Kang Irwan....Ma kasih dah berkunjung ke web kami.
Tidak semua orang bisa menerima teori ini...., jika masih ada ikatan 
primodialisme

Kalao 10 : 10 = 1,  ini adalah pembagian yang normal (boleh dilakukan menurut 
syariat matematik)
logikanya 0 : 0 = 1 juga harus boleh dilakukan. Akan tetapi hal ini tidak boleh 
dilakukan menurut hukum matematik.
padahal  0 dan 1 adalah substansi numeric 

jika kita mengacu pada kaedah matematik x, :. + dan -  (kali, bagi, tambah dan 
kurang), serta numeric didalam kurung
harus didahulukan maka akan terlihat seperti ini (syariat matematik)

(0 x 5) ; 0 = 1  -----> (0 x 1000) : 0 = 1
maka (0 x 5) : 0 = (0 x 1000) : 0
jika 0 dihilangkan maka akan terjadi 5 = 1000. ---> tetapi hukum matematik 
melarang pembagian dengan angka Nol.

Oleh karena itu diatas hukum syariat masih ada hukum yang lebih tinggi, yakni 
Sunnatullah.
Seperti gempa bumi, angin topan, gunung meletus adalah sunnatullah. Ssuatu 
keadaan yang tidak bisa dikaitkan dengan dosa manusia. Karena gempa bumi, angin 
topan, gunung meletus adalah takdir dari planet bumi, dan diyakini secara logika
sudah terjadi sebelum planet bumi dihuni manusia. 
Logikanya adalah kalau planet bumi belum di huni manusia maka belum ada catatan 
dosa manusia. Toh Gempa bumi, angin topan dan gunung meletus sudah terjadi.

Semua keadaan tersebut diatas semata mata untuk membuat manusia menjadi cerdas, 
bukan untuk mengatakan bahwa manusia sudah kebanyakan Dosa.

Insya Allah  tercerahkan.


Wassalam
Bambang Sarkoro

-----------
"Aku mau untuk melakukan SESUATU, bukan karena KEHENDAKKU SENDIRI,
atau karena KEKUATAN LAIN yang ingin MEMERINTAHKANKU...
Karena yang kusujuti hanya satu..
Itulah HIDUP, Dzat yang memerintahkan dan menggerakan daku...!!!"
-----------
http://www.margaluyu-pusat.net
http://www.margaluyu-pusat.blogspot.com
http://www.margaluyu-pusat.forumotion.net

  ----- Original Message ----- 
  From: Irwansyah Irwansyah 
  To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, February 21, 2009 8:34 PM
  Subject: [silatindonesia] Manunggaling Kawula Gusti


  Habis main-main ke situsnya Pak Baruklinting, ada 1 hal baru yang
  boleh dibilang membuka mata saya. Karena banyak yang bilang silat
  adalah media untuk pencarian spritual sepertinya hal ini bisa dibahas
  di sini.

  Untuk Pak Baruklinting, mohon penjelasannya untuk orang-orang muda
  seperti saya :) Tapi kalau ditanya apa yang mau saya tanyakan, terus
  terang saya juga bingung...karena saya masih belum bisa mengerti yang
  tak terhingga tuh seperti apa. Mungkin bisa dimulai dengan lebih
  menjabarkan mengenai manunggaling kawula gusti dan tak terhingga dan
  kenapa pembagian dengan 0 bisa jadi 1?

  Maunggal / Manunggaling kawula Gusti

  Manunggal adalah kosa kata bahasa Jawa yang artinya bersatu. Kata
  "Manunggal" merupakan terminologie dari Manunggaling Kawulo GUSTI yang
  secara harfiah berarti Aku menyatu dengan AKU, Hidup menyatu
  denganHIDUP. Yang berujung Aku adalah AKU atau Hidup adalah HIDUP.

  Allah sebagai Dzat yang memiliki ketakterhinggaan memiliki predikat
  tanpa batas atau Yang Maha..... Karena Ketakterhinggaanya (tak bisa
  dijangkau) melekat pada kuasa,kebesaran, kesucian, keadilan yang sulit
  dijangkau nalar.

  Konsep manunggal sebagai pengertian yang menembus pada area
  ketakterhinggaan. Yang pada awal merupakan wewarah atau ajaran
  filsapat ternyata dapat dibuktikan secara ilmiah melalui matematik
  teori limit keterhinggaan yang menembus rahasia ketakterhinggaan.
  Sehingga Manunggal tidak lagi merupakan filsafat, tetapi berubah
  menjadi ilmu yang ilmiah yang bisa dinalar secara universal terlepas
  dari unsur keberpihakan keyakinan manapun.

  Orang bijak mengatakan bahwa jika suatu pengertian jika bisa
  dibuktikan secara matematis, maka pengertian akan menjadi ilmu yang
  ilmiah. Dan sebaliknya jika belum bisa dibuktikan secara matematis
  maka pengertian itu hanya merupakan satu filsafat.

  Pertanyaanya, apakah Manunggal / manunggaling kawula GUSTI berbentuk
  Filsafat atau berbentuk Ilmu ?
  Mari kita telaah bersama. Dalam teori limit matematik, bahwa suatu
  bilangan jika dibagi dengan Nol menjadi tidak terhingga (X / 0).

  Jika X = Y , maka jika X / Z menjadi sama dengan Y / Z.

  Hal tersebut adalah matematik normal yang menjadi "syariat" operasi matematik.

  Coba kita lihat jika ketakterhinggaan ditembus (membolehkan pembagian
  0 dibagi 0),
  dengan hukum "syariat matematik" X : X = 1 atau 10 : 10 = 1 atau suatu
  bilangan dibagi dengan bilangan yang sama hasilnya sama dengan satu.
  Maka terjadilah 0 : 0 = 1

  (0 x 5) : 0 = (0 x 1000) : 0
  (1 x 5)= (1 x 1000)
  5 = 1000

  Dengan cara pengerjaan tersebut (membolehkan pembagian dengan angka
  0), maka terbongkarlah sesungguhnya rahasia angka-angka 1, 2, 9, 1000,
  atau 10000 atau berapapun itu sama saja, tidak ada bedanya.
  Dalam bahasa agama, mulai dari raja, presiden, wali, kere, pengemis,
  kiayi, ustad, polisi, seniman, itu sama nilainya derajatnya jika
  dihadapkan kepada mereka yang mampu menembus rahasia ketakterhinggaan
  (yang membolehkan pembagian dengan angka 0: menenggelamkan bulatan
  dunia sebagai pusat orientasi).

  Masalah utamanya adalah "wali matematik" tidak membolehkan pembagian
  dengan angka 0. Dalam logika "wali matematik" pembagian dengan
  menggunakan angka 0, adalah melanggar "syariat matematik", yang hanya
  akan merusak jagad perhitungan matematik.

  Dengan bahasan ini. Wewarah manunggal adalah berstatus ilmu
  pengetahuan (science) yang sejajar dengan ilmu pengetahuan lainya.

  Wassalam
  Bambang Sarkoro
  1 Maret 2008
  Referensi: Makrifat burung Surga dan ilmu Kasampurnan DR. Abdul Munir Mulkhan

  -- 
  It is not the strongest of the species that survives, nor the most
  intelligent that survives. It is the one that is the most adaptable to
  change. (Charles Darwin)


  

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke