Tukang Becak bawa mobil kebagusan kayak gini deh jadinya.... SIM aja nembak...
Sapa tau pemilik honda City and Nissan Xtrailnya mau comment...
Hapal'in No.nya ya... kali aja liat di jalan...


  From: Jeffrey Hamdi [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: Monday, May 29, 2006 12:53 PM
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: [nissan-terrano] Sudah Separah Inikah Mentalitas Pengemudi di
  Jakarta Tercinta?

  Teman-teman sekalian,

  Saya ingin menceritakan kejadian yang sangat mengerikan yang terjadi di
  jalanan di kota metropolitan kita ini. Kejadian ini tidak terjadi pada
  saya, namun kejadian ini menimpa orang lain dan saya menyaksikan
  sendiri, bagaimana kejamnya hukum rimba di jalanan di kota Jakarta
  tercinta ini.

  Mohon diingat bahwa dalam menulis ini karena hati nurani saya terketuk.
  Sudah separah inikah mentalitas pengemudi di Jakarta tercinta ini?

  Ada dua hal yang ingin saya capai.

  Pertama, adalah untuk menyadarkan sopir/pemilik mobil yang melakukan
  tindakan tidak berkemanusiaan ini untuk sadar. Maka dari itu saya
  menuliskan secara jelas pelat nomor dan deskripsi mobilnya agar yang
  bersangkutan tahu bahwa apa yang dilakukannya jelas salah.

  Kedua, adalah untuk memberitahu rekan-rekan (dan tentunya juga
  mengingatkan saya sendiri) bahwa masih banyak orang-orang yang
  memberlakukan hukum rimba dalam berkendara. Kita (dan tentunya saya
  sendiri) memang harus tenang dan sabar dalam berkendara, agar tidak
  terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

  Kejadiannya seperti berikut.

  Tanggal 26 Mei 2006 sekitar jam 3:15 sore, saya (mengendarai Toyota
  Fortuner) masuk tol kota dari Rawamangun ke arah Cawang. Tujuan akhir saya
  adalah Cibubur.

  Saat saya berkendara di jalur paling kanan segera setelah saya masuk tol.
  Dikaca spion saya lihat Suzuki Karimun ada dibelakang saya, dan Honda CR-V
  (generasi kedua CR-V sekitar tahun 2003-2004) berwarna hitam ada
  dibelakang Karimun.

  Terlihat CR-V tersebut memakai strobe light (lampu yang berkedip cepat,
  seperti yang biasa digunakan pada pengawal presiden, polisi, dan
  lain-lain) yang diletakkan didalam grille depan, namun masih jelas
  terlihat cahayanya. Juga terlihat bahwa CR-V ini mempunyai tiang untuk
  bendera kecil (seperti yang biasa kita lihat di mobil menteri atau
  pengawal presiden) yang terletak persis ditengah bumper depan.

  CR-V ini mengedip-ngedipkan lampu besar, selain tetap menyalakan strobe
  light-nya untuk meminta Karimun minggir. Sebelum sempat Karimun itu
  minggir, Honda CR-V ini menyalip dari samping kiri, masuk ke jalur kanan
  lagi dan rem mendadak. Sepertinya untuk menghukum/membuat kaget Karimun
  itu karena tidak memberikan jalan segera cepat.

  Saya melihat kejadian itu melalui spion saya. Terlintas dua kemungkinan
  dipikiran saya. Pertama, mobil CR-V ini sedang mengawal pejabat. Atau
  kedua, mungkin memang sopir mobil CR-V menyalakan strobe light hanya ini
  berlaku sewenang-wenang di jalan.

  Saya buru-buru ambil jalur tengah, memberikan jalan untuk CR-V itu supaya
  saya tidak mengalami hal yang sama seperti Karimun dibelakang saya.

  Setelah CR-V melewati saya, baru saya tahu bahwa ternyata CR-V ini tidak
  sedang mengawal pejabat. Jadi memang sopirnya berlaku arogan di jalan
  saja.

