On Tue, 18 Jan 2005 10:14:14 +0900, Pakcik <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Cool banget nih kalau jadi. applause untuk ITB. Jepang aja jarang yg > develope chip codec. Biasanya mereka beli dari luar. Satu yg pernah > saya terlibat dalam develope settop box nya, pake chip codec dari > http://www.sigmadesigns.com/ .
Hanya sekedar informasi, 2 tahun lalu Texas Instrument cabang Jepang sudah membuat firmware MPEG4 untuk DSP mereka. Codec chip memang kebanyakan bukan buatan Jepang sendirian, apalagi MPEG4/H.264. > Saya pernah ikut develope software codec Mpeg2 dan susah banget. Jadi > kalau mpeg4 ini jadi, cool banget lah. Software codec ini maksudnya membuat software untuk encoder/decodernya? Atau software untuk mendesign MPEG2 chip? MPEG2 encoder dengan hanya berbasis software memang kurang optimal (terlalu lamban). Kalau mau membuat dari 'scratch', tidak begitu susah kalau tanpa memperhitungkan kinerja di 'motion compensation' dan DCT-nya. Algoritma motion compensation yang paling gampang bisa memakan waktu 60% dari total proses encoding (pengukuran saat saya membuat H.261 encoder). > Trus yg tentang mpeg-4, kenapa gak h.264 aja? Market kecenderungannya > cari H.264 sekarang, karna gak jelasnya mpeg4. Masalah keras kepalanya > microsoft dan produsen yg lain. Dan produsen H.264 juga masih sedikit. > Saya pernah minta pricing list dari produsen H.264 di Jepang, mereka > gak mau kasih, katanya softwarenya belum jadi. MPEG4 dan H.264 itu sebenarnya sama saja. Badan yang membuat standarnya berbeda, tetapi orang-orangnya itu-itu juga. Algoritma di dalamnya memang ada yang berbeda, tetapi tidak begitu penting. H.264 ditujukan untuk audio-visual communication, seperti telephony, dan webcam. MPEG4 juga masih menyimpan masalah-masalah di hak paten dan "keras kepala" itu tadi sehingga muncul implementasi yang berbeda-beda. Satu decoder tidak kompatibel dengan decoder yang lain. Output dari Xvid (yang katanya menggunakan MPEG4 standard) tidak bisa dibuka di QuickTime player misalnya.