On Sat, 15 Jan 2005 09:54:22 +0700, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > On Sat, 15 Jan 2005 11:48:06 +0900, baskara <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > Tidak pernah saya dengar ada pakar teori di bidang IT di Indonesia > > (atau mereka "low profile" semua?). > > Ada, namanya (alm.) Prof. Kudrat > Labnya beliau, dulu namanya Lab Teoritis, meskipun bukan di IT > tapi di EE. Tapi tetap ... teori. > Memang banyak yang menghindari masalah teori.
Tentang pembagian science jadi teori dan terapan, Ernest Rutherford bilang gini: "All science is either physics or stamp collecting." gak yakin saya salah mengartikan apa nggak. stamp collecting itu rada2 gak science, yg dilakukannya ngumpul2in yg sudah ada, bikin jadi bagus. Contohnya, software development. Ketika saya nulis code, menurut saya itu rada2 bukan science, makanya biasanya relatif gampang dan anak2 yg gak belajar science juga bisa melakukannya. Harusnya yg stamp collecting bukan jadi problem di Indonesia. Berapa banyak yg nulis software di Indonesia?? Ada 1 yg saya tahu, ebdesk. salut buat mereka. Kita hanya kumpulan fans kan (termasuk saya :) ). fans linux, mac, windows. fans latex, office, openoffice. ini bentuk baru dari penjajahan. digital imperialism. bahkan kebiasaan jari kita aja dijajah. saya biasanya bekerja di windows. pas coba pake mac, jadi kaku. geblek gak?? tangan gue juga di jajah. :) Kalaupun kita gak sanggup bersaing di physics, harusnya kita bisa bersaing di stamp collecting. kita punya 200 juta penduduk, bayangkan kalau 1 orang 1 line code, jadi 200 juta line code, microsoft juga bangkrut. hahahaha .. ngelanturrrrrrrrr ... -- Pakcik