  Yang membuat saya heran adalah, pelat nomor mobilnya adalah pelat hitam,
  dengan nomor polisi B 8679 PB (saya sampai ingat pelat nomor mobilnya,
  karena sangat sebal dengan tindakan arogan sopirnya terhadap orang lain di
  jalan). Saya menjadi bertanya-tanya apakah memang diperbolehkan untuk
  menggunakan tiang bendera kecil dan strobe light pada mobil yang
  berpelat hitam?

  CR-V tersebut melaju dengan sangat kencang, menyalip kanan-kiri sampai
  akhirnya hilang dari pandangan.

  Beberapa menit berlalu, saya sekarang sudah semakin dekat ke Cibubur, saya
  baru saja melewati exit Pondok Indah.

  Beberapa saat kemudian, saya lihat CR-V yang sama ada berhenti di bahu
  jalan. Didepannya ada Honda City baru. Honda City tersebut parkir
  melintang didepan CR-V tersebut. Kelihatannya sepertinya CR-V tersebut
  dipaksa minggir/berhenti oleh City itu.

  Saya lihat pengemudi City sudah turun dari mobil dan berada di sisi sopir
  CR-V. Sopir CR-V duduk didalam mobilnya. Saya tidak tahu apa yang mereka
  lakukan. Kalau dugaan saya, sopir City mungkin sedang marah-marah kepada
  sopir CR-V karena sopir CR-V tersebut mengemudi dengan
  ugal-ugalan.

  Saya tetap melaju dan sekarang saya sudah mendekati exit Cibubur yang
  tinggal 1 km lagi. Saya ambil jalur kiri (jalur paling kiri, bukan bahu
  jalan).

  Dikaca spion kiri, saya lihat dikejauhan mobil hitam melaju dengan kencang
  sekali dibahu jalan. Saya duga mobil itu adalah mobil CR-V yang kabur
  dikejar City. Ternyata saya salah, karena ternyata itu adalah mobil Nissan
  X-Trail hitam yang sedang dikejar oleh CR-V hitam yang masih dengan strobe
  light yang dinyalakan dan lampu besar yang
  dinyalakan. Dugaan saya, sopir mobil X-Trail tersebut melakukan suatu hal
  yang tidak disukai oleh sopir mobil CR-V sehingga kejar-kejaran terjadi.

  Saya melaju sekitar 80-100 km/jam dijalur paling kiri tersebut (jalanan
  memang lagi kosong) dan dugaan saya, mereka (X-Trail dan CR-V) melaju
  dengan kecepatan sekitar 160 km/jam dibahu jalan, menyusul saya dari kiri.
  Saking kencangnya dan dekatnya mereka menyusul saya (perlu
  diingat, bahu jalan tidak lebar), mobil Fortuner saya bisa bergeser ke
  kanan (seperti terasa disusul oleh bus).

  Jelas ini merupakan pelanggaran lalu lintas yang dilakukan kedua mobil
  tersebut.

  Saya lihat mereka berdua mengambil exit Cibubur juga. Saya lihat pada saat
  sopir X-Trail membayar tol, sopir CR-V cepat-cepat turun dan
  menyampiri X-Trail. Sopir CR-V tersebut menendang-nendangi pintu bagian
  sopir X-Trail, lalu lompat ke kap mesin X-Trail. Loncat-loncat sebentar
  disana, lalu sopir CR-V tersebut lompat lagi ke atap X-Trail, juga
  loncat-loncat sedikit disana. Sopir CR-V tersebut lalu turun, menendang
  pintu bagian sopir X-Trail.

  Setelah puas menghukum/membalas dendam/merusak mobil orang lain, sopir
  CR-V tersebut masuk kembali ke mobil. Sopir X-Trail tidak melakukan
  apa-apa, hanya diam dimobil. Saya tidak tahu apakah sopir X-Trail itu
  takut/kaget sehingga tidak melakukan perlawanan apa-apa, atau mungkin
  sopir CR-V itu memiliki senjata (yang tentunya tidak bisa saya lihat,
  karena dari posisi mobil saya yang sedang antri karcis, saya tidak bisa
  melihat apakah ada senjata yang diselipkan dicelana atau tidak).

  Saya lihat sopir CR-V ketika berjalan kembali ke mobil CR-Vnya mempunyai
  tinggi sekitar 165 cm, memakai kacamata hitam, rambut agak pendek (namun
  tidak cepak) dan berkulit sawo matang.

  X-Trail lalu menuju kearah Cileungsi, dan CR-V masuk tol lagi kearah
  Bogor. Jadi sepertinya CR-V tersebut mengambil exit Cibubur, hanya untuk
  merusak/menghakimi X-Trail itu.

  Terlepas dari apa salah X-Trail terhadap CR-V, saya rasa tidak benar untuk
  merusak properti/mobil orang lain. Apabila ada perselisihan, lebih baik
  panggil polisi dan selesaikan didepan polisi, secara hukum. Negara kita
  memiliki hukum yang pasti bukan hukum rimba.

  Kalau dari apa yang saya lihat, saya mengambil pendapat bahwa CR-V
  tersebut sangatlah arogan dalam berkendara dijalan raya. Ada dua pesan
  saya terhadap CR-V hitam B 8679 PB tersebut.

  Bagi yang mengemudikan CR-V tersebut pada kejadian diatas, mohon lebih
  sabar dalam berkendara. Tata krama tetap harus dijaga. Tindakan arogan
  hanya akan mencelakakan diri sendiri dan orang lain. Seluruh warga negara
  memiliki hak yang sama. Bukanlah tindakan terpuji, dengan
  bermodalkan strobe light dan tiang bendera didepan lalu berlaku
  semena-mena terhadap orang lain dan lalu merusak properti orang lain.

  Jika pemilik mobil CR-V tersebut bukan yang mengemudikan mobil itu pada
  saat kejadian tersebut, mohon kiranya menghukum sopir yang mengemudikan
  CR-V pada saat kejadian tersebut. Hukuman perlu untuk membuat efek jera.

  Bagi yang mengenal sopir/pemilik mobil CR-V dengan pelat nomor B 8679 PB
  tersebut, mohon diingatkan bahwa berlaku arogan tidak ada positifnya.
  Buatlah pemilik/sopir mobil CR-V tersebut malu sehingga tersadar, bahwa
  apa yang dilakukannya salah dan bukanlah sesuatu yang hebat. Rasa malu
  memang perlu kadang-kadang untuk membuat kita tersadar dan kembali ke
  jalan yang benar.

  Bagi para pengguna jalan sekalian, memang masih banyak orang yang tidak
  berperikemanusiaan, tidak berpendidikan (pendidikan hati bukan
  pendidikan formal), arogan dan tidak bersopan santun dijalan. Atas hal
  ini, kita memang musti hati-hati dalam berkendara dijalan dan lebih sabar.
  Jangan terpancing untuk melakukan sesuatu yang akan kita sesali.

  Mohon kiranya bantuan dari teman-teman sekalian untuk menyebarluaskan
  e-mail ini, agar dua tujuan dari tulisan ini (seperti yang saya sebutkan
  diawal e-mail ini) dapat tercapai.

  Hormat saya,

  Jeffrey

  






--
http://lenterahati.wordpress.com

--------------------------------------------------
Berhenti (Quit):  [EMAIL PROTECTED]
Arsip milis:  http://groups.yahoo.com/group/smun65
Arsip Files:  http://groups.yahoo.com/group/smun65/files
Website: http://smun65.blogspot.com
Friendster: [EMAIL PROTECTED]
    - http://www.friendster.com/profiles/smun65
360 Yahoo!: http://360.yahoo.com/smun65jkt
--------------------------------------------------




SPONSORED LINKS
Middle school education New york school education Graduate school education
Home school education School education in california High school education


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke