Dapat angka 10% dan teori ilimiahnya dari mana bisa menjelaskan seperti itu? Kalau kita menjelaskan TD dengan gaya marvel begitu bukannya malah jadi senjata makan tuan?
----- Original Message ----- From: Amal Ihsan To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Friday, April 27, 2007 3:50 PM Subject: [silatindonesia] Re: Mitos Tenaga Dalam dan Mistik dalam Seni Beladiri Menarik sekali Mas Eko. Sy jd mau ikutan nambahin ah... :) Kalo menurut Kang Dicky, pendiri Hikmatul Iman Indonesia, harus dibedakan antara: 1. tenaga dalam 2. tenaga metafisik Definisi tenaga dalam, persis seperti yg dikemukakan mas eko nug (buat membedakan dengan eko hadi :D) adalah kemampuan tenaga dalam yang diperoleh melalui hasil latihan rutin olah nafas dan konsentrasi serta gerakan trtentu. Ini memerlukan waktu yang cukup lama dan dituntut ketekunan yang tinggi. Sementara tenaga metafisik diperoleh melalui laku tertentu atau ditransfer. Kemampuan tenaga dalam ini bisa diperoleh secara instan, bahkan dalam hitungan detik pun bisa diperoleh. Kalo menjatuhkan orang tanpa menyentuhnya, sebenarnya masuk ke wilayah tenaga metafisik. Yg perlu diingat: tenaga metafisik tidak sepenuhnya masuk wilayah mistik atau klenik. Tenaga metafisik bisa dijelaskan secara ilmiah. Menembus tembok umpamanya, bukan hil yg mustahal menurut teori fisika. Unsur dasar pembentuk materi tubuh kita adalah atom. Kalo atom bergerak dengan kecepatan yang jauh lebih besar dr yg skr, kita dapat dengan mudah menembus tembok dan pindah ke tempat lain (teleportasi). Manusia hanya mampu menggunakan kurang dari 10 persen kemampuan otaknya. Kalo kita mampu menggunakan 100 persen kemampuan otak kita, kita akan mampu berbicara dengan orang lain dari jarak jauh (telepati) dan menggerakkan atau menghancurkan benda2 hanya dengan menatapnya (telekinetik), melihat bayangan masa depan, berbicara dengan binatang dan lain sebagainya. Tahu Magneto, tokoh antagonis dari komik X-Men? Kemampuannya adalah menguasai dan mengangkat benda2 terbuat dari metal (telemagnetik). Dia bisa mengangkat kapal tanker dan menimpakannya ke sebuah gedung. Kemampuan itu ternyata juga dimiliki oleh banyak orang di dunia nyata walaupun tidak sekstrem magneto. Jadi sebenarnya TD dan TM sama saja (Kita juga bisa mengaktifasi tenaga dalam dengan sinar gamma sehingga jadi super-sakti kayak Hulk :D). Jadi jelas, tenaga metafisik tidak selalu mistik atau klenik. Walaupun demikian, kemampuan tenaga fisik memang secara mudah bisa didapat dari beraliansi dengan makhluk energi atau makhluk eteris (tiap kebudayaan dan agama memiliki terminologi yg berbeda utk makhluk ini). Kalo diadu? Sy pernah menyaksikan seorang praktisi beladiri yg kalah oleh praktisi tenaga metafisik. Sebaliknya, sy juga pernah melihat paranormal sakti yg kalah oleh praktisi beladiri. Kalo kata Kang Iwan, menang atau kalah sebenarnya cuma momentum saja. Terlalu banyak faktor yg berperan dalam suatu pertarungan.... On 04/27/2007 02:47 pm, Eko Nugroho wrote: > Sorry, ini opini pribadi, jangan dianggap serius ..... bahasanya > kacau ... Kalau Mas Ery yg nulis pasti siipp. > > Ini tulisan saya beberapa waktu lalu di Blog MMA Indonesia di: > http://mixedfighting.blogspot.com/2006/08/artikel-mitos-tenaga-dalam- > dan-mistik.html > > Salam > > > > [Artikel] Mitos Tenaga Dalam dan Mistik dalam Seni Beladiri > Thursday, August 31, 2006 > > Sekedar menggaris bawahi tulisan Mas Ery Nugroho dalam "Artikel: Lo > Ban Teng Membumikan Mitos", penulis sependapat sepenuhnya. > Pengalaman penulis membuktikan itu sepenuhnya. > > Sedari kecil kita mungkin sudah banyak dicekoki atau disuguhi dengan > berbagai mitos mengenai tenaga dalam dan mistik dalam seni beladiri, > terlebih dengan maraknya tayangan tersebut baik dalam tayangan layar > lebar ataupun televisi. Banyak disuguhkan dalam berbagai tayangan > bagaimana tenaga dalam ditunjukkan dengan bentuk menghancurkan benda > atau manusia, juga kemampuan lain diluar batas kemampuan manusia > nornal seperti terbang, menghilang, dsb. > > Namun pada kenyataannya penggunaan tenaga dalam tersebut tetap saja > mempunyai keterbatasan dan dengan syarat dan kondisi tertentu, > misalnya saja kondisi lawan harus dalam keadaan marah, harus kondisi > konsentrasi penuh, harus merapal mantra (kalau lupa ??), dsb. > > Bila boleh penulis kategorikan, tenaga dalam bisa terbagi menjadi 2: > 1. Kemapuan tenaga dalam yang diperoleh melalui hasil latihan rutin > olah nafas dan konsentrasi serta gerakan tertentu. Ini memerlukan > waktu yang cukup lama dan dituntut ketekunan yang tinggi. Bila sudah > kemampuan tenaga dalam tersebut sudah diperoleh akan tetap merasuk, > namun bisa hilang bila tidak rutin melatih diri. Diantaranya > kemampuan ini adalah kemampuan memecahkan benda keras, meringankan > tubuh, kebal terhadap senjata tajam dll. Kemampuan tenaga dalam ini > sudah banyak dicontohkan oleh penampilan Biksu ataupun murid Shaolin > yg sering mengadakan pertunjukan. Juga banyak ditunjukkan oleh demo > para pesilat dari PS Betako Merpati Putih. > 2. Kemampuan tenaga dalam yang diperoleh melalui laku tertentu > seperti menjalan berbagai macam puasa seperti puasa mutih atau makan > nasi saja, puasa ngrame (tiap malam teriak2 ........he he he ...), > semedi di tempat sepi, dan harus merapal mantra atau doa-doa. > Kemampuan tenaga dalam ini bisa diperoleh secara instan, bahkan > dalam hitungan detik pun bisa diperoleh. Ada juga yang diistilahkan > ilmu "setrum", dimana seseorang guru yg mempunyai ilmu langsung bisa > menularkan kepada seseorang hanya dengan memegang saja. Contoh yang > nyata diperagakan oleh suatu Batalyon TNI yang memperagakan > kemampuan memecahkan benda keras, digilas mobil, meringankan tubuh, > dll setelah sebelumnya di "setrum" oleh guru suatu perguruan Pencak > Silat terkenal di Jakarta. > > Kemampuan tanaga dalam melalui ke-2 metoda di atas tentu saja ada > kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk metoda 1 tentu saja > dalam mengerahkan tenaga dalam harus dengan konsentrasi tinggi. Hal > ini mustahil dilakukan dalam pertarungan yang mendadak, dan musuh > menyerang bertubi-tubi sehingga buyar konsentrasi. Sehingga tetap > saja yang keluar adalah tenaga normal manusia hasil latihan fisik > yang tentu saja masih lebih kuat di atas manusia rata-rata. Untuk > metoda no-2 banyak mengandung kelemahan, bila diserang mendadak > tentu tidak akan sempat merapal doa, dan bila rapalan doa nya > lupa .........??? > > Penulis ada pengalaman mengenai kemampuan tenaga dalam yang No. 2, > dimana ada kawan penulis ketika di "setrum" oleh seorang guru > memperagakan kemampuannya dalam memecahkan benda keras, mengangkat > benda berat, meringankan tubuh (ketika tubuhnya diangkat seringan > kapas). Kemampuan ini diperoleh setelah membayar mahar tertentu dan > dengan disertai jimat berupa cincin yang sudah di "isi". Namun > penulis jadi tertawa terbahak-bahak ketika dicoba dirumah memecahkan > batu-bata, bukannya batu-bata yg pecah, tangannya jadi bengkak dan > meringis kesakitan. > > Dalam dunia olah raga pun penggunaan dalam tidak boleh diremehkan. > Mungkin selama ini jarang yang memperhatikan bila seorang petinju > akan naik ring sebelumnya harus menginjak "tampah" yang konon > katanya akan menghilangkan kemampuan tenaga dalam atau ilmu mistik > yang dimilikinya. Ini biasa dilakukan petinju dari Indonesia atau > Thailand yang konon juga terkenal dengan mistiknya. Benar tidaknya > penulis kurang tahu pasti. > > Kemampuan tenaga dalam dan ilmu mistik memang nyata adanya, namun > penggunaannya sejauh ini dalam "pertarungan nyata" memang masih > harus dibuktikan. [Non-text portions of this message have been removed]