----- Original Message ----- From: "Ariya Hidayat" <[EMAIL PROTECTED]> To: <teknologia@googlegroups.com> Sent: Wednesday, September 14, 2005 9:55 AM Subject: [teknologia] Re: Tentang OOP
> Saya belajar memrogram mulai dari bahasa BASIC, sempat kenal FORTRAN, > PASCAL, jatuh cinta ke Assembly dan C, tapi kemudian mentok ketika belajar > OOP (C++, Java). Apakah masalah umur atau intelegensi atau malas berperan > besar disini? Atau memang ada barrier yang cukup tinggi ketika kita sudah > sangat terbiasa dengan non OOP kemudian belajar OOP? Yang namanya belajar konsep baru, pasti ada "learning curve". Saya sendiri beranggapan OOP (atau PBO) itu adalah "logical choice" untuk meningkatkan kualitas program (tapi ini bukan korelasi mati) [1]. Karena prinsip inilah dulu saya memaksa diri untuk menggeluti OOP. Belakangan yang menjadi "logical choice" itu adalah design patterns, dokumentasi API, valgrind-friendliness, dan unit tests. Tentu saja YMMV. -- [1] yang bahaya adalah kalau secara membabi-buta mengimplementasikan OOP di semua tempat. -------------------- Selama ini saya membagi paradigma berorientasi obyek menjadi dua arah: OO-A (Analisis) lalu OO-P(Programming). OO-P seharusnya diawali dengan OO-A. Tapi OO-A tidak harus diimplementasi secara OO-P. OO-A itu digunakan untuk menghandle kompleksitas masalah sehingga masalah yang kompleks bisa secara sistematis dimengerti. Persoalan pada akhirnya diimplementasi dengan bahasa OOP (yang memiliki fasilitas yang berkorespondensi 1-1 dengan analisisnya) atau tidak, itu persoalan lain lagi. Ada komentar? Salam Ary