Kanjeng Ratu Kidul adalah Retno Suwidi 

Nama Parangtritis, kiranya sudah tak asing lagi bagi masyarakat 
Yogyakarta. Bahkan, banyak orang datang ke Parangtritis untuk 
berbagai tujuan, 

hingga selama satu tahun tak terhitung banyaknya orang yang datang 
ke sana. Di Parangtritis, ternyata tak cuma pantai. Ada pula gua-
gua. 

Di gua-gua itulah orang bertapa. Termasuk, Van der Plass, seorang 
Belanda yang gemar bertapa di gua untuk mempelajari ilmu kejawen. 
Banyak 

orang mencari ketenangan di Parangtritis, tetapi banyak pula orang 
yang memperoleh pengalaman spiritual. Mbah Parno, salah seorang 
sesepuh Parangtritis, yang nama aslinya Budhiasih Suparno BA, juga 
memiliki pengalaman spiritual.

MENURUT Mbah Parno, Parangtritis mengandung arti suatu tempat yang 
berbentuk menyerupai rumah berdinding batu karang setinggi rumah. 
Dari bagian batu karang yang menyerupai atap itu memercik air terjun 
ke pelimbahan. Ini sesuai dengan arti kata Parangtritis itu. Parang, 
artinya kaki bukit kapur yang terjal. Tritis artinya air terjun dari 
atap rumah, terutama bila hujan turun. "Di Parangtritis masih tampak 
mata air yang keluar dari celah-celah batu karang, memijar mengalir 
ke atap gua berbentuk air hujan sepanjang masa. Sehingga, taburan 
uapnya menyejukkan udara sekeliling," jelasnya.

Di masa lalu, banyak orang mandi langsung dengan berdiri di tritis 
itu dan badan menjadi segar seperti dipijat-pijat. Selain itu, 
banyak pula orang bertapa untuk memohon inspirasi dari Tuhan.

Hingga kini, nama Parangtritis tersohor. Banyak yang menaruh 
kepedulian. Banyak tempat keramat di Parangtritis. Sehingga, selain 
ada yang datang berekreasi juga ada yang bertujuan mempertebal 
kepercayaannya pada Tuhan, misalnya dengan semedi atau sesaji. Ada 
yang percaya bahwa Gua Langse yang terletak di sebelah tenggara 
Parangtritis itu tempat Nyai Roro Kidul, Dewi Nawangwulan, Dewi 
Nawangsih dan Syeh Maulana Maghribi. "Saya mendengar cerita itu 
sewaktu masih kecil sehabis ujian Sekolah Rakyat," katanya. Lalu, 
Mbah Parno kecil ini menginap di Gua Langse tiga malam tiga hari 
tidak makan dan tidak minum.

"Saya mandi di gua itu tengah malam lalu berdoa memohon agar lulus 
dan memperoleh kesempatan meneruskan sekolah," tuturnya. Sehabis 
berdoa, keluar gua. Duduk bersandar batu karang sambil menatap wajah 
rembulan. Berjam-jam, hingga sekitar pukul 04.00 pagi lelap 
tertidur. Sewaktu tidur, melihat wajah rembulan itu seorang guru 
wanita cantik berpakaian kebaya, tersenyum dan melambaikan 
buku. "Saya terkejut. Lalu malam berikutnya saya pulang, karena 
merasa lapar dan letih," katanya.

Ternyata dia lulus dan bisa masuk SLTP gratis dan selalu mendapat 
hadiah alat tulis. Bahkan menjadi bintang kelas ketika sekolah di 
Sekolah Guru Atas (SGA).



PENYAIR Ragil Suwarna Pragolapati, hilang di Bukit Semar, 
Parangtritis, sekitar tahun 1989. Hingga kini tak ada orang tahu. 
Sudah meninggal atau masih hidup. Tetapi, kenyataan ini menunjukkan 
adanya hal gaib di Parangtritis. Ada sesuatu yang tak bisa disentuh 
oleh manusia biasa.

Banyak orang datang untuk mandi. Menurut Mbah Parno, yang paling 
sering mandi di Parang Wedang adalah Sri Sultan HB VII dan 
dilanjutkan dengan mesanggrah di Balai Kencur Parangtritis. Parang 
Wedang ini memang dikenal mempunyai khasiat, yakni sebuah sumber air 
panas di lembah kaki Bukit Sentana yang jaraknya sekitar 200 meter 
dari Pasanggrahan Balai Kencur Parangtritis ke arah barat. Menurut 
Mbah Parno, nama Parang Wedang ini berasal dari kata parang yang 
artinya lereng bukit terjal berbatu dan wedang yang artinya air 
panas atau air yang dimasak. "Air panas di sini mencapai 50 derajat, 
sehingga dinamakan Parang Wedang," jelasnya.

