Bisnis Indonesia

Jumat, 03/02/2006

Kartun Nabi sulut kontroversi soal kebebasan pers

Pemuatan kartun Nabi Muhammad di sebuah koran di Denmark memicu krisis 
diplomatik, kemarahan internasional, dan kontroversi tentang kebebasan pers.

Demonstrasi meluas di negara-negara Timur Tengah. Warga di Tepi Barat membakar 
bendera Denmark dan mengancam keamanan orang-orang Denmark, Prancis dan 
Norwegia yang saat ini berada di tanah Palestina.

Kaum muslim di Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Mesir, Bahrain, Suriah dan 
Yaman memboikot produk-produk buatan Denmark. Nilai ekspor Denmark ke 
negara-negara Afrika Utara dan Timur Tengah sekitar 7,7 miliar kroner (US$1,25 
miliar) per tahun.

Bukan hanya itu. Di level pemerintahan, Libya mengikuti langkah Arab Saudi 
menutup kedutaan di Kopenha-gen, ibukota Denmark. Kuwait memanggil pulang 
dubesnya.

Sedangkan di Indonesia, Front Pembela Islam (FPI) mengancam mensomasi koran 
Rakyat Merdeka yang situsnya memuat kartun Nabi yang tengah jadi masalah itu.

Dalam agama Islam, dilarang keras menggambar wajah Nabi Muhammad.

Kartun Nabi Muhammad pertama kali dimuat oleh Jyllands-Posten pada 30 
Septem-ber 2005. Koran terbesar di Denmark itu menampilkan 12 kartun dan salah 
satu di antaranya menggambarkan kepala Nabi bersurban bom.

Sekitar dua minggu setelah penerbitan kartun itu, tepatnya pada 12 Oktober 
2005, para duta besar dari Arab Saudi, Turki, Iran, Pakistan, Mesir, Indonesia, 
Aljazair, Bosnia-Herzegovina, Libya, Maroko, dan Otoritas Palestina, menulis 
surat kepada PM Denmark Anders Fogh Rasmussen, menyatakan kartun itu adalah 
bagian dari "kampanye kotor" terhadap kaum muslim.

Singkatnya, mereka menuntut permintaan maaf dari pemerintah Denmark. Mereka 
mendesak Rasmussen,"mengambil tindakan atas mereka yang bertanggung jawab."

Rasmussen, sembilan hari setelah surat itu dilayangkan, menolak permintaan para 
dubes untuk bertemu muka. Alasannya, pemerintahnya tak dapat menghalangi 
kebebasan pers.

Tambah panas

Sikap pemimpin Denmark itu membuat persoalan kartun jadi tambah panas. Apalagi 
Flemming Rose, editor budaya di Jyllands-Posten, menolak kalau korannya harus 
minta maaf. "Kami juga memuat satir [sindiran] mengenai Yesus, keluarga 
kerajaan, dan para politisi. Tidak memuat satir mengenai muslim...artinya kami 
memperlakukan mereka berbeda dari kelompok lain."

Lembaga yudikatif Denmark juga tak memedulikan protes dari sedikitnya 21 
organisasi Islam yang membawa kasus itu ke Pengadilan Tinggi.

Boikot barang

Seruan boikot atas produk-produk Denmark di Timur Tengah mendorong pimpinan 
Konfederasi Industri Denmark-yang beranggotakan 6.400 perusahaan-membuat surat 
terbuka, mendesak harian Jyllands-Posten bereaksi atas konsekuensi-konsekuensi 
dari pemuatan kartun Nabi.

Mungkin tak tahan menghadapi tekanan, Senin lalu (30 Jan.) koran itu menyerah. 
"Kami meminta maaf karena kartun itu telah menyinggung perasaan banyak orang 
muslim," tulis Pemimpin Redaksi Carsten Juste.

Namun dia menambahkan bahwa pihaknya tak menyesal telah memuat kartun 
kontroversial itu karena, "kalau kami meminta maaf dan dimaafkan [karena 
pemuatan tersebut], maka para diktator di Timur Tengah akan mampu mengendalikan 
apa yang akan kami muat," kilahnya.

Sementara itu, atas nama kebebasan pers pula koran-koran di Eropa ikut-ikutan 
menampilkan kartun itu. Mereka adalah France Soir di Prancis, Die Welt di 
Jerman, Corriere della Serra dan La Stampa di Italia, serta El Periodico di 
Spanyol.

Dipecat

Nasib sial dialami Jacques Lefranc, editor tabloid France Soir. Dia dipecat 
gara-gara kartun tersebut. Raymond Lakah, yang berdarah Prancis-Mesir dan 
pemilik France Soir, menyebut pemecatan Lefranc sebagai pesan yang sangat kuat 
tentang pentingnya media menghormati keyakinan mendalam dari setiap individu.

Anehnya kemarin koran itu menurunkan editorial yang berbunyi, "berhadapan 
dengan intoleransi agama dan penyensoran maka sekaranglah waktunya untuk 
mempertahankan sekularisme."

Pemerintah Prancis menilai penerbitan ulang kartun-kartun itu sebagai urusan 
media massa, sambil menekankan bahwa Paris senantiasa berkomitmen penuh 
terhadap kebebasan pers. (Antara/Reuters/Bloomberg/lt)






--
--------------------------------------------------
Berhenti (Quit):  [EMAIL PROTECTED]
Arsip milis:  http://groups.yahoo.com/group/smun65
Arsip Files:  http://groups.yahoo.com/group/smun65/files
Website: http://smun65.blogspot.com
Friendster: [EMAIL PROTECTED]
--------------------------------------------------
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/smun65/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke