitahu Sekretariat Negara pukul 22.00 WIB. Lalu, Wiranto diberitahu Senin (14/2) pukul 06.00 WIB. Sebuah sumber di TNI, mengungkapkan, Ryamizard dan Tyasno cukup khawatir akan munculnya kemarahan pendukung Wiranto dari Divisi Infanteri I/Kostrad yang bermarkas di Cilodong, Bogor, mengingat divisi itu saat ini berada di bawah kontrol Pangkostrad Letjen TNI Djaja Suparman, seorang pendukung setia Wiranto. Namun, sebelum ini, Djadja sudah menyatakan Kostrad tidak akan mendukung upaya kudeta. *** _______________ TNI Watch! merupakan terbitan yang dimaksudkan untuk mengawasi prilaku TNI, dari soal mutasi di lingkungan TNI, profil dan catatan perjalanan ketentaraan para perwiranya, pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan, politik TNI, senjata yang digunakan dan sebagainya. Tujuannya agar khalayak bisa mengetahuinya dan ikut mengawasi bersama-sama. ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html