Pada awalnya diketemukan kubangan di tengah semak rerumputan. Karena 
airnya panas, banyak orang senang mandi di situ. Khasiatnya, bisa 
menyembuhkan penyakit kulit, gatal-gatal atau gudig. Bahkan rasa 
pegal atau linu tulang pun bisa hilang. Dari sejak ditemukan hingga 
sekarang ini, banyak orang berduyun-duyun, apalagi semakin terbukti 
khasiat itu. Pada masa pemerintahan Sri Sultan HB VI, parang 
tersebut kemudian diberi atap dan dipasang pagar keliling, sehingga 
lebih spesifik tempatnya. Dan, ini semakin menambah gairah orang-
orang untuk datang.



MEMANG, bicara soal Parangtritis, tak cuma pantai dan parang untuk 
penyembuhan, tapi masih banyak daya tarik lain. Mbah Parno misalnya, 
sangat fasih bercerita tentang Parang Endog, Kedung Kalen Pepe. 
Dusun Pamancingan, Parang Kusuma, lalu upacara labuhan. Selain itu, 
ada kisah Laut Kidul karena di Parangtritis itu dipercaya ada 
Keraton yang dihuni Kanjeng Ratu Kidul.

Keraton ini, menurut pengalaman spiritual Mbah Parno, adalah istana 
yang sangat indah sebagai kerajaan makhluk halus. "Tempatnya di 
dasar samudera," jelasnya. Karena itu, orang Jawa menyebutnya Segara 
Kidul.

Berdasar sumber dari Babad Tanah Jawi, Keraton Segara Kidul ini 
dibangun dengan pagar dan dinding emas, perak, mutiara dan permata. 
Menurut kepercayaan Ratu Kidul itu jelmaan dari puteri Raja 
Pajajaran. Raja Pajajaran itu dikenal dengan nama Prabu Munding 
Sari. Mempunyai anak perempuan bernama Retna Suwidi. Retna Suwidi 
ini gemar bertapa dan lebih mementingkan kerohaniannya. Menjelang 
dewasa, begitu cerita Mbah Parno, banyak raja melamar. Namun 
ditolaknya. Karena penolakannya itu sang ayah marah. Retna diusir 
dari kerajaan.

Dalam pengembaraan meninggalkan kerajaan, Retna Suwidi masuk hutan 
dan keluar hutan, hingga akhirnya menemukan tempat bertapa di Gunung 
Kombang. Setelah berhari-hari bertapa seorang dewa mendatanginya dan 
bertanya apa keinginan Retna Suwidi. "Saya ingin hidup sepanjang 
zaman," kata Retna menjawab pertanyaan dewa.

"Tak bisa orang hidup sepanjang zaman," kata sang dewa.

Tapi, kata dewa, Retna bisa hidup sepanjang zaman bila bersedia 
diubah menjadi makhluk halus. "Mau kamu diubah menjadi makhluk 
halus?" tanya dewa.

Ternyata bersedia dan sanggup. Maka, berubahlan Retna Suwidi menjadi 
makhluk halus, menguasai samudera sepanjang Pulau Jawa dengan nama 
Kanjeng Ratu Kidul. Sebab, ia menempati istana di Laut Selatan.

Pada saat itu datang lagi bidadari bernama Dewi Nawang Wulan, yang 
dikenal pula istri Jaka Tarub. Ia diusir dari kahyangan karena 
menikah dengan manusia. Ketika turun kembali ke bumi, ia mencebur 
Laut Selatan dan bertemulah dengan Kanjeng Ratu Kidul ini. Dalam 
pertemuannya itu, akhirnya Nawang Wulan diangkat menjadi Patih 
Keraton Segara Kidul dengan nama Nyai Riya Kidul. Dalam cerita 
berikutnya, ada pertemuan asmara antara Kanjeng Ratu Kidul dengan 
Panembahan Senopati, yang kemudian diceritakan keduanya memiliki 
putera bernama Raden Rangga.

Kiranya, cerita-cerita misteri dan supranatural itulah yang 
menghidupkan Parangtritis. Hingga kini, masih banyak orang 
mempercayainya. Bahkan banyak pula orang yang ingin membuktikan 
seperti apa kebenarannya. Mbah Parno yang tinggal di Parangtritis 
pun tahu bahwa Parangtritis tak cuma memiliki pesona keindahan, tapi 
juga spiritual. \Koran Merapi\








REKOMENDASI MILIS:
http://groups.yahoo.com/group/hatihatilah
http://groups.yahoo.com/group/relasimania
http://groups.yahoo.com/group/ebookmaniak
http://groups.yahoo.com/group/agromania
http://groups.yahoo.com/group/katasibijak
http://groups.yahoo.com/group/agromania
http://groups.yahoo.com/group/indogitar
http://groups.yahoo.com/group/sukasukamu
http://groups.yahoo.com/group/indowanted
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/sukasukamu/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke