Precedence: bulk HUMAN RIGHT WATCH SERUKAN PENGHENTIAN PEMBUNUHAN WARGA SIPIL BANDA ACEH, (MeunaSAH, 16/2/2000). Human Right Watch (HRW) menyerukan pemerintah Indonesia segera melakukan penyelidikan atas kasus tewasnya soerang aktivis, Sukardi, yang mayatnya ditemukan dipinggir jalan raya kawasan Gunung Stui di Aceh Selatan awal Februari lalu. Kelompok pembela HAM yang berpusat di New York, Amerika Serikat itu, juga mendesak para diplomat barat di Jakarta dan negara-negara donor yang membantu Indonesia agar mengutuk aksi pembunuhan warga sipil di Aceh dan menuntut mereka yang bertanggung jawab dalam kasus tersebut diseret kepengadilan. Seruan HRW ditangani oleh Wakil Direktur Kawasan Asia HRW, Joseph Saunders. Dikatakanya, eskalasi target terhadap warga sipil semakin meningkat di Aceh."Target terhadapa sipil semakin meningkat di Aceh dan para pembunuh bebas berkeliaran, seolah tidak tersentuh hukum", tegas Saunders. Ditegaskanya, pembunuhan terhadap Sukardi merupakan bagian dari serangkaian aksi kekerasan atas warga sipil. Mengutip laporan LSM di Banda Aceh, kata Saunders, pada Januari saja terdapat 115 kasus penyiksaan, 21 eksekusi, 33 penangkapan sewenang-wenang, tujuh orang "menghilang", serta 416 rumah dan toko dibakar. "Banyak dari para korban adalah warga sipil yang tidak bersenjata," ujar Saunders. Pembunuhan, jelasnya, bukan hanya sekarang terjadi. "Sejak kekerasan melanda Aceh dua tahun terakhir, terdapat puluhan orang tewas ditembak oleh penembak misterius (Petrus)," katanya. Menurutnya, meningkatnya pembunuhan terhadap warga sipil terjadi saat polisi mengumumkan operasi defensif menjadi represif dengan sandi "Opersai Sadar Rencong III". Kapolda Aceh, Brigjen Pol Drs Bachrumsyah Kasman, mengumumkan mulai 1 Februari silam, operasi menjadi refresif dengan target buruan 800 sipil bersenjata. "Para pendatang di Aceh melaporkan pasukan akan terus dikerahkan ke Aceh dan kekerasan meningkat kendatipun pernyataan Presiden Abdurrahman Wahid meminta aparat kemanan untuk menempuh pendekatan damai dan menolak pemberlakuan keadaan darurat di Aceh serta siap berdialog dengan pemimpin sipil dan kelompok-kelompok yang terlibat konflik," kata Saunders. Ia khawatir lewat refresif polisi dan kemungkinan tanggapan dari gerilyawan bersenjata bisa membahayakan warga sipil." Kasus-kasus penculikan dan pembunuhan warga sipil harus diselidiki. Dan mereka yang terlibat, baik tentara atau gerilyawan, harus dihukum. Dengan demikian, kepercayaan terhadap pemerintah yang sangat rendah dapat diperbaiki sedikit," katanya. *** ